2

706 91 12
                                    

~10 tahun kemudian~

Di suatu pulau antah berantah, terlihatlah seorang pemuda yang lumayan tampan sedang mengejar seekor binatang besar di pulau tersebut. Binatang itu sebenarnya sangatlah ganas, namun entah kenapa dia malah takut dengan pemuda yang mengejarnya itu.

"Ooii, jangan lari begitu lah. Biarkan aku memeluk mu tuk terakhir kalinya" Ujar pemuda itu terus mengejar binatang besar tersebut.

Melihat pemuda tersebut tidak berhenti mengganggu binatang malang itu, seorang pria tua yang ada di situ menegur pemuda tersebut.

"Berhenti mengganggunya. Pelukan mu seperti neraka bagi binatang malang itu" Tegur pira tua itu kepada pemuda tadi.

Pemuda tampan itu akhirnya berhenti dan merengek ke pria yang menegurnya. "Heee, padahal aku akan berpisah dengannya, sensei"

"Hh. Baginya dengan kepergian mu dari pulau ini merupakan surga yang dia idamkan, tau. Sudah sana, berkemas lah" Balas sang guru kepada pemuda itu.

"Haaah, ya sudah"

.

.

.

~Beberapa saat kemudian~

.

.

.

"Sudah semuanya, nak?"

"Iya, sudah semuanya sensei, gak ada yang ketinggalan lagi"

"Ok, mari kita ke kapal"

"Tunggu sebentar sensei, aku mau menyampaikan salam perpisahan kepada mereka"

Setelah mendengar permintaan muridnya itu, sang guru menunggu di belakang pemuda tersebut.

*ambil nafas* "Sampai jumpa, Tama, Kuro, Jambrong, Samsul, Kiko, Burrito, Ta- buhaak"

"Mau sampai kapan kau menyebut nama mereka satu persatu, persingkat saja, bodoh" Ucap sang guru setelah memukul kepala sang murid.

"Uuhkk, sakiiit. Iya-iya ku singkatin. Semuanya, selamat tinggal. Jangan rindu dengan ku ya. Rindu itu berat, biar aku saja, hihihi"

Setelah mengatakan salam perpisahan tadi. Merekapun pergi dari pulau itu dan berlayar ke kampung halaman pemuda tampan tadi.

.

.

.

~Skip taaaaimu~

.

.

.

Setelah beberapa hari berlayar, akhirnya mereka berdua sampai di kampung halaman sang pemuda. Dengan senangnya pemuda itu melompat ke daratan sambil membawa barang-barang nya.

"Yosh, akhirnya sampai di rumah juga. Yahhoooo"

Pemuda itu pun berbalik dan berbicara kepada gurunya.

"Terimakasih tumpangannya sensei. Dan terimakasih banyak juga telah menjadikan aku sebagai murid mu dan mengajarkan ku berbagai hal selama 10 tahun ini. Aku Tidak akan melupakan jasa mu, sensei" Ucap pemuda itu sambil membungkuk hormat ke pria tua tersebut.

"Ou, tak usah dipikirkan. Gunakan pelajaran yang kuberikan padamu sebaik mungkin ya, dan jangan sampai kau kehilangan kendali. Kalau begitu aku pergi dulu"

"Ya, aku mengerti. Sampai jumpa lagi, sensei" Ucap sang pemuda sambil melambaikan tangannya kepada gurunya itu.

Setelah kepergian guru tercinta, pemuda itu mengambil barang-barangnya dan berlari ke rumah yang sangat dia rindukan.

My Lovely Blondie (One Piece Reader Inside) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang