Chapter #12

202 82 49
                                    

Kangen, gak? Kangen lah masa enggak😆💃

.
.
.
.

Lanjutin yang kemaren yawww💃

•••

Alga menge-chatku kemarin malam, hanya untuk menentukkan jam berapa kami akan bertemu dengannya.

Aku menuruni dari kasurku dan menuju dapur untuk mengambil roti dari kulkas dan mulai memakannya sembari membawa ke ruang tengah.

"Sepi banget, aelah." Aku menyambar remot dan menyalakan televisi, setelah itu aku mendudukan diri di sofa empuk.

Tayangan televisi kali ini menampilkan gosip di beberapa channel televisi. Maklum saja ini sudah jam sepuluh, biasanya ibu-ibu akan memasak sambil menonton gosip.

"Channel gosip favorit Eyang, nih." Aku terkikik ketika eyang dengan semangat saat membahas gosip, tapi dulu.

"Udah lama gak ketemu sama eyang lagi, padahal dia yang membiayai gue sampai saat ini, aish ... shit, cucu macam apa gue ini," pekikku sembari berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman.

Setelah selesai, aku kembali menuju ruang tengah dan menonton televisi, menghabiskan waktu sepanjang hari dengan rebahan. Seperti kaum-kaum milenial masa kini.

"Rebahan dulu aja deh, masih lama juga janjian sama Alganya." Aku melihat jam yang masih menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit.

Alga menjanjikan pukul empat sore agar suasana jauh lebih tenang dan cafe tak begitu ramai pengunjung.

Aku menikmati rebahanku, hingga aku pun terlelap dalam dunia mimpi. Setiap kali aku bermimpi.

Aku memimpikan sosok seorang gadis yang terduduk di pesisir pantai sendiri dan hanya ditemani senja dan angin yang menerpa tubuhnya.

Aku tak dapat menggapai gadis itu, bahkan sulit untukku melihatnya. Tapi, satu hal yang kutahu dia menangis dan rintihannya sama dengan rintihan milikku.

Semua itu berakhir saat alarm di ponselku berdering. Aku terbangun dan mulai menyeimbangkan tubuhku. Meraba ponsel dan mematikannya.

"Gila udah jam tiga sore, astaga, Nesa, aish ... untung aja alarmnya bunyi," gerutuku yang langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah itu, berganti pakaian serta tak lupa berdandan sederhana walaupun hanya memakai bedak dan lip balm.

"Gue heran kenapa, alga gak suka sama gue ya, padahal gue gak jelek-jelek amat, lumayan lah ya," kataku yang menatap diri di cermin.

Aku langsung keluar dari kamarku dan menyambar kunci yang tergeletak di nakas meja.

"15:45" Aku menatap jam dan buru-buru kekuar apartemen.

"Gue harap, gue bisa sampai sebelum waktunya," kataku yang menatap fokus ke arah jalanan.

Jalanan begitu ramai, membuatku sulit untuk menyalip mobil lainnya.

"Kalo begini jadinya daritadi jam tiga harusnya gue berangkat, aish ...." geramku yang memukul setir mobil.

Saat jalanan sudah mulai renggang, aku melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Aku membuka sedikit kaca jendela, agar udara segar sore masuk dan menerpa tubuhku.

PUPUS ✅ (Sedang direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang