Mari menggapai ci(n)ta
Di sertai promosi!
ALUNA
Masih di pelataran ITB yang lagi nunggu Raka meski hari sudah menjelang magrib.
Janjinya sih jam empat, tapi hampir jam lima dia nggak ada kabar.
Bip!
Suara ponselku bergetar, segera ku cek dan mendapati pesan WhatsApp dari Raka
Aku berdecak, sedikit kesal soalnya Raka nggak pernah tahu lelahnya nunggu. Setiap Raka nunggu aku pasti jawabnya gini
"Aku tuh asik kalau nunggu Luna."
Entah bagian apa yang asik.
Lagi-lagi selain nonton hape ya pasti nonton orang yang lagi lalu lalang, entah lagi ngobrol sama temennya entah lagi jalan buru-buru atau lagi jalan santuy sendirian.
Tapi lagi dan lagi aku nemuin orang yang hobi banget foto-foto di pelataran ITB.
"Kaaa... Gila kamu pernah kuliah di kampus sebagus ini." Teriak wanita yang lagi eksis dengan ponselnya.
Laki-laki mendekatinya. "Kamu belum aja liat di Jepang." Jawabnya.
Aku mengangguk, seakan mengerti kalau laki-laki itu pernah berkuliah di Jepang atau mungkin magang. Ntahlah!"Nggak ngiri!" Kata wanita itu ketus.
Lalu, wanita tadi mendekatiku, iya beneran bukan karena aku kepedean.
"Kak, boleh tolong fotoin kami nggak?" Tanyanya.
Laki-laki tadi buru-buru mendekatiku. Lalu menyentuh kepalanya lembut.
"Nggak sopan!" Gerutunya.
Aku tersenyum seraya menjawab "Nggak papa sini saya fotoin." Jawabku.
Iya pake 'saya' katanya dengan menggunakan kata 'saya' akan sedikit lebih sopan bertemu dengan orang baru, kayak Mbak Fatim kemaren.
"Kakak ini kuliah di sini yah?" Tanya wanita tadi.
"Iyalah... Emang nya kamu cuma numpang foto." Jawab kakaknya.
Dia mendengus ke arah kakaknya, lalu mencubiti perut laki-laki itu.
Wanita itu terlihat berusia di bawah aku, sedangkan laki-laki jangkung ini terlihat umur tiga puluh-an.
"Kebetulan saya emang kuliah di sini." Jawabku.
"Nggak usah pake saya atuh kak, nggak enak dengernya." Ucapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengeja Rasa
General Fiction16+ Bahwa sumber segala kisah adalah kasih Bahwa ingin berasal dari angan Bahwa ibu tak pernah kehilangan iba Bahwa segala yang baik akan terbiak Bahwa orang ramah tidak mudah marah Bahwa seorang bintang harus tahan banting Bahwa untuk menjadi gagah...