1' 4

5.9K 583 127
                                    

Memandikan Istri yang bandel

RAKA
Saya menciumi bibir Luna yang sedang tidur pulas, malam tadi dia tidur cukup larut karena katanya Luna punya tugas numpuk-numpuk.

Ketika saya hendak mencium kesekian kalinya, dia menatap wajahku masam, masam sekali.

Saya tersenyum manis, lalu mencium bibirnya sekali lagi.

"Bangun... Ini hari Minggu lho..." Ujarku

"Mau aku ajak jalan-jalan nggak?" Tanyaku lagi.

Luna menguap lebar, lalu saya menatap Luna sambil cemberut.

"Kalau nguap itu di tutup mulutnya, sayang..."

Yang di omelin cuma manggut-manggut dengan mata redupnya yang masih mengantuk.

"Solat dulu atuh."

"Ih Yaka bawel." Ucapnya lembut

Saya terkekeh sambil menggaruk kepala yang tidak gatal. Entah sejak kapan saya memang menyadari saya cukup cerewet akhir-akhir ini sama Luna.

Saya membopong Luna di pundakku, lalu menuju kamar mandi dan mendudukannya di keramik kolam berukuran satu setengah meter, kurang lebih.

"Aku nggak mau mandi Yaka!" Dengusnya kesal.

"Aku nggak denger."

Saya menyiram kaki Luna dengan air satu gayung, lalu matanya melotot ke arahku.

"Dingin Yaka!" Katanya nge-gas. Saya makin semangat buat nyiram sekujur tubuhnya, karena selama ini, kurang lebih lima bulan Luna di Bandung, dia sangat-sangat-sangat amat sangat tidak pernah mandi pagi.

Oke, ini tidak efektif.

Saya mengguyur kakinya sekali lagi, dan sekali lagi juga matanya melotot ke arahku.

"Apa ketawa-ketawa!" Ucapnya sewot.

Saya buru-buru menggelengkan kepala.

Lalu sekali lagi, aku menyipratkan air dari tanganku ke wajah Luna.

"IH RAKA!"

Luna berontak, kakinya mencak-mencak ingin turun dari atas kolam.

"Awas nggak!" Ancamnya dengan wajah tidak senang.

Saya tersenyum, lalu memegangi pinggangnya sambil tertawa.

"Aku mau memandikan istriku yang bandel mandi pagi." Ucapku sambil tertawa kecil.

"Ih! Akutu nanti juga bakal mandi, tapi nggak sekarang!" Omel Luna lagi.

"Lalalala. Aku nggak denger."

Lalu, ketika saya merasa baju Luna cukup basah, saya menyiram kepalanya dengan air satu gayung.

"AAAAPHS!"

Luna menutup mulutnya rapat-rapat ketika air turun ke mulutnya.

Saya mengambil sikap gigi warna biru milik Luna, lalu menekan alat yang menggantung di dinding untuk mengambil pasta gigi.

Mengeja RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang