열셋

1.6K 319 36
                                    

"Selamat tinggal."

Tubuh Junkyu kaku. Ia hanya mampu memejamkan matanya erat.

Tring...

Tepat saat itu, bunyi pedang saling  beradu terdengar. Merasa tak ada benda tajam yang menyentuh lehernya, Junkyu membuka matanya.

"Y-Yoonbin!", pekik Junkyu melihat Yoonbin saat ini berdiri di hadapannya dengan pedang yang terarah pada Noa.

Tangan kiri Yoonbin menarik Junkyu untuk berlindung di belakangnya.

"Kenapa kau ikut campur?", Noa menggeram kesal.

"Aku tidak ikut campur, tapi tugasku memang melindungi Junkyu.", Yoonbin berucap datar.

Junkyu yang berdiri di belakang Yoonbin mengernyitkan alisnya.

Apa maksud Yoonbin?
Pikirnya.

"Serahkan dia padaku.", Noa sedikit meninggikan nada bicaranya.

"Tidak akan.", tolak Yoonbin.

"Kau tidak mengerti! Aku harus membunuhnya.", Noa berujar frustasi.

"Tidak akan kubiarkan kau menyentuh Junkyu."

"Kalau begitu aku harus melakukannya dengan paksa."

Setelah itu Noa mengangkat pedangnya, ia mulai menyerang Yoonbin.

Junkyu tersentak kaget begitu mendengarkan suara pedang beradu.

Yoonbin mendorong Junkyu menjauh setelahnya ia meladeni Noa.

Keduanya pandai menggunakan pedang. Pertarungan sengit mereka terlihat seimbang.

Junkyu menatap takut keduanya.

Bagaimana mungkin ia melihat kedua temannya sedang saling bertarung.

Tidak ini pasti mimpi.

Junkyu berusaha meyakinkan dirinya ini hanyalah mimpi.

"Ini tidak ada hubungannya denganmu! Jangan menghalangiku!", teriak Noa.

"Tidak akan kubiarkan kau membunuhnya. Aku akan melindunginya."

"Kau tidak mengerti! Kalian yang sejak awal terlahir sebagai penduduk asli tidak akan pernah mengerti!"

Tring... trang...

Suara pedang saling bersentuhan kembali terdengar nyaring di tengah hutan.

Junkyu panik.

"H-hentikan...", lirih Junkyu, namun suaranya terlalu kecil untuk didengar.

Junkyu menutupi kedua telinga, sedikit membungkuk karena ketakutan.

Melihat anggota yang saling bertengkar itu sudah biasa. Tapi ini, melihat temannya saling beradu pedang? Apalagi pedang itu asli. Salah satu langkah saja entah jari siapa bisa terpotong.

Junkyu tidak pernah selemah ini. Lututnya lemas dan ia terduduk di atas tanah.

Noa dan Yoonbin masih terus mengadukan pedang mereka, hingga akhirnya keduanya terdiam dengan posisi pedang masing-masing berada di leher lawannya.

"Kau! Seharusnya kau tak usah ikut campur.", ucap Noa.

"Tinggalkan Junkyu sendiri.", balas Yoonbin.

"Aku harus membunuhnya! Hanya dengan itu aku bisa bersama Raesung! Kalian tidak tahu betapa sengsaranya diriku menjadi pengawal pangeran yang bahkan juga tidak diakui di istana mereka sendiri! Lebih-lebih aku yang hanya seorang pengawal berdarah Jepang! Kalian menginjak-injak kami, seluruh harga diri kami. Hanya karena kami berada di negeri kalian, kalian mengangap kami rendah seperti hewan ternak!", teriak Noa.

[✔] Into The Unknown [Kim Junkyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang