일곱

2.6K 401 53
                                    

Hampir seminggu Junkyu tinggal di istana, mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan para pangeran. Tapi ia tentu tidak lupa denga misi awalnya. Masalahnya, ia belum menemukan wanita yang dicarinya selama ini.

Kini ia duduk dan memangku dagunya di atas meja. Ia duduk di paling belakang kala para pangeran sedang menerima pelajaran dari seorang guru di depan sana yang tak lain adalah Junmyeon.

Junmyeon mengajarkan syair pada para pangeran saat ini. Namun matanya tak dapat teralihkan dari Junkyu, putranya. Terlihat jelas Junkyu sedang memikirkan sesuatu karena alisnya bertaut dan bibirnya mengerucut. Kalau Junkyu muridnya sudah pasti Junmyeon akan memarahinya. Sayangnya Junkyu hanya menemani para pangeran saja saat ini.

Setelah waktu belajar mereka selesai, Junmyeon menghampiri Junkyu dan menunjukkan raut khawatirnya.

"Bagaimana kabarmu seminggu ini?", tanya Junmyeon.

"Lumayan... aku belum menemukann- akh... baik, aku baik.", Junkyu segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Junmyeon cukup tahu tabiat Junkyu. Ia menghela napas pelan.

"Kalau ada sesuatu yang mengganggumu kau boleh cerita padaku. Jangan menyembunyikannya sendiri. Kau kira aku tidak tahu ada yang sedang mengganggu pikiranmu?", ia mengusak surai Junkyu.

Junkyu menunduk malu pada Junmyeon.

"Aku juga ingin menceritakannya, tapi... mungkin tidak sekarang.", ucap Junkyu.

Ia mendapatkan usapan kecil di kepalanya. Ketika ia mengangkat wajahnya, matanya bertemu dengan wajah Junmyeon yang tersenyum lembut.

"Pelan-pelan saja. Kau bisa menceritakannya kapan pun kau mau. Aku akan selalu ada.", ucap Junmyeon. Junkyu membalas senyuman Junmyeon.

"Gomawoyo, abeonim."

~

Sore ini kegiatan para pangeran telah selesai, yang berarti waktu kerja Junkyu juga sudah selesai. Ia kini berjalan mengelilingi istana, berusaha mencari seseorang. Ia melangkah kecil dan menyelinap kesana kemari. Junkyu seperti seekor tikus tanah yang muncul dari satu lobang ke lobang lainnya.

"Ehem... apa yang sedang kau lakukan?", Junkyu melompat kecil karena terkejut.

"Y-Yoshi... ah maaf wangjanim, anda membuatku terkejut."

"Hehe mianhae... apa yang kau lakukan?", tanya Yoshi lagi.

"Aku sedang mencari seseorang.", ucap Junkyu. Ia sedang bersembunyi di balik semak yang akhirnya diikuti oleh Yoshi karena ia penasaran dengan orang yang dicari Junkyu.

"Tapi ini tempat para dayang.", ucap Yoshi.

"Eo, makanya aku ada disini.", Junkyu berujar tanpa mengalihkan pandangannya dari arah dapur tempat para dayang sedang sibuk melakukan pekerjaan mereka.

"Siapa yang kau cari?", tanya Yoshi lagi.

"Seorang wanita cantik dengan tahi lalat tipis di bawah bibirnya.", ucap Junkyu. Matanya masih sibuk meneliti satu per satu wajah para dayang yang jelas tidak akan dapat membuatnya melihat tahi lalat tipis itu.

"Maksudmu aku?", ujar Yoshi.

"Hah?", Junkyu segera berbalik dan memasang wajah 'apa-maksudmu' dengan alis yang berkerut dan mulut yang terbuka.

"Aku punya tahi lalat, disini.", ucap Yoshi sembari menunjuk tahi lalat di bawah bibirnya.

Junkyu memejamkan matanya dan menghela napasnya.

"Tapi anda bukan wanita, wangjanim...", Junkyu mengerucutkan bibirnya.

"Hehe kau benar.", Yoshi mengelus pelan rambut Junkyu.

[✔] Into The Unknown [Kim Junkyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang