6 || Kesepakatan

2.2K 402 41
                                    

Jangan lupa vote + comment!

Chapter ini bakal serius *dikit*

[Author POV]

"Jadi apa aja yang mau kita sepakati hari ini?"

Cowok berponi miring itu menegakkan sandarannya dan menatap tajam cowok sipit di depannya. Begitu juga dengan Suna yang merasa dirinya harus bersikap serius kali ini.

"Sebelumnya kita kenalan dulu dong. Gue Suna, kelas 11 IPS 2. Di samping gue, si kembar Samu sama Tsumu, sekelas sama gue. Kalau dua bocah prik itu, Noya sama Tanaka, mereka anak 11 IPA 3." 

Shirabu mengangguk. "Kalo kita gak usah perkenalan, juga kalian udah pada kenal, ya kan?" Tanya cowok itu yang dibalas anggukan oleh Suna. 

"Tahu, Akaashi - bendahara yang doyan minum kuah popmie sambil lihat sunset. Mai - sekretaris yang hobi stalking akun cogan plus bucin Manurios. Shirabu - ketua OSIS yang sering nyolong wifi sekolah buat non-"

"Oke, cukup. Lo udah cukup kenal kita." Shirabu memotong cepat ucapan Suna. Ia yakin, apabila cowok sipit itu melanjutkan perkataannya, maka dipastikan harga dirinya akan melayang saat itu juga.

"Pffft." Terushima, Futakuchi, dan juga Mai mati-matian menahan tawanya melihat ketua mereka gelagapan.

"Lo tahu dari mana hal se-privasi itu?" (Name) terbangun dan bertanya. Dia tahu, hal yang baru saja Suna hampir beberkan tentang Shirabu adalah hal yang benar-benar rahasia dan tidak banyak yang tahu. Cowok sipit itu tersenyum miring.

"Retoris. Harusnya lo sudah tahu kalau gua admin lambe yang notabene mengorek informasi pribadi adalah keahlian gua," Jawab Suna. Pertanyaan itu sangat klise, terlalu mudah untuk dijawab.

"Dengan kedudukan OSIS yang cukup berpengaruh sekolah ini, kenapa lo gak pernah post gosip tentang kita? Gue yakin, berita tentang kita bakal menguntung besar buat lo." (Name) menodong Suna dengan rentetan pertanyaan.


Lagi-lagi pertanyaan klise 


Tapi cowok admin lambe itu harus berhati-hati menjawabnya.


"Lo mau jatuhin image OSIS di depan satu sekolah? Hella, gua gak segila itu. Dan lagi, itu hak gue buat nentuin apa yang mau gua sebar dan OSIS gak punya hak apapun buat gugat keputusan gue." Jelas, singkat, padat, begitulah Suna. Tak ingin bertele-tele menyampaikan pendapatnya dan membungkam lawan bicaranya.

(Name) terdiam sebentar memahami cowok di depannya. Misterius, kesan pertama yang ia dapat setelah bertemu dengannya hari ini atau lebih tepatnya kemarin saat meneduh di Warbinah.

"Lalu apalagi yang mau kita bahas? Gua tahu lo bakal minta sesuatu ke kita sampai lo berani terima undangan kita buat ketemu." 

Suna tersenyum miring. "Kerja sama, gimana? Asal lo tahu, lambe turah bukan sekedar akun biasa yang nge-spill gosip se antero sekolah." 

Seluruh anggota inti OSIS terdiam kecuali Terushima dan Futakuchi yang diam-diam asik mabar dengan Noya, Tanaka, dan Tsumu. Ingin rasanya daku mengumpati mereka.

"Coba jelasin kerja sama apa yang lo maksud," Titah Shirabu mengendikkan dagunya ke depan.

Suna menghela napas. "Lo cuma perlu biarin gua bergerak bebas tanpa kekangan sedikit pun. Dengan gitu, kita impas. Gua gak mau, organisasi gue dianggap perkumpulan ilegal yang harus kalian hapus."

Shirabu mengangguk-angguk. "Terus, penawaran lo buat kita apa?"

"Gua siap bantu lo entah itu masalah dokumentasi, komunikasi, ataupun informasi. Anggap aja gue sebagai tangan kanan rahasia OSIS. Gimana?"

Hey, Babe | Suna RintarouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang