2 ' 4

501 56 8
                                    

Bertemu dengan masa lalu


ALUNA

Aku sedang menatap layar Handphone ku, memeriksa apakah Indra sudah dekat ataukah belum.

Kami janjian di dekat kampus Itb, karena kebetulan hari ini Raka sidang Skripsi dan rencananya ingin memberikan kejutan Kecil pada Raka.

"Hay, Lun... " Sapa laki-laki itu kegitu dia menatap tubuhku.

Dia merentangkan kedua tangannya, menatapku dengan mata berbinar, dan aku mundur beberapa cm darinya.

"Duduk aja yuk. " Kataku sambil berjalan mencari tempat duduk.

Indra menatapku lekat-lekat, sambil tersenyum canggung, matanya berbinar.

"Kenapa? " Tanyaku sedikit grogi

"Lo cantik. " Katanya spontan

" Gue emang cantik!" Seruku

"Banyak banget yah yang berubah dari lo. " Kata dia sambil menyeruput kopinya.

" Lo juga, rambutnya gondrong, bajunya juga urakan. "

Dia terkekeh, lalu menatapku lagi.

"Sela sibuk banget yah? " Tanyaku karena hari ini dia tidak bisa pergi ke Bandung.

Dia hanya mengangguk, lalu mengatakan sesuatu yang membuatku tersedak air minum

"Menurut lo, apa gue harus nikahin Sela?"

"Kok nanyanya gitu? "

"Aluna...

Dia menghembuskan nafasnya berat.

" Bukan Sela yang gue cinta. " Ucapnya parau

"Lalu? "

"Gue cintanya sama lo, Lun! " Ucapnya hampir memekik

"Indra, Gue...

Dia menggeleng, " Nggak perlu jawab, gue tahu kok jawabannya. "

"Jadi, selama ini lo sama Sela apa, Ndra? "

"Dari awal, bahkan dari kita SMP yang gue suka cuma lo, Luna.

Matanya berkaca-kaca pilu. Andai aku bisa, sudah kupeluk tubuh besarnya.

" Kenapa takdir nggak pernah berpihak sama gue, Lun... " Ucapnya hampir teriak.

"Lo nggak tau sesakit hati apa gue saat tahu lo nikah sama Raka.

" Tapi Lun, bukan berarti gue nggak suka sama Raka. "

"Tapi Sela bilang bukannya kalian sudah merencanakan pernikahan? " Tanyaku agak syok

Dia menggeleng, lalu membuang nafas berat lagi.

"Gue sayang sama Sela, tapi cuma sebatas temen aja. Gue gada pikiran buat sampai nikah sama Sela. " Jawabnya

"Orang tua Sela terlalu menuntut dia, gue gak tega lihat dia nangis tiap hari karena tuntutan orang tuanya. "

"Makanya, Gue mutusin buat kuliah bareng sama dia di Jerman, tapi cuma sebatas itu, gak lebih Lun! " Jelasnya.

Dia mengacak rambut sebahunya.

"Tiap kali Sela punya impian tentang pernikahannya, gue selalu bilang semoga terwujud dan semua kata-kata yang membuatnya semangat. "

"Gue pikir hanya sebatas itu, tapo ternyata dia minta gue nikahin dia. Berkali-kali dia bahkan bilang begitu. "

"Indra... " Seruku lembut

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mengeja RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang