Chapter #5

262 111 43
                                    

Vote dulu yukkkk sayang .....
.
.
.
.
.
.

Happy Reading🐬

•••

Back Pov Nesa'~

"Ada perasaan rindu kepada masa lalu, namun sudah
tak bisa aku gapai lagi."

--Nesa Gladys

•••

Setelah kemarin aku mendapatkan tote bag pemberian dari mama bagas, disitu ada setitik perasaan rindu yang beradu dengan sosok dimasa lalu.

Sosok yang seharusnya kini berada disamping dan digaris terdepan untuk melindungiku.

Kadang aku benci dengan takdir yang hadir dalam hidupku, bahkan aku juga benci mengapa dilahirkan kedunia ini jika aku tak dibutuhkan oleh siapapun.

- "Manusia itu egois mau melakukannya tapi tidak dalam mengurusinya."-

Hingga detik ini mamaku belum menghubungi via telfon atau chat,kadang aku bingung mengapa dia mau melahirkanku kedunia jika dia saja tak membutuhkanku, tak menganggap aku, jadi aku ini apa dimatanya?!

Hari terakhir aku bertemu dengannya saat berada dipemakaman adikku. Bukannya, melepas rindu tetapi malah beradu cacian, bukannya saling bermaafan tapi memikirkan keegoisan.

Ya, aku akui diri ini juga terlalu egois pasal kesalahannya dengan pasangannya dulu. Hingga kini aku membencinya dan tak mau mengakui dia sebagai ibu kandungku.

•••

Sekarang aku sudah berada di parkiran kampus dan kini aku berjalan di koridor menyusuri beberapa ruangan yang masih terlihat sepi dan belum berpenghuni.

Sepulang matkul siang hari ini,aku akan mengunjungi rumah mama bagas, ingin mengucapkan terima kasih sekaligus berkunjung karena tak pernah mengunjunginya lagi.

"Nes." Tepukkan dipundak membuatku sontak menoleh, melihat siapa yang menepuk pundakku.

"Lu Des, kirain siapa?" tuturku.

"Ah elu mah kayak gak tau gue aja." Desi memperagakan moncong ala ikan dower.

"Hehe ya maap, lagi gak fokus," tukasku.

"Kapan sih lo fokus?"

"Ka-pan - ka-pan, hahaha." Aku tertawa saat mengakhiri ucapan yang dibalas manyunan oleh Desi.

"Lo always ngeselin Nes, kadang gue heran gitu kenapa lo bisa kek gini ke gue doang, sesekali kek ke Alga atau Bagas," tuturnya yang membuatku membeku dalam diam.

Aku kembali berjalan tanpa sepatah katapun. "Ck Nes, ish, Nesa tunggu!" seru Desi.

Entah setelah mendengar kata Alga membuatku mengingat beberapa goresan lama, sudah cukup jangan diungkit atau aku akan kembali mengingat kebodohanku di masa lalu.

"Nes," panggil Desi yang hanya aku tengok tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.

"Lo marah sama gue ya?" tanyanya yang membuatku mengalihkan pandangan.

PUPUS ✅ (Sedang direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang