Bab 23

505 25 0
                                    

Hyewon.

Dalam fikirku masalah yang kulalui saat ini akan terasa indah tapi masih ada problem yang belum terselesaikan sampai saat ini
.......Jihwan Kakaku.

Pernikahannya masih belum menemui titik terang akan restu dari keluarga Ayahku yaitu nenek ku karena sampai detik ini pun ia masih sangat membenci istri Jihwan yaitu Mira.

Aku pulang ke rumah ayahku karena ku dengar nenek sedang sakit, aku memasuki rumah ini dan menemukan ibuku sedang duduk di kursi makan ruang tengah aku menghampirinya dan duduk di sampingnya ia masih terlihat menatap ke arah meja dengan tatapan yang sangat sulit ku artikan . Ada apa fikirku bahkan ibuku masih tidak menyadari kehadiranku.

" Eomma." Panggilku pada ibu ia menatapku dengan tatapan terkejut.
" Ya Tuhan kapan kau sampai."Ucapnya
" Baru 20 menit yang lalu."Ucapku masih terus menatapnya.
" Kenapa tidak bersuara kalau datang."Ucapnya lalu memelukku. Aku mengusap punggungnya dengan perlahan.
" Aku tidak ingin mengganggumu karena aku lihat Eomma seperti sedang banyak fikiran."Ucapku. Ia masih terus mengusap punggungku dengan hangat lalu melepaskannya.
" Kau mau bertemu dengan nenekmu??." Tanya nya padaku.
" Ya aku dengar ia sedang sakit makanya aku datang."Ucapku.
" Hemmmm Kau datang sendiri? dimana Kyuhyun dan Johyun."
" Mereka menyusul nanti."Ucapku pada ibu.
" Eomma tidak apa-apa?."Tanyaku.
" Jangan khawatirkan apapun kau lihat ibumu ini bahkan masih sangat sehat dan bugar."Ucapnya dengan tersenyum yang terkesan sangat di paksakan.

Aku tau kau menyimpan begitu banyak beban bu.

Aku masih menatapnya dengan pedih aku tau ia begitu sangat membenci nenekku karena nenek lah penyebab Jihwan Oppa tak pernah pulang kerumah kalau ia sedang berada di sini untuk waktu yang lama, akupun sedih tapi aku juga tak pernah bisa berbuat apapun itu untuk membela kakaku karena aku tak memiliki seseorang untuk mendukungku dan untuk menentang nenekku karena ayah dan ibu begitu menghormatinya sebagai orang tua.

Aku memegang tangan ibuku dan mengusapnya secara perlahan, tangan ini yang merawat ku dulu.

" Ayo kekamar nenek."Ucapnya. Aku pun menganggukan kepalaku dan berjalan mengikutinya untuk menemui nenek. Ia membuka pintu lalu masuk akupun mengikutinya di belakang dan saat masuk aku bisa melihatnya yang sedang terbaring di atas tempat tidurnya. Aku menghampirinya yang sedang berbincang dengan Kakak dari ayahku.

" Hyewon kau datang, kemarilah."Ucap nenek saat melihatku. Aku menghampirinya dan duduk di tempat pamanku yang sedang duduk tadi ia memegang tanganku sambil tersenyum menatapku aku balas tersenyum dengan hangat ini lah alasanku tak pernah bisa membela kakaku karena ia begitu baik ketika denganku ia bahkan juga tak pernah memarahiku sekalipun entahlah terkadang aku berfikir Jihwan seperti bukan dari keluarga ini karena dari dulu ia selalu menentang apapun yang kakaku inginkan terkadang aku berfikir itu begitu sangat tidak adil untuknya dan alasan kenapa Jihwan menentangnya dan membuat keputusan pergi dari rumah ini. Karena setiap aku bertanya akan rasa penasaranku pada keluargaku kenapa tak ada yang melarang atau mencegah Jihwan pergi dari rumah ini dan herannya sampai detik ini mereka semua tak pernah memberiku jawaban sedikitpun termasuk ayah dan ibuku yang terkesan menghindari pertanyaan tersebut saat aku lontarkan pada mereka.

" Kau sudah makan?."Tanyanya padaku.
aku menatapnya dan menganggukan kepalaku padanya.

" Halmoni tak perlu menghawatirkanku karena aku masih sehat, kau hanya perlu melihat kondisimu agar cepat pulih kembali dan sehat seperti sedia kala."Ucapku padanya.

Ia menatapku tetap tersenyum. Aku melihat ibuku yang sedang menatap kami dari sofa tempatnya duduk bersama pamanku.

" Hyewon."Panggil nenek padaku.
" Ya apakah halmoni ingin sesuatu?."Tanyaku padanya.
" Ya, bisakah kita berbicara berdua saja, suruh ibu dan pamanmu keluar dulu ya."Ucapnya. Aku menatapnya dengan pandangan tak mengerti lalu berjalan menghampiri ibuku untuk memintanya meninggalkan kami berdua. Ibu mengelus punggungku sebentar lalu beranjak keluar diikuti dengan paman yang berjalan mengekori ibu di belakang aku menutup pintu dan berbalik duduk kembali di samping nenekku, ia masih menatapku sampai aku duduk di tempatku.

My Wife .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang