1 ' 5

4.1K 459 92
                                    

Ali dan isi otak nya

RAKA

Saya sudah bilang pada Luna, jika hari Rabu ini, saya dan Ali akan mengadakan survei tempat yang nantinya akan kami tempati untuk lapak jualan milik Syifa sepupunya Ali.

Saya sudah siap, sudah rapih, sudah wangi dan Always tampan. Haha.

Kulihat Aluna masih asik dengan selimut biru gambar Stitch nya, dia memang menyukai Alien Lucu katanya.

"Luna, bangun..." Ucapku sambil mengusap wajahnya dengan tangan dinginku.

Dia hanya menggeliat untuk merapatkan tubuhnya.

"Ekhem." Saya berdeham cukup keras. Lalu mendekati wajahnya dan berbisik di telinga kanannya

"Bangun sayang." Bisikku di akhiri dengan kecupan di telinga singkat.

Luna langsung membuka matanya masam.

"Alhamdulillahiladi ahyana ba'dama amatana wa ilahi nusur."

Dia makin masam menatapku, saya terkekeh menatap matanya yang asam manis itu seakan-akan dia ingin mengajaku untuk berperang. Pernah nggak sih, membangunkan orang lalu yang di bangunkan malah kesal, kadang itu di luar kontrolnya dia.

Seperti Irfan teman saya di kelas, dia posisinya tidur dan minta di bangunkan pada jam sembilan katanya, saat saya dan Ali ke Kost-an nya dan membangunkan dia yang sedang pulas, Irfan marah-marah dan membanting hapenya. Dan hasil akhir dari itu adalah dia yang menyesali ulah tidak sadarnya itu.

Makanya, jangan tidur bareng hape, nggak baik

#tapi Bi selalu tidur dengan hape hehe#

"Nggak mandi?" Tanyaku saat Luna keluar kamar mandi dan segera menggelar sajadahnya ke arah Kiblat.

"Nggak mau, lagian kan lagi libur juga." Ucapnya ketus.

Heeee....

Tapi memang bener si, sekarang sedang libur semester dan kami tidak berniat untuk pulang kerumah orang tua Luna ataupun saya. Sebab masih ada banyak kegiatan di sini.

Lima menit berikutnya, Aluna sudah sibuk melipat-lipat mukenanya menjadi sangat kecil, lalu ia masukan di wadah bulat.

"Kayaknya nanti kalau buat rumah, aku bakal bikin rumah yang anti air deh." Ucapku, lalu Luna menatapku bingung

"kenapa?" Tanyanya pelan

"Soalnya, aku pengen bangun tidur mau mandiin kamu langsung dari tempat tidurnya." Ucap ku sambil tertawa, dan itu sukses buat wajah Luna layu. ¹

Lalu dia maju ke arahku dan mencubit bahuku pelan.

"Aku ketemu Ali dulu yah." Kataku berpamitan.

"Pulangnya kapan?" Tanya Luna sambil mendengus kesal.

Saya mengangkat bahuku tidak tahu

"Jangan malem-malem, aku nggak mau sendirian." Gumam Luna lagi.

***


"Jadi gimana?" Ali bertanya saat kami sama-sama berjalan di trotoar.

"Gimana apa?" Tanyaku spontan

"Kapan Luna suruh kamu berhijab." Dengusnya

Saya menghela nafas cukup panjang.

"Saya belum nemu ide."

"Ide apa?"

Lagi-lagi saya menghela nafas sesak, saya nggak mungkin mengubah Luna seperti semasa SMA dulu yang penuh dengan hukuman dan penekanan.

"Saya butuh waktu." Kataku parau

Ali menggelengkan kepalanya, lelah mungkin.

"Butuh waktu butuh waktu, kamu udah empat bulan jawab hal sama. Kamu butuh waktu, kamu itu suami untuk Luna kamu itu Imam, bahkan kamu bisa aja maksa Istri kamu untuk nurutin apa yang kamu mau." Jawabnya sedikit ngegas.

"Aku nggak mau gitu, aku nggak mau jadi orang yang pemaksa yang setiap hal harus penuh atas kemauanku, Luna itu temen hidup aku dimana kami harus sepakat dalam setiap tindakan."

Ali menghela nafas lagi, "Tapi... Kalau aku jadi suami aku nggak mau kayak gitu, aku mau Istriku nurut apa yang aku mau."

"Mungkin karena ini juga kamu belum dapat Istri." Hardikku

Dia menoleh ke arahku, lalu sorot matanya menajam. "Maksudnya?"

"Egoisnya kamu masih tinggi, kamu itu seolah-olah paling berkuasa, kamu seolah-olah adalah Raja. Tapi kamu menyamai Istri kamu sebagai seorang putri bukan Ratu."

"Aluna itu manusia, setiap manusia berbeda cara pandangnya, dan aku kenal banget sama Aluna, aku butuh waktu dimana hati dia ngerasa 'klik' sama pilihan dia."

"Yaaaa terserah kamu la...." Ali berjalan cepat mendahuluiku,

Yah, ngambek dia. Tapi sebenarnya teman kita tidak pernah berhak mengurusi rumah tangga kita.

Saat sudah sampai tempat yang di tunjuk Syifa kemarin, kami duduk di kursi kayu panjang.

"Kalian telat, Cipa dah selesai beresin semuanya." Omel Syifa ketus.

Syifa ini usianya masih tujuh belas tahun, tapi urusan bisnis dia berasa sudah umur tiga puluhan, dari rancangan toko, wilayah, bahkan dekorasinya sudah dia rancang.

Ceritanya, Syifa ingin membuka Toko Baju sekaligus sablon, Syifa bertugas jaga Toko siang hari selepas pulang sekolah dan Ali malamnya.

Ohiya omong-omong soal Ali, dia masih mendiamiku dengan wajah datarnya, tapi paling lima menit lagi dia bakal banyak ngomong seperti semula.

Setelah kurang lebih enam bulan mengenal Ali, ada banyak hal yang saya dapat dari lelaki ini.

Salah satunya bahwa dia begitu berlebihan akan menjaga pandangan.

Setiap mata kuliah dengan Dosen perempuan yang menurut dia Aurat nya terlihat dia tidak akan ragu untuk menundukan kepala selama mata kuliah berlangsung,

Saya pernah bertanya, kenapa dia melakukan demikian

Lalu, Ali menjawab saat "Aku itu punya adik perempuan, jadi aku harus jaga adikku." Saat Ali menjawab itu, saya sama sekali tidak mengerti apa artinya.

Tapi saat kemarin ia bilang akan bergantian menjaga toko Syifa, dia bercerita bahwa dahulu ada seorang Laki-laki yang hendak pergi merantau, lalu sang Ayah berpesan pada anak laki-lakinya untuk selalu menjaga adik perempuan nya.

Karena si anak laki-laki tidak mengerti apa maksudnya, dia mengabaikan pesan ayahnya.

Suatu ketika saat si anak laki-laki itu pulang ke rumah, dia mendapati tamparan di pipi oleh Ayahnya.

Ayahnya itu bilang "Ayah sudah bilang, jaga adik perempuan mu, tapi kamu tidak mampu menjaganya."

Si anak laki-laki itu merasa marah karena tidak mengerti, tapi saat ayahnya bercerita ketika ia merantau adiknya di goda dan di cium oleh laki-laki, saat itu ia sadar bahwa dia pernah melakukan hal yang sama pada teman perempuan nya.²

Ali ketika bercerita tentang itu matanya berkaca-kaca, dia bilang Ali begitu sangat mencintai adiknya dan semua yang dia lakukan itu semata-mata untuk melindungi adik perempuan nya itu.




Hai...
Bi kembali hehe
Pasti setelah lama menunggu dan hasilnya malah bab nggak jelas kayak gini, maafkan yups.

NB :
1. Terinspirasi dari teman saya Mirai ketika ia bercerita bahwa Istrinya malas mandi dan ingin membuatkannya rumah anti air.

2. Untuk cerita jelasnya, silahkan searching di oppa google yups.

Sampai jumpa

Mengeja RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang