NOHUJAT-HUJATCLUB
HAPPYREADING:V
.
.
.Flashbackon (istirahat ke dua)
Jam istirahat kedua, Risku sudah berada di mushala, hari ini bagian piket mushala Risku untuk adzan dzuhur. Selesai adzan Risku shalat sunnah, Tegar di sampingnya.
Shalat dzuhur selesai, siswa dan siswi memasang sepatu mereka masing masing, kemudian pergi ke kelas. Risku dan Tegar ke kantin, perjalanan dari mushala menuju kantin dilakukan dengan lomba lari, yang kalah traktir. Tegar awalnya jelas menolak keras, tapi Risku dengan keukeuh memaksa.
Akhirnya pasrah saja ia menurut.Mereka mulai berlari ke arah kantin, tapi Risku yang bego berlari sambil merem, gatau tujuannya apa.
Brakkk
Nah Loh nabrak
"Kalau jalan itu pakai mata, ga sopan kamu nabrak-nabrak saya." Pak Roy yang baru keluar dari lab ipa roboh saat tiba-tiba ada yang menabraknya. Dia mengelus bokongnya yang dengan tidak etis mencium tanah. Melihat siapa pelaku penabrakan membuat dia semakin kesal.
"Aduh maaf pak, saya tadi lari bukan jalan, saya lari pakek kaki loh pak, bukan mata, tadi saya merem." Risku berusaha membantu berdiri tapi tangannya ditepis kasar oleh pak Roy.
"Ga jelas kamu, mood saya jadi makin hancur gara-gara kamu. Karena kamu lari-larian dan nabrak saya, kamu saya hukum lari keliling lapangan 10 kali." Ini bukan masalah yang bisa disangkut pautkan dengan hukum-menghukum, tapi pak Roy melakukannya.
Tegar yang awalnya sudah hampir sampai lebih dulu berbalik lagi saat mendengar suara jatuh yang lumayan keras, mengira Risku yang terjatuh, "Maaf nih pak, tapi kan temen saya ga sengaja, lagian dia udah minta maaf kok." Sebagai teman yang baik ia tidak terima Risku dihukum.
"Lu tadi merem kenapa sih ku? Kelilipan?" Tanyanya bisik-bisik.
"Nggak kok, ada sesuatu tadi, makanya gue merem." jawab Risku jujur.
Mendengar itu, Tegar langsung merengut kesal. "Elu sih aneh, jadi dihukum kan."
"Heh. Kok malah bisik-bisik, kamu juga Tegar, cepat ikut lari temani Risku."
Tegar pun semakin marah. Rasanya ia ingin menelan pak Roy bulat-bulat sangking sebalnya. Kenapa dia jadi ikut dihukum.
"Lah, kenapa saya jadi ikutan dihukum?" Tanyanya heran.
"karena kamu temen Risku, saya ga suka."
"Dih aneh." Risku yang mendengar itu tidak terima.
"Gabisa gitu dong pak, saya ga salah apa-apa kok ikut di hukum. Lagian ini udah jam pelajaran, saya mau ke kelas."
Tegar segera menarik tangan Risku, berniat kabur.
Namun sial rencananya tidak berjalan mulus karena pak Roy malah menarik kerah belakang mereka berdua.
"Eh pak pak apaan sih, lepasin pak," mereka meronta-ronta.
"Saya tau kalian mau ke kantin. Udah cepet lakuin hukumannya atau ga bapak tambah hukuman kalian." Mereka berdua langsung terdiam.
"Oke, lapangan volly kan pak?"
Tanya tegar."LAPANGAN SEPAK BOLA, SEKARANG."
Risku dan Tegar langsung berlari tapi sambil ngedumel. Mereka kena azab karena bolos ke kantin setelah shalat dzuhur.
"Ku, kalo ga kuat udah gausah, kita kabur aja." Lirih Tegar saat mereka sudah jauh dari pak Roy.
"Lagian tuh guru berani bener ngehukum kita. Ga takut dipecat apa ya," lanjutnya terheran-heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
my freak brother
Novela Juvenil"Kenapa ngerokok? katanya sakit."-Dinda "Biar cepet mati."-Risku Risku Aditya Bima, lelaki tampan dengan segala luka, kesedihan dan keabsurdannya. Tak ada yang paham isi otaknya, tak ada yang mengerti dengan isi hatinya, kecuali dia yang mengutarak...