열여섯

1.6K 281 33
                                    

Junkyu dan Yoonbin kembali ke istana setelah adik dayang itu berhasil meyakinkan Junkyu.

"Jika kau memang tidak bisa kembali lagi, setidaknya kau masih bisa hidup disini."

Itu yang dikatakan Yoonbin semalam.

Junkyu tampak benar-benar pasrah. Kini ia berjalan dengan sedikit lesu ke kediamannya. Heesun dan Dasom segera berlari ke arah Junkyu.

"Tuan, anda pergi dan tak memberitahu kami lagi?", ucap Dasom khawatir.

"Aku hanya pulang ke rumah sebentar kemarin malam.", jawab Junkyu asal.

"Begitu? Hari ini wangjanim-bundeul ada kelas musik.", Dasom mengingatkan jadwal para pangeran kepada Junkyu.

"Eo, aku yakin mereka sudah bangun kan? Maaf tapi hari ini aku tidak bisa menemani mereka. Aku ingin beristirahat. Sampaikan maafku pada wangjanim-bundeul.", Junkyu berjalan melalui Heesun dan Dasom, masuk ke kamarnya dan berniat menyendiri.

Sementara itu Heesun dan Dasom menghela napas. Entah kenapa lagi dengan tuan mereka itu.

Junkyu lebih memilih untuk membaringkan tubuhnya di atas matras. Tak ada keinginan sama sekali untuk bergerak.

Ia lelah.

Benar-benar lelah.

Meski Yoonbin berkata untuk menjalani kehidupan disini, Junkyu tak bisa.

Bagaimana dengan impiannya? Bagaimana dengan karirnya? Mana mungkin ia merelakannya begitu saja?

"얘들아... 보고싶어..."
(Yaedeul-ah, bogoshipeo)

Lagi-lagi pemuda berparas manis itu menitikkan air matanya. Entah sudah keberapa kalinya ia menangis. Saat ini itulah satu-satunya hal yang bisa dilakukannya.

Junkyu benci terlihat lemah, tapi kali ini, ia hanya ingin meluapkan semuanya. Setidaknya untuk yang terakhir kalinya sebelum ia menerima takdirnya.

~

Hari berganti malam. Para pangeran khawatir pada Junkyu yang tak mereka temui seharian. Niat ingin mengunjungi Junkyu di kediamannya, namun mereka ada perjamuan malam terakhir dengan Yuta sebelum ia pergi ke Jepang.

Masih ada atmoster yang kurang menyenangkan antara Yuta dan Seunghyun karena pertemuan mereka pagi tadi. Namun keduanya berusaha terlihat normal.

"Yuta wangjanim, terimakasih telah mengabulkan permintaanku untuk ke Jepang. Aku khawatir dengan kekaisaran mereka. Aku yakin kau pasti bisa menenangkan mereka. Aku bisa lebih lega sekarang karena cucu tertuaku yang bisa kuandalkan.", ucap Daebimama dengan senyuman kecil.

Yuta hanya diam, tak berniat untuk menjawab.

"Ah, apa anak Kim seonsaengnim belum datang?", tanya Daebimama entah pada siapa.

"Tadi kami sudah memanggilnya, namun ia tampak kurang baik. Ia menyampaikan permintaan maafnya karena tidak bisa bergabung.", jawab kasim Ong, yang melayani raja.

"Junkyu hyung sakit?", Junghwan, yang termuda bertanya dengan cukup lantang.

Jeongwoo segera menyenggol pelan lengan Junghwan karena sudah lancang berbicara di perjamuan makan tanpa dipersilahkan.

"Maaf...", Junghwan segera menunduk dan berucap pelan.

"Anak Kim seonsaengnim sakit? Jeonha, sebaiknya kirimkan tabib untuk memeriksanya.", ucap Wangbimama pada raja.

"Benar Jeonha, saya setuju.", ikut So-ui nim

(Wangbimama: ratu, istri raja, ibu dari pangeran berdarah Korea asli

[✔] Into The Unknown [Kim Junkyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang