Chapter #2

396 137 86
                                    

Jangan mampir hanya untuk singgah ....
Baca, vote dan komen
Makasih readers🖤
__________________________________________
______________________________________

•••

Hujan deras menutupi jalanan kota. Untung saja kini aku berada di apartemen dan menikmati pemandangan yang terus menurunkan setiap bulir air yang turun membasahi bumi sambil meminum secangkir kopi panas yang tadi aku buat.

"Hujan membasahi bumi yang sejak tadi gersang sama keadaannya dengan aku yang memiliki masalah dan berakhir tangisan yang jatuh ke pipiku, unik yah," lirihku sambil meneguk secangkir kopi.

Drett ....

Suara getar handphone membuyarkan lamunanku

Aku bangkit dan mengangkat telfonnya. "Iya Des, kenapa?" kataku pada sosok yang berada di sebrang telfon sana.

"Gue dah balik, besok kita ketemuan yah!" kata Desi.

"Iya lo share lock aja tempatnya," pintaku.

"Iya siap, Bu Bos." Desi pun terkikik.

"Btw lo ajak juga tuh si Alga," lanjut Desi.

"E-um lu aja deh ...."  Bukan tidak mau tapi Alga dingin jika aku yang mengajaknya. Lebih baik Desi saja.

"Lo sibuk?" tanya Desi.

"Hm." Lebih baik aku berbohong daripada hatiku tergores karena sikapnya.

"Ya udah deh kalo gitu telfonnya gue tutup, bye sampai ketemu nanti."

"Bye ...." Aku langsung menutup telfon dan kembali ke aktivitas melamunku.

Hari semakin gelap dan aku juga semakin larut dalam suasana lamunan yang sudah menghabiskan satu cangkir.

Aku melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 18:30 WIB. Aku bangkit dan bersiap-siap membersihkan diri.

Menikmati kesendirian di dalam hidup membuatku terbiasa dan lebih menenangkan.

Kubasahkan rambutku dibawah pancuran shower. Setelah selesai mandi aku berganti pakaian dan merebahkan tubuh di kasur kesayanganku.

"Hah sepi banget lagi WA-nya," gumamku saat membuka ponsel yang tak menampilkan satupun chat.

Aku beralih untuk membuka aplikasi pesan makanan dan memesannya, setelah itu aku menggeser aplikasi dan beralih ke wattpad yang sudah sejak lama aku minati.

Kubaca setiap chapter yang ditulis oleh si penulis itu sendiri. Cerita yang menarik dan menantang untukku adalah horor, mysteri dan thriller.

Entah mengapa, aku begitu jatuh cinta pada semua cerita dengan genre tersebut.

Ting Tong ....

Suara bel pintu membuyarkan bacaanku. Mungkin pesananku sudah datang.

Aku membuka pintu dan mengambil pesanan serta membayarnya. Aku kembali menutup pintu dan duduk di meja tv.

Menyantap makanan yang harus ditemani acara tv, membuatku sedikit merasa ada sosok yang menemani setidaknya tak merasakan kesepian walau jauh di lubuk hatiku butuh sosok teman atau keluarga yang menemaniku.

Andai saja saat ini adikku yang malang masih bernafas dan duduk di sebelahku, mungkin aku tak terlalu merasa kesepian.

Setelah aku menyelesaikan makanan, aku bangkit dan membersihkan semua sampah yang ada, dan mulai mematikan lampu tengah serta tv yang tadi aku tonton.

PUPUS ✅ (Sedang direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang