Chapter #10

236 90 21
                                    

Eyyo gaes, kombek lagi🙈💞

.

.

.

Lanjut yang kemaren ae.

...

Setelah kejadian tadi, aku dan Bagas masih sama-sama canggung, sementara itu Mamah Bagas sudah terlelap membuat suasana semakin sunyi.

Bagas bangkit tapi sebelum itu aku bertanya padanya. "Mau kemana, Gas?"

Dia berbalik dan menatapku sebentar. "Gue mau beli obat ke apotek, lo jaga dulu disini sampe gue balik ya," pintanya.

Aku mengangguk dan setelah itu bagas pergi keluar, baru kali ini aku merasakan tidak enak kepadanya serasa ada yang mengganjal sejak tadi.

"Gue harus gimana dong?" tanyaku dalam batin.

Aku menunggu hingga tak terasa aku malah terlarut dalam tidur dalam posisi duduk di kursi dekat ranjang dan menidurkan kepalaku di ranjang pasien.

Hingga sebuah tangan besar mengelus lembut rambutku, sangat terasa lembut dan membuatku sangat nyaman hingga tak ingin membuka mata, elusan itu sama saat dulu ayah mengelus rambutku hingga terlelap.

Aku menggerakkan tubuhku sedikit ke arahnya, penasaran siapakah dia si tangan lembut itu?

"Bagas," gumamku dalam batin.

Aku pun mulai menggerakkan badanku perlahan ke arahnya dan perlahan membuka mataku yang menampakkan wajah Bagas yang masih mengelus rambutku dengan penuh kasih sayang.

Ada perasaan hangat yang aku rasakan disetiap belaiannya, perasaan ini pernah aku rasakan saat Ayah masih hidup.

Bagas yang terkejut dengan diriku yang saat ini sudah bangun pun melepaskan tangannya dari rambutku.

"Tangan itu sama seperti ayah, aku bisa merasakan setiap kasih sayang yang disalurkannya dan perasaan itu datang dari Bagas, bukan dari Alga," kataku dalam batin.

Rasa sesak mengingat beberapa luka yang Alga ciptakan setiap kami bersama, sedangkan Bagas bersusah payah membuatku tersenyum disetiap saatnya.

Aku terus menatap mata Bagas yang juga ikut menatapku. Mata berwarna coklat tua itu begitu hangat sekali.

"Tatapan yang menghangatkan itu datang dari Bagas bukan Alga," batinku.

Bagas menghentikan elusan tangannya, dia sedikit terkejut namun berusaha normal kembali.

Aku membenarkan posisi duduk seperti semula, sesekali melirik Bagas yang juga melirikku diam-diam, hingga akhirnya dia mau bersuara.

"Lo udah bangun?" tanyanya hanya untuk basa-basi saja.

"Udah kok, btw gue balik dulu ya, besok gue nengok Mamah lo lagi kok," kataku yang bangkit dari duduk.

"Iya udah sana pulang, tidur lagi aja biar badannya enakkan, btw mama gue malam ini keknya pulang deh jadi lo gak usah ke sini ya," jelasnya yang ku angguki.

Aku langsung bergegas keluar. Namun, baru beberapa langkah bagas memanggilku.

"Nes," Aku berbalik menatapnya yang sudah berdiri di belakangku sambil memegang bahu.

"Makasih ya udah mau bantuin gue jaga Mamah, makasih banget, maafin kalo Mamah gue salah kata atau nyakitin hati lo." Bagas melepaskan tangan di bahuku dan beranjak untuk duduk disisi ranjang.

PUPUS ✅ (Sedang direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang