masalah

2.2K 197 8
                                    

Setelah kejadian tadi malam, Galaksi benar benar menghindari Nata. bahkan ia sama sekali tidak menatap manik yang nata miliki saat di meja makan.

Sedangkan lintang, pemuda itu sama sekali tidak memperdulikan tentang anak lain yang disebut sebut itu. entahlah ia sama sekali tidak tertarik, selagi anak itu tidak menganggu keluarganya Lintang akan bersikap bodo amat

Winata sedari tadi hanya diam dikursi kebanggannya. sama sekali tidak berminat untuk menyetuh berkas berkas yang berserakah di meja kerjanya

"hoy lihatlah pria ini seperti seorang yang tidak memiliki semangat hidup" pria berjas masuk kedalam ruangan terbesar di gedung ini

ia duduk di hadapan winata dengan senyum mengejeknya.

"ouh ayolah kau bukan seperti winata yang aku kenal" pria itu kembali berucap ketika tidak ada pergerakan dari winata. pria berumur 40 tahun itu hanya diam menatap lurus kedepan sambil sesekali memijit pangkal hidungnya

" bisakah kau tutup mulut sialan mu itu!" Winata menatap admiral tajam sedangkan admiral hanya memutar matanya malas

"apakah kau sudah menemukan anak itu" winata mendongak saat pertanyaan admiral memasuki indera pendengarannya

terlihat helaan nafas dari winata, pria itu mengeluarkan sebuah berkas yang diberi dom

admiral menatap winata dengan kening berkerut

"apakah kau belum membaca ini" winata hanya berdehem, ia nemejamkan matanya berusaha menghilangkan stressnya

"Dasar bodoh" umpatan Admiral membuat winata mendengus kesal

""sekali lagi kau bicara akan kupenggal kepala mu" admiral berdecak, ia membuka map merah dan membacanya dalam diam

" holly shit apakah benar ini putra dari sarah!" nata menoleh saat pekikan Admiral terdengar, ia merebut paksa map itu membuat admiral menggerutu kesal

winata tak menggubris, ia membaca map itu dalam diam dan serius

"anak itu...."

____

Galaksi mendengus saat guru berbadan gempal di depannya tidak ada hentinya mengoceh, Galaksi mengusap kupingnya panas,astaga guru ini benar benar berisik!

"Galaksi lingga apa kamu mendengar ucapan bapak!" Pak nopal berteriak marah, matanya melotot kesal. Galaksi mah hanya memutar matanya malas

"duhh pak kuping saya panas dengerin ocehan bapak tau gak" Galaksi memerotes sambil mengosok gosokan kuping

"udahlah pak saya mau masuk kelas" Baru saja Galaksi ingin pergi suara pintu terbuka menampilkan pak bram dengan seorang di belakangnya

Galaksi terkejut saat melihat sosok itu, begitu pun sosok di belakang pak bram

"Lo kok bisa disini" Galaksi memekik kaget, sedangkan pria itu, Langit hanya memutar matanya malas

"astaga kenapa dunia sesempit ini"

pak bram dan pak nopal menatap kedua siswa nya itu heran

"kalian berdua saling kenal ternyata" pak nopal mengangguk nganggukan kepalanya

"gak heran sih sama sama badung" Galaksi dan langit memelototi pak nopal membuat pak nopal salah tingkah

"heh ngapain kalian ngeliatin bapak kayak gitu" Galaksi dan langit mendengus mereka mendelik kesal

pak bram yang melihat itu mengelengkan kepalanya maklum

"kalian berdua kalau di lihat lihat kok kayak kakak beradik yah"

Dunia Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang