rumit

3K 283 7
                                    

"Lo!"

Langit berdecak, ia menatap pria di depannya

"wah masih hidup juga lo" Galaksi yang mendengar itu mendengus kesal

"emang lo pikir gue kenapa? mati!" Langit terkekeh ia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal

"yah kali aja" Galaksi memutar matanya malas saat melihat cengiran bodoh yang langit tunjukan. tiba tiba sebuah tangan menariknya

"Lo— Eh Bang gausah tarik tarik!" Galaksi memekik saat lintang menyeretnya

"ckk lama lo! buang buang waktu gue" Langit melongo melihat itu, sebelum Galaksi pergi lebih dalam ia melihat Galaksi mengomeli pria lebih tinggi yang menyeretnya

" akrab juga lo sama tuh anak" langit menoleh menatap mario

"engga juga, dia lawan gue kemarin malem" mario hanya ber oh, lalu merangkul langit ia mendekati bibirnya ke arah telinga langit

"lo tau engga cowok di sebelah gala itu lintang, lintang arkana" Langit membulatkan matanya kaget

"WHAT SERUS LO!" mario menutup matanya saat pekikan langit memasuki indera pendengarannya

"santai dong bayikk" langit mencabikan bibirnya kesal karena dipanggil bayi

"gue bukan bayi marioo, btw lo serius itu lintang, lintang si pembalap terkenal itu" mario sedikit terkekeh melihat ekspresi wajah langit. ia sangat mengetahui kalau langit adalah penggemar berat lintang, si pembalap terkenal yang sudah menghilang cukup lama dan sulit di ketahui keberadaannya.

" eh eh mau kemana lo" mario mencekal lengan langit saat langit ingin kembali memasuki cafe tersebut

langit mendelik tak suka

"yah mau nyamperin idola gue lah!" mario berdecak ia mengacak surai langit gemas

"yah santai dong gausah triak, cabut aja deh lang apa lo gak liat kalo tuh cowok lagi badmood" langit terdiam, benar juga apa yang di katakan mario wajah pria berkaca mata itu terlihat tak bersahabat menurut info dari yang ia ketahui lintang adalah pria pemarah yang paling benci di ganggu ketika sedang badmood

"yaudah deh cabut aja" langit melongos meninggalkan mario

mario mengeleng gelengkan kepalanya

"dasar bayiikk"

___

Winata duduk di kursi kebanggannya, ia menyesap kopi hitamnya. menikmati sensasi kopi pahit yang membasahi tenggorokannya

tok tok tok

winata melirik, tidak lama seorang pria masuk kedalam ruangannya

" apa kamu merindukan kawan tampan mu ini" ucap pria itu dengan senyum miringnya dan winata hanya menatap datar pria tersebut

"tidak usah berbasa basi andre" andre, pria yang berstatus sebagai sahabat winata hanya medengus sebal

"ayolah nata kamu ini sudah bukan remaja lagi berhenti bersikap sok cool seperti itu. jangan lupa kalo kamu sudah memiliki tiga anak — ralat empat anak" andre menaikan sebelah alisnya setelah mengatakan itu

winata memutar matanya malas, ia melempar sebuah amplop dihadapan andre

"kenapa kamu tidak menuntaskan perkejaan mu" nada dingin nata memasuki indera pendengaran andre, ia sudah biasa mendengarnya namun tetap saja nada suara dingin itu selalu berhasil membuatnya merinding

" aku harus menyelidiki lebih dalam tentang masalah satu tahun lalu nata. ingat, kita harus mengurusnya sesuai ketentuan hukum, bukan cara kotor yang selalu kau pakai" nata bangkit dari duduknya ia melonggarkan dasi yang terpasang di lehernya

"hahhh~~ aku benar benar benci menggunakan cara mu ini bajingan"

"HAHAHAHA kau benar benar menyedihkan Nata" andre tertawa, tertawa kencang saat melihat sosok nata yang kejam dan selalu menggunakan cara kotor dalam menyelesaikan masalahnya harus mengikuti prosedur hukum yang cukup memakan waktu

"bersabarlah biar ini ku yang urus, fokuslah dalam mencari tahu anak bungsu mu itu nata"

"anak bungsu? apa maksudnya ini"

Nata dan andre menoleh ke arah sumber suara

"sialan apa lagi ini" nata menghela nafas saat melihat sosok pria di depan pintu ruanganya

___

" lo dimana? gue udah sampe di indo" pria bertopi hitam menatap isi bandara yang sudah sepi. ia melirik arloji mahalnya

"suruh leon aja jemput gue, lo tunggu aja di rumah om david" pria itu kembali berucap

"ckkk gausah bacot, gue ini om lo hormat dikit ke" pria itu kini sudah mulai tersulut emosi mendengar nada kurang ajar dari keponakannya

"lo pikir nangkep tu orang gampang apa! udah deh lanjutin aja di rumah males gue denger suara cempreng lo babi" pria itu langsung mematikan panggilan

ia menarik nafas dalam dan menghembuskan secara perlahan

"berasa balik jadi remaja lagi gue jalanin misi misi kayak gini" pria itu terkekeh, ia bangkit dan menyeret koper hitamnya menuju pintu keluar

tanpa ia sadari seseorang di pojok sana menatapnya, ia mengeluarkan ponselnya dan memfoto tubuh tegap yang terbalut kameja merah hitam

"welcome back Alvaro" ia tersenyum sinis, ini adalah waktu yang ia tunggu tunggu. kedatangan Alvaro, pria yang menjadi sumber dari segala masalah yang menimpa keluarganya.

___

castnya semakin banyak seiring bertambahnya capter.

alur di sini akan lebih banyak tentang menggungkap rahasia dari pada menunjukan kemanjaan dan keimutan langit dan galaksi. tapi ttp cerita ini akan aku bumbui dengan kaka adek yang kental. tentang mereka yang saling melindungi satu sama lain

tentang bagaimana langit yang harus beradaptasi dengan kehidupan barunya dan juga rahasia Lintang dan Alvaro yang ternyata berhubungan dengan masalah langit dan galaksi

jadi mohon ditunggu untuk next capternya

see you👋🏻👋🏻

Dan seperti biasa jangan lupa 🤍 dan koment, trimakasih❤️❤️

Dunia Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang