열여덟

1.5K 247 50
                                    

Hari semakin larut. Setelah selesai terisak dalam pelukan Yoshi, Junkyu akhirnya memilih untuk berpamitan dengan pangeran itu. Meski niat awalnya menunggu Yoshi tidur lebih dulu, nyatanya ia sendiri juga sudah mengantuk.

"Maaf, malah jadi aku yang dihibur wangjanim.", ucap Junkyu sedikit tertunduk.

Yoshi mengulas senyum lalu mengusak pelan rambut Junkyu.

"Tidak, aku berterimakasih."

"Eung karena?", Junkyu memiringkan kepalanya dengan mata yang mengerjap.

"Karena kau.", balas Yoshi masih tersenyum manis.

Junkyu mengedikkan bahu. Tapi ia cukup lega melihat senyuman Yoshi. Ia bisa yakin bahwa sekarang Yoshi baik-baik saja.

Junkyu membalas senyuman Yoshi kemudian membungkuk kecil.

"Kalau begitu aku permisi wangjanim. Selamat beristirahat.", ucap Junkyu.

"Eo, kau juga.", balas Yoshi.

Junkyu lalu melangkah pergi dari wilayah istana selatan, kembali ke kediamannya.

~

Di saat yang lain telah terlelap, Hyunsuk dan Jihoon masih terjaga. Mereka berada di kamar Hyunsuk, membahas hal-hal yang menurut mereka sangat krusial saat ini.

"Hyung, kurasa sudah saatnya. Jika terus dibiarkan seperti ini, mungkin seluruh penghuni istana selatan akan menjadi korban. Hyung tahu kan betapa bencinya Daebimama pada So-ui nim dan anak-anaknya.", Jihoon mengatakan fakta yang tentu sudah diketahui oleh Hyunsuk.

"Aku tahu, tapi bahkan Yuta-nii saja tidak berhasil meyakinkan Abamama, bagaimana mungkin aku bisa melakukannya? Kau sendiri tahu Yuta-nii tetaplah kesayangan Abamama meski berdarah campuran.", Hyunsuk memijit pangkal hidungnya.

"Entahlah hyung. Aku hanya merasa kita harus melakukan sesuatu. Aku hanya khawatir... mungkin saja tragedi ini akan terus berlanjut.", tangan Jihoon terkepal erat di atas meja.

Hyunsuk menghela napas panjang.

"Aku akan bicara pada Abamama besok pagi. Tapi kurasa kalau aku sendiri mungkin Abamama tidak akan percaya.", Hyunsuk melipat tangan di depan dadanya.

"Aku ikut hyung. Kita menghadap Abamama bersama.", jawab Jihoon dengan penuh keyakinan.

Setelah itu mereka kembali ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat karena hari sudah semakin larut.

~

Pagi-pagi Hyunsuk dan Jihoon telah bersiap. Mereka berpakaian rapih dan memutuskan untuk menemui raja. Baru saja akan berjalan keluar dari wilayah istana timur, kasim Hong mencegah keduanya.

"Wangjanim-bundeul, raja ingin bertemu dengan kalian semua.", ucap kasim itu.

Seolah sudah direncanakan, raja ternyata lebih dulu mengadakan pertemuan dengan para pangeran.

"Semuanya?", tanya Hyunsuk.

"Ye.", balas sang kasim.

Para pangeran kini berkumpul di aula tengah. Termasuk para pangeran yang berdarah Jepang. Jelas mereka tampak bingung. Tiba-tiba sekali pertemuan ini diadakan. Bahkan para menteri juga dikumpulkan.

"Dengarkan semuanya.", ucap Seunghyun meminta perhatian dari semua orang yang berada di aula utama.

"Aku tahu pertemuan ini sangat mendadak, tapi aku harus melakukannya.", lanjut sang raja.

"Aku... akan turun takhta. Aku sudah memilih penerusku.", lanjut Seunghyun sontak membuat semua orang yang berada di aula itu terkejut.

"Jeonha, mengapa anda tiba-tiba mengatakan sesuatu yang tak seharusnya.", ucap menteri Ong.

[✔] Into The Unknown [Kim Junkyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang