Hilang harapan.

166 25 0
                                    

Aku senang melihatmu bahagia, meskipun bukan denganku.

_Avior Danendrea_

•♡•

































Mencekam. Suasana kian bertambah kadar ketegangannya. Asmara menatap horor perempuan tersebut. Kakinya lemas dan denyut jantungnya seakan berpacu dua kali lebih cepat dari keadaan normal.

Cakra was-was. Dia takut perempuan itu akan melukai Asmara.

"Tante, jangan!" Teriak Cakra kemudian.

Seorang perempuan yang diteriaki tante oleh Cakra pun menarik lembut Asmara ke dalam dekapan. Membelai manja surai panjang Asmara dengan penuh rasa sayang.

Ingatkah dengan tante Iren? Betul, perempuan tadi adalah dirinya. Kini Iren tengah memejamkan mata. Seolah menyalurkan sebuah rasa kasih yang ada pada dirinya untuk Asmara. Asmara yang refleks terpejam pun perlahan membuka kedua kelopak mata. Ketahuilah, kaki Asmara masih melemas.

Bisikan lembut terdengar melewati gendang telinga Asmara.

"Maafin ponakan tante ya, cantik." Kiranya seperti itu.

Kemudian Iren melepaskan pelukannya. Dia mengusap pipi gembul Asmara sambil memberikan senyum terbaik pada gadis itu. Lantas, setelahnya dia berpindah fokus pada Cakra. Sorot mata Iren berubah tajam juga lebih menakutkan.

Cakra kikuk. Dia merebahkan tubuh lalu mengurung diri menggunakan selimut berwarna biru telur asin. Iren berjalan mendekat. Dia menarik selimut itu dan menjewer telinga Cakra hingga Cakra harus terbangun lagi.

Rintihan kecil keluar dari mulut Cakra. Iren melepaskan jewerannya, mengganti gestur dengan berkacak pinggang.

"Jadi dia yang suka Avior ceritain ke tante?" tanya Iren pada Cakra sambil menunjuk ke arah Asmara.

Otak Cakra seketika melamban. "Maksudnya?"

"Avior sering cerita kalo kamu disini suka buat ulah. Bahkan kamu tega sakitin gadis baik itu. Kurang ajar, emang!" Kepalan tangan Iren sudah melayang di udara. Lengan bajunya pun sudah dia singsingkan tinggi-tinggi. Sudah bersiap membogem wajah Cakra.

Cakra menghentikan bergerakan Iren. Sebelum ada benjolan serius di kepala yang akan menyebabkan dia amnesia. Oh ya Tuhan. Sungguh Cakra tidak ingin itu terjadi. Terkutuklah manusia bernama Avior!

"Eh, stop. Tante mau apa?" tanya Cakra.

"Mau bikin otak kamu itu mikir jernih!"

"Astoge."

"Kenapa, kamu?"

"Tante please deh. Ya kali Cakra harus jadi GGS?"

"GGS itu apa, Cakra?" tanya Asmara di sela-sela keributan. Iren menurunkan tangan kemudian mengangguk dengan artian dia juga menanyakan hal yang sama.

Cakra menghembuskan nafas kasar. "Ganteng-ganteng stres!"

Asmara hanya membulatkan mulut sempurna. Tapi, Iren tidak perduli akan hal itu.

"Stres aja gih. Biar kita ada alasan buat masukin kamu ke rumah sakit jiwa!" Damprat Iren.

"Ya Tuhan, dede terdzolimi!" Cakra histeris.

**

Rasa penasaran Asmara yang sangat membuncah sudah terobati. Dia sudah tahu siapa Iren dan apa tujuan dia datang kesana. Dia baru tahu bahwa Iren adalah tante dari Cakra.

Waktu ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang