2 ' 2

1.5K 204 62
                                    

Semangat!

RAKA

Libur Semester Enam, untuk sekian tahun di Bandung akhirnya kami pulang ke rumah paling nyaman di Papua tepatnya Jayapura, banyak yang tidak percaya dengan kami yang lahir disana. Pasalnya wajah kami tidak mirip dengan penduduk setempat

Kenapa justru ngebingungin?
Jayapura tidak se-Primitif itu, ada banyak gedung di kota ada banyak jalan indah dan ada beberapa Hotel juga. Jayapura nggak se-Ndeso itu kata orang Jawa.

Ada banyak pendatang disana, salah satunya orang tuaku dan Aluna, orangtuaku asli Palembang makanya mataku sipit dan berkulit putih.

Orang tua Aluna keturunan Sunda, makanya Aluna juga berkulit putih.

Tapi kalian tahu?

Papua bukan hanya sekedar memiliki anak-anak di luar asalnya. Tapi juga ada anak-anak dengan gen nan jauh disana, ada China contohnya.

"Mas Yaka." Aluna yang sejak tadi di sisiku kini merangkul pundakku lembut, saya menoleh menatapnya dengan sedikit cahaya remang. Karena kami memang sedang ada di luar dan ini sudah malam.

"Indah yah..." Seruku lalu menatap pemandangan yang sering orang luar sebut "Hongkong Papua."

Sumber google

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sumber google

"Kalau kita punya rumah, Bulan mau rumahnya dimana?" Tanyaku pada Luna yang sedang asik-asiknya memotret Jayapura ketika malam.

"Ingin di pinggiran kota." Katanya, dia membetulkan jilbabnya yang tertiup angin malam.

"Kenapa dengan pinggir kota?"

Dia menatapku, lalu mengangkat kedua bahunya, menunjukan tidak tahu atau entahlah.

"Luna mau nggak terlalu padet kayak kota Bandung dan nggak terlalu sepi kayak Perkampungan."

"Lho, bukannya lebih sepi di Kota yah sayang?"

Dia masih menatapku, kali ini ada senyuman manis di bibirnya.

"Bukan gitu Yaka-

Dia menghembuskan nafas, lalu menggosokan kedua tangannya mungkin mulai sedikit dingin.

"Luna suka lampu-lampu yang kayak kunang-kunang itu,

Aluna menunjukan cahaya kecil di Kota

"Tapi sayang, di Kampung ada hotel bermilyar bintang di langitnya." Lanjut Aluna, lagi-lagi dia membetulkan jilbab depannya.

Mengeja RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang