Flashback

417 21 0
                                    

"Apakah kamu menikmati hari pertama mu kay?" Lelaki berusia dua puluhan menatap gadis remaja di hadapannya. Kopi panas yang mengepul ia hisap perlahan lahan.

Kayna, gadis berusia 16 tahunan itu tersenyum tipis.

"Tentu paman, terimakasih sudah menyekolahkan kayna di tempat mewah itu. Kayna merasa tidak pantas menerima kebaikan paman" ujar kayna sendu, ia memilin ujung rok abu abunya.

Reynand terkekeh mendengarnya, ia mengusak rambut kayna pelan. "Itu sudah tanggungjwab ku. Ingat, jika bukan karena mu aku mungkin sudah mati kehabisan darah" reynand menatap ke arah jendela yang menampilkan banyaknya kendaraan yang berlalu lalang sampai mata tajamnya nenatap kedua remaja yang sangat ia kenali.

"Ah mereka sudah tiba" ujar raynand, ia melirik kayna yang juga menatapnya.

"Bertemanlah dengan mereka kayna" ujar reynand sebelum ia melambai memanggil kedua remaja lelaki yang sepertinya mencari keberadaanya.

Satu tahun kemudian.

"Lintang dengerin aku dulu, please kamu salah paham" kayna, gadis berambut sebahu itu berusaha mengapai tangan lelaki yang berstatus sebagai kekasihnya. Air matanya sudah menetes sedari tadi. Ia bahkan tidak peduli aksi memohonnya di pertontonkan banyak orang.

"Lintang! Demi tuhan aku ngga punya perasaan apapun untuk bargas" keyna berteriak saat tahu bahwa permohonannya tidak akan dapat menghentikan aksi gila lintang yang sedang memukul bargas habis habisan

Lelaki bertubuh atletis itu berhenti. Ia menghempaskan cengkremannya dari kerah lelaki yang dulunya berstatus sebagai sahabatnya.

"Gue tau, gue tau kalo lo ga mungkin selingkuh di belakang gue, gue juga tau kalo lo ngga mungkin ngehianatin gue. Tapi, bargas? Cowok brengsek itu berani ngedeketin lo yang statusnya pacar sahabatnya sendiri! dan dengan ngga tau dirinya nyatain perasaan sialannya itu!" Lintang berteriak frustasi, triakannya menggema di koridor sekolah membuat anak anak yang berada di sana tidak berani mengeluarkan suara sedikit pun.

"Kayna gak pantes sama cowok brengsek kayak lo"bargas lelaki yang sudah habis babak belur itu berusaha berdiri. Mata tajamnya menatap datar lintang.

"Apa yang bisa di harapin dari cowok kayak lo? Untuk ngelindungin nama baik keluarga lo sendiri aja lo ga bisa, apalagi untuk ngelindungin lo kay" devan beralih menatap kayna.

"Liat diri lo kay, lo begitu menyedihkan karena udah ngasih seluruh hidup lo buat lelaki brengsek ini. Cowok ini yang buat lo selalu ngerasa minder karena selalu ngebanding bandingin lo sama temen High class nya, cowok ini yang bahkan ngga bisa terbuka tentang dirinya padahal lo ceweknya, cowok ini yang buat lo nangis setiap malam karena lo takut dia udah ngga cinta sama lo!" Urat urat tercetak jelas, bargas menghela nafas panjang.

"Gue bakal tebut kayna dari cowok brengsek kayak lo lintang" bargas menatap sungguh sungguh ke arah lintang, tidak ada keraguan dalam setiap kalimat yang terucap

"Brengsek!"

Bugh!!

"LINTANG ASTAGA STOP!"

Kayna berteriak histeris, ia menarik lintang yang kembali memukul wajah bargas. Kayna yakin mungkin hidung bargas sudah retak.

"Lintang stop! Kamu gila!"

"Lepasin biar gue matiin si bangsat ini!" Lintang masih berusaha menghajar bargas mata lelaki itu sudah benar benar menggelap

Plak!

Suara tamparan menggema. Menghentikan pergerakan lintang. Ya lintang, putra dari winata aldebaran itu diam tak bergitu. Ia masih mencerna apa yang terjadi. Kekasihnya, kekasihnya baru saja menampar dirinya hanya karena penghianat yang sebentar lagi mungkin akan meregang nyawa ditangannya

"Kita putus"

Ucapan itu mampu membuat sirkulasi udara di sekitar lintang menipis. Lelaki berusia 17 tahun itu menatap kaynara tak percaya.

"Kalian berdua bener bener gila. aku bener bener nyesel masuk ke dalam kehidupan kalian" mata yang sudah memerah itu menatap penuh kekecewaan kedua lelaki yang sudah berantakan.

Sejak itu, semuanya berakhir.

Wanita yang menjadi poros kedua lelaki itu menghilang bak di telan bumi. Hubungan yang rusak semakin rusak dengan masalah masalah baru.

Saat itu lintang tahu bahwa dunianya benar benar sudah hancur.

____

" bagaimana bisa proyek barcelona lepas dari genggaman mu saga!? Ini bukan proyek besar, apakah sesusah itu untuk mu yang natobenya keturunan seorang winata aldebaran gagal mempertahankannya!" Abraham melempar ipad di genggamannya. Lelaki paruh baya itu menatap cucunya dengan tatapan penuh intimidasi.

"Entah apa yang si bodoh nata itu ajarkan kepada anaknya sehingga mengurus proyek mudah ini saja kau gagal" lelaki tua itu tak henti mencemooh sagara.

Lelaki dengan di baluti jas mahal berwarna biru gelap itu tak berkutip. Tatapan nya masih Lurus kedepan seolah makian makian yang di lontarkan pria tua yang berstatus kakeknya itu bukanlah hal yang perlu ia renungkan.

"Kau tau siapa yang mendapatkan proyek itu?" Abraham melipat tangan di dada. Alisnya terangkat satu dengan angkuh

"Reynand, perusahaan adijaya yang mendapatkannya" jawab sagara begitu saja, ia mengucapkan hal itu seolah olah seorang reynand bukanlah siapa siapa hingga ia tidak perlu bertindak berlebihan

"Bodoh! Kau membiarkan keluarga penghancur itu mengambil proyek barcelona dan mencoreng nama andromeda sagara!" Abraham bangkit dari duduknya ia menarik kerah cucu nya.

"Kau tau banyak hal yang terjadi di keluarga kita karena ulah keluarga adijaya" abraham menurunkan intonasi suaranya tapi sagara dapat tahu jelas bahwa sang kakek tengah menahan amarah yang selama ini ia tahan.

"Aku tidak terlibat dengan segala permasalahan adijaya dan andromeda. Perselingkuhan daddy, kematian keenand lourisson, dan tentang gadis kecil licik yang hampir membuat adik ku gila" sagara melepaskan cengkraman sang kakek

"Opa, kau tau jelas bahwa masalah ini tidak akan menjadi sebesar ini bila kita menurunkan ego kita" sagara menatap penuh serius

"Kita adalah andromeda, sejak kapan masalah kecil ini mampu menghancurkan kita"

"Uncle alvaro mengatakan sudah tahu dalang di balik kematian keenan"

Abraham mendongak, ia menatap serius sang cucu

"Omong kosong apa itu! Anak tengik itu tidak mengatakan apapun kepada ku sejak ia datang"

Sagara mendelik

"Bagaimana mengatakannya opa terlalu sibuk ikut campur dalam masalah proyek ku"

"Omong omong aku sengaja membiarkan reynand mendapatkan proyek itu, karena hanya proyek itu yang bisa menemukannya dengan penbunuh saudaranya" setelah mengatakan itu sagara langsung keluar dari ruangan abraham tak lupa dengan senyum angkuhnya

Abraham? Ia hanya bisa menatap tak percaya. Sialan! Sejak kapan pria penuh ketelitian dan cerdas sepertinya tidak bisa menebak rencana para turunannya ini!

_____

Tes tes tes

Apakabar para readers kesayangkuuu😘😘😘

maafin nan baru bisa upload cerita inii huhuhuuuu

Setelah penantian panjang akhirnya bisa lanjut😌😌😌

Jangan tanya alasannya apa karena yang paling jelas nan lupa alur jd bingung mau ngelanjutin gimana🙂🙂

Sampe sini dulu yaaa readers kesayangan kuuu

Spam cinta kalian donggg biar nan lanjut cerita aneh iniii🤪💓💓💓💓

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dunia Langit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang