~8~

1K 82 2
                                    

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.


Risku pulih setelah 5 hari dirawat di rumah sakit, hari ini dia sudah boleh pulang. Keadaannya juga sudah lebih baik dari sebelumnya. Tentu saja dokter Rama membolehkannya pulang dengan banyak syarat yang harus Risku penuhi.

Sarel sengaja memulangkan Risku saat jam pulang sekolah. Bukannya apa, dia sangat sibuk dan tidak bisa mengantarkan adiknya itu pulang, jadilah dia meminta bantuan teman-teman Risku untuk mengantarkan Risku pulang. Sekaligus menemaninya di rumah sampai Sarel pulang nanti.

Disinilah Risku sekarang. Ia pulang bersama dengan Dinda, Salsa, dan Akbar. Akbar yang mengemudi dengan Salsa yang duduk di sampingnya. Sedangkan Risku dan Dinda duduk di belakang.

"Kalian kenapa di dalam mobil pakai topi? Mobil gue ga bocor loh," tanya Akbar sambil tetap fokus mengemudi.

Aneh memang, Risku memaksa Dinda memakai topi couple yang ia beli untuk mereka waktu itu. Dinda dengan pasrah mengikuti kemauan Risku.

"Pengen aja," jawab Risku singkat. Ia masih dengan nyaman menidurkan kepalanya di pundak Dinda.

Setelah itu mobil kembali hening. Dinda yang biasanya cerewet juga diam saja dari tadi. Bahkan dari setelah kejadian mengerikan yang ia lihat dan juga fakta yang dengar dari Salsa waktu itu. Dinda menjadi lebih pendiam dan irit bicara.

Salsa yang dari tadi memperhatikan Risku jadi sedikit khawatir. Pasalnya muka Risku juga masih sangat pucat. Suaranya juga memberat seperti orang yang susah bernafas. Bahkan Salsa sempat uring-uringan saat mengetahui bahwa Risku benar-benar pulang hari ini, ia memaksa agar Risku lebih lama berada di rumah sakit, sampai keadaannya benar-benar baik. Tapi bukan Risku namanya kalau tidak keras kepala.

Dokter Rama selaku orang yang menangani Risku dari Risku kecil juga paham, Risku akan stres jika terlalu lama berada di rumah sakit, dan itu tidak baik untuk kesehatannya. Maka dari itu ia mengizinkan Risku pulang.

🖇️🖇️🖇️🖇️🖇️

Tidak lama mobil Akbar sudah berada di depan gerbang besar rumah keluarga Risku. Dia membunyikan klakson supaya satpam segera membukakan gerbang.

Tok tok

Pak Anton yang tidak pernah melihat mobil Akbar mengetuk kaca mobil itu pelan. Memastikan siapa sang pemilik mobil.

"Pak tolong bukain ya," bukan Akbar tapi Risku yang berucap.

"Mas Risku? bapak kira siapa," pak Anton sedikit terkejut saat mengetahui kalau ternyata tuan mudanya lah yang berada di kursi belakang. Dengan cepat ia mengangkat tangan, memberi isyarat kepada Tomi teman satpamnya untuk membuka gerbang.

Di rumah ini memang ada 2 satpam, tapi khusus pak Anton biasanya juga menjadi supir jika ada yang mau bepergian. Ada tukang kebun yang datang setiap hari, juga pegawai lain yang membersihkan rumah. Tugas mbak Indah hanya memasak dan mengurus hewan peliharaan Risku. Semua pegawai tidak ada yang tinggal kecuali pak Anton, sisanya pulang ke rumah masing-masing.

"Makasih pak." Ucap Akbar saat gerbang terbuka. Ia segera melajukan mobilnya memasuki halaman luas rumah Risku.

Ini bukan pertama kali akbar kesini. Tapi ini pertama kali Akbar kesini menggunakan mobil ini.

Dan memang satpam di sini harus menanyai siapa saja yang akan masuk ke rumah. Kecuali jika mereka sudah kenal dan hapal terhadap orang tersebut.

Akbar segera memarkirkan mobilnya di halaman depan, menarik rem tangan, lalu mematikan mesin. Tidak lupa ia membuka bagasi belakang untuk mengeluarkan barang-barang Risku. Hanya sedikit baju kotor, dan buah-buahan yang dibelikan Tegar saat ia berkunjung kemaren malam.

my freak brotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang