Chapter #18

118 34 6
                                    

Happy Reading-!

°°°

Setelah setengah hari aku habiskan bersama Bagas dengan berbagai kegiatan persiapan yang membuatku lelah.

Persiapan keberangkatan aku untuk ke lombok sudah siap, hanya saja tubuhku begitu lelah. Aku memasang alarm jam 4:00 am untuk bersiap-siap dan berangkat ke bandara menggunakan taksi atau aplikasi kendaraan online.

Aku pun membaringkan diri dikasur yang empuk membuatku mudah larut dalam tidurku untuk mengarungi mimpi indah.

°°°

"Waktu memaksaku untuk memulihkan beberapa luka, tanpa sadar luka itu takkan pulih meskipun sudah diberi penawarnya, karena luka akan selalu tercetak yang membuat kita selalu waspada akan rasa sakit yang akan datang dikemudian hari."

—Nesa Gladys

Tring ....

Alarmku sudah berbunyi tepat di jam 4:00 am, aku bangun dan perlahan turun dari tempat tidurku meskipun aku masih mengantuk.

Aku menuju kamar mandi dan melakukan ritual mandi serta berganti pakaian, setelah selesai aku keluar dan mengecek ponsel, waktu sudah menunjukkan pukul 4:35 am.

Masih ada waktu untukku beristirahat sembari mengecek ponsel untuk mengetahui informasi yang diberikan nantinya.

Aku pun menuju dapur sembari membawa ponsel ditangan kiriku, sedangkan tangan kanan membuka pintu kulkas dan mengambil sereal serta susu yang masih tersisa sedikit.

Aku menuangkannya ke dalam satu mangkuk, saat semuanya sudah masuk aku mengambil posisi duduk di kursi yang tersedia dan memakannya disana.

Tak lama ponselku bergetar, aku membukanya sembari memasukkan makanan ke mulutku.

Grup Tour ke Lombok

Alga :
|Jangan lupa bentar lagi kumpul!

|Ini gue sama Desi juga lagi otw ke bandara.

Claretta :
| Oke, Ga. Ini gue sama Juna, Geisha, Bima juga lagi otw ke bandara.

Alga :
| Sip
| Kalo Bagas sama Nesa, gimana nih?
| Oiya tiket ada digue semua, wkwk, lupa mau ngasih kemaren pas selesai UAS terakhir.
| Kalian bawa aja passportnya aja biar diurus disini sekarang.

Oke, gue otw sekarang! |

Aku pun cepat-cepat menyelesaikan sereal dan setelah itu mencucinya agar tidak ada yang kotor di apartemenku.

Namun, saat aku selesai dan hendak turun ponselku berdering, aku pun mengangkatnya dengan cepat tanpa melihat siapa yang menelepon.

"Halo." sapaan dari seseorang di sebrang sana.

"Iya halo, ini siapa?" tanyaku pada orang disebrang sana.

"Ini gue Nes, Bagas gemoy temennya Zuma, lo pikun?" Aku melotot dan menjauhkan ponsel untuk melihat apakah itu benar-benar Bagas dan ternyata benar itu Bagas Gantara titisan zuma.

PUPUS ✅ (Sedang direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang