Undangan

1.7K 165 5
                                    


Langit menatap isi cafe dengan tatapan tenangnya sesekali ia melirik ke arah pintu masuk untuk melihat orang yang akan menemuinya.

ia menghela nafas, Entahlah sudah berapa banyak helaan yang langit keluarkan akhir akhir ini,Ia benar benar stress dengan apa yang terjadi huh

Langit melirik ponselnya mengecrool room chat ponselnya berniat menghilangkan bosannya

"Apakah kau sudah menunggu lama" Langit mendongak, ia menyipitkan matanya melihat Wanita paruh baya dengan make up tebalnya

Wanita itu tersenyum, ia menarik kursi di depannya dan duduk disana

"Apakah kamu masih mengingat ku?" Wanita itu menyimpan tasnya, ia menatap langit dengan tangan dilipat di dada

langit menyimpan ponselnya "Wanita gila yang hampir gue tabrak bukan?" Langit menatap wanita di depannya dengan alis terangkat satu

Andin, ia tersenyum miring "Kau benar benar lucu" Ucap wanita sedikit terkekeh

Langit memutar matanya malas "Siapa yang ngelawak gilak" ketus langit

Wanita itu mengangguk anggukan kepalanya "Aku kalah cepat rupaya dengan pria bajingan itu" Langit mengernyit tak mengerti mendengar nya

"Jadi kau sudah tau siapa papah kandung mu?" Wanita itu menatap langit serius, menunggu jawaban apa yang akan keluar dari pemuda itu

"Tidak usah berbelit, bagaimana kamu kenal dengan ibu ku" Tanya langit. Ia sudah tidak bisa menahan sabar lagi, Wanita ini terlalu berbelit belit

Andin tertawa mendengar itu "Kau ternyata mirip denganya, Sama sama tidak sabaran" Langit berdecak mendengar itu

"kalau lo muter muter terus, Gue cabut" Langit menatap wanita itu serius membuat wanita di depannya mendengus tak suka

Andin mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, ia menyodorkan sebuah foto kepada langit

Langit menggambil foto itu tidak lama ia mengalihkan tatapannya ke arah andin

"ini mamah gue!" Pekik langit

Andin yang mendengar pekikan itu memutar matanya malas

"Mamah mu adalah sepupuku"

Langit yang mendengar itu membulatkan matanya tak percaya

"Gausah Nyebar hoax deh lo!" seru langit kesal

wanita itu menghela nafas ia menatap langit lamat lamat "Ingin mendengar sebuah cerita?"


****

Max menatap wanita cantik yang tiga bulan lalu resmi menjadi istrinya dengan datar "apakah kau sudah selesai dengan aksi marah marah mu" Max membuka suara setelah lama berdiam membiarkan melissa berteriak marah dan melempar lempar barang dengan kesal

melissa menatap Max masih dengan nafas yang memburu "Aku benar benar benci dengan winata max! Bisa bisanya ia membuat anak anakku bersikap tidak hormat begitu kepada ku!" Ucap Melissa penuh emosi

"Aku benar benar menyesal memilihnya waktu itu" Nada melissa tiba tiba melunak, ia menatap Max dengan tatapan penuh penyesalan

Max menghela nafas, ia bangkit dari duduknya dan membawa melissa kedalam pelukannya

"tidak perlu mengungkit yang lalu lalu melissa, kamu tidak boleh terlalu memforsi tenaga mu. ingat ada nyawa yang hidup di perut mu ini" Max berucap lembut, ia mengusap perut melissa pelan

melissa yang diperlakukan itu tak bisa menahan haru, ia memeluk max erat "bantu aku, bantu aku untuk membalaskan dendam kepada Nata" Max mengangguk

Dunia Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang