3K 498 101
                                    

"Kubilang aku ingin meminta Junkyu tinggal di istana.", Seunghyun kembali berucap dengan raut wajah yang sangat serius.

Junmyeon dan Junkyu menatap bingung sang raja.

"Apa yang sedang anda rencanakan?", Junmyeon menatap curiga pada Seunghyun.

"Aku akan memilih putera mahkota tahun depan. Dan aku ingin Junkyu membantuku mempersiapkan para pangeran.

"Dalam hal apa anda ingin Junkyu membantu para pangeran?", tanya Junmyeon lagi.

"Mengatur pangeran.", jawab Seunghyun.

"Bahkan para dayang saja kewalahan mengurus pangeran. Bagaimana bisa anda meminta Junkyu mengurus mereka?"

"Setidaknya kita tahu para pangeran mendengarkan Junkyu dengan baik, Junmyeon-ah. Aku tak meminta banyak. Hanya ingin meminta tolong agar Junkyu bisa mendampingi para pangeran dan memastikan mereka selalu tepat waktu dalam tiap pertemuan. Kau tahu sendiri mereka hanya tepat waktu saat sesi belajar denganmu saja.", keluh Seunghyun.

"Jujur aku juga lelah. Bagaimana bisa aku memilih penerusku kalau mereka saja tidak disiplin waktu? Belum lagi mereka suka diam-diam keluar istana. Aku sudah memberikan ancaman pada mereka tapi tidak ada yang berubah. Setidaknya, aku tahu mereka akan mendengarkan Junkyu. Bahkan sejak dulu pun mereka selalu diam dan memperhatikan ketika Junkyu berbicara.", lanjut Seunghyun.

"Itu karena anda terlalu memanjakan mereka. Anda bahkan tidak bisa marah pada para pangeran ketika mereka berbuat salah.", yang Junmyeon katakan memang fakta. Seunghyun mengerucutkan bibirnya, terlihat tak cocok dengan usianya saat ini tentunya.

"Karena itu aku butuh bantuan Junkyu... Junkyu, kau mau membantuku bukan?", tanya Seunghyun pada Junkyu.

"Y-ya?", sebenarnya Junkyu masih mencerna pembicaraan mereka sejak tadi.

"Jeonha, bukankah seharusnya anda meminta izin dari saya lebih dahulu? Bagaimana pun saya adalah ayah Junkyu.", potong Junmyeon.

Sebenarnya, ide Junkyu tinggal di istana sangat ditentang oleh Junmyeon. Sementara ia mati-matian menjauhkan Junkyu dari istana sejak kejadian hilangnya Junkyu, tak ada alasan bagi Junmyeon untuk mengizinkan Junkyu tinggal di istana.

"Itu sebabnya aku memanggil kalian berdua. Aku ingin meminta tolong pada Junkyu secara langsung, juga meminta izin darimu. Bagaimana?", tanya Seunghyun.

Junmyeon menatap ke arah Junkyu sebentar. Ia menunggu respon dari putranya itu.

"Junkyu, bagaimana pendapatmu?", tanya Seunghyun.

"Hmm...", Junkyu lebih banyak diam. Ia sedang memikirkan penawaran raja yang menurutnya tak masuk akal.

Ada begitu banyak alasan bagi Junkyu menolak. Dan alasan utama adalah "aku bukan Junkyu yang kalian kenal. Mengapa aku harus melakukan apa yang bukan menjadi bagianku?", monolognya dalam hati.

"Berikan aku waktu untun memikirkannya, hmm Jeonha...", ucap Junkyu akhirnya.

"Baiklah. Aku akan memberimu waktu 2 hari untuk memikirkannya. Kuharap kau setuju.", Seunghyun tersenyum hangat pada Junkyu sebelum akhirnya kedua ayah dan anak itu pergi dari hadapan raja.

Junmyeon dan Junkyu berjalan keluar dari ruangan tadi kemudian berjalan ke arah pintu gerbang istana. Belum sampai ke halaman depan, Junmyeon dipanggil oleh kepala dayang atas permintaan permaisuri.

"Junkyu-ya, tunggu aku disini.", ucap Junmyeon lalu meninggalkan Junkyu.

Junkyu duduk pada tangga kecil tempat jalan masuk ke ruang pertemuannya dengan raja tadi. Ia termenung menatap tanah kemudian ke langit.

[✔] Into The Unknown [Kim Junkyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang