Terimakasih Avior.

205 37 24
                                    

Jika mencariku. Aku masih ada disini. Menunggumu.

_Avior Danedrea_

•♡•

Happy Reading❤


















Pagi hari yang cerah, mentari sekarang berniat sekali pamer tidak seperti sebelumnya. Dengan agung dia pancarkan sejuta sinar terang yang dia miliki pada semesta. Sekedar memberi tahu bahwa dia ada dan punya segalanya untuk menerangi yang menjadi bawahannya. Secerah-cerahnya hari, tapi tidak secerah hati Asmara saat ini. Disaat dunia penuh warna, yang ada dalam hati Asmara hanyalah satu warna saja. Yakni kelabu.

Dia sedang berada di kamar dengan warna dominan baby blue. Duduk di tepian ranjang memandangi foto Vika bersama dirinya sedang tersenyum lebar. Memori indah kembali terputar membuat dia semakin kalut dalam rasa lara dalam jiwa.

Asmara memeluk figura berisikan gambar dia dan Vika erat-erat. Air matanya menetes tanpa permisi setelah dia memejamkan mata meresapi sakit yang melilit hati. Ya, Asmara belum bisa percaya bahwa Vika sudah tiada. Tiada untuk selama-lamanya.

Pintu kamar di buka kasar. Nampak Denis yang berkacak pinggang dengan tatapan tajam merujuk pada gadis yang tengah bersedih. Denis memijat pelipisnya, dia pun berjalan mendekati Asmara.

"Mau sampai kapan kamu nangis hah!" Gertak Denis.

Asmara kaget, dia spontan menyapu air matanya kemudian mendongak. Dia mendapati Denis yang jika bertemu dengannya, mimik wajah itu tidak pernah berubah. Selalu saja dengan mimik wajah kesal, marah, geram dan lain sebagainya.

"Pa. Asmara kangen mama," lirih Asmara.

Denis berdecak. "Ck. Susul aja mama kamu ke neraka!"

"Papa ga sedih kehilangan mama?"

"Cih. Apa yang harus di sedihin? Mama kamu itu manusia ga berguna apapun. Bener kan kata saya, mama kamu itu bau tanah. Ga lama lagi pasti meninggal. Liat kan buktinya?"

"Kenapa papa jahat?"

"Karena saya benci kalian berdua. Ikut saya!" Denis menarik kasar pergelangan tangan Asmara. Saking kasarnya sampai figura yang tengah di peluk Asmara terjatuh dan kacanya pecah berkeping-keping.

Denia terus menarik Asmara sampai masuk ke dalam kamarnya. Entah mau apa dia pada Asmara, semoga saja dia tidak berani macam-macam pada anak gadisnya sendiri.

**

Malamnya, Denis membawa Asmara pergi naik mobil entah mau kemana. Asmara pun bingung kenapa Denis menyuruhnya memakai baju yang sangat sexy. Sungguh, Asmara tidak nyaman. Dia di rumah sempat menolak memakai baju itu, tapi Denis malah menyiksanya sampai membuat beberapa lebam di bagian tubuh Asmara. Tidak tahu, Asmara tidak tahu apa tujuan Denis. Lihat saja nanti.

"Papa kenapa kita ke tempat ginian? Apalagi baju Asmara kayak gini. Pa, pulang aja yu. Asmara takut," rengek Asmara. Dia berhenti ditengah ruangan club memohon pada Denis agar kembali lagi ke rumah.

"Kamu daripada jadi anak yang kerjaannya mewek terus dikamar, mending kamu jadi jalang. Saya sudah daftarkan kamu di tempat ini. Dapat uang, kamu bisa bahagiain diri sendiri dan saya. Ada gunanya kan kamu hidup?"

Asmara membelalakan mata tidak percaya atas niat Denis. Apa katanya. Mendaftarkan anaknya sendiri sebagai jalang? Asmara meronta-ronta sekuat tenaga minta di lepaskan. Namun semakin dia bergerak, semakin kuat cengkraman Denis pada pergelangan tangannya.

Waktu ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang