19

965 85 23
                                    

“Untuk sekarang dia baik-baik saja. Namun dia menjadi lebih pendiam dari sebelumnya. Tolong hibur dia. Halmeoni yakin dia pasti senang sekali bisa bertemu denganmu.”

“Nee, Halmeoni. Memang itu salah satu tujuanku kembali.”

Pemuda itu tersenyum. Ia sudah tidak sabar untuk melihat Jin. Sudah lama ia tidak melihatnya, terakhir kali sekitar 3 tahun yang lalu.

Hyung merindukanmu, Jin..


❤❤❤

Jaehwan atau yang biasa dipanggil Ken, itulah nama pemuda itu. Sudah bertahun-tahun lamanya ia bekerja di Jepang. Namun kini ia memutuskan untuk kembali. Ia ingin bekerja di Korea karena menurutnya bagaimana pun baiknya kehidupan di Jepang, kerja di negara sendiri lebih menyenangkan. Apalagi dengan keadaan Jin yang seperti sekarang ini, membuatnya semakin ingin pulang.

Hubungan Ken dan Jin bisa dibilang sangat dekat. Meskipun hubungan mereka berdua adalah sepupu, namun kedekatan mereka sudah seperti saudara kandung. Bahkan keenam kakak Jin dibuat cemburu oleh kedekatan keduanya.

Ken memang menganggap Jin sebagai adik kandungnya. Lahir sebagai anak tunggal membuatnya ingin memiliki seorang adik terutama adik laki-laki. Dan keinginannya terbayar dengan lahirnya seorang Kim Seokjin. Bukannya Ken tidak sayang dengan sepupu laki-lakinya yang lain hanya saja dengan melihat Jin, membuatnya ingin melindungi dan menyayanginya dengan setulus hati.

Samar-samar terdengar suara Kim bersaudara yang sedang berjalan masuk menuju rumah Young Hye. Satu per satu dari mereka melihat kedatangan Ken. Semuanya terkejut dan menyapanya, tak terkecuali Jin.

“Hyung!!” sapa Jin.

Ken mendekat dan memeluk Jin.

“Aku kangen padamu, Jin.”

“Aku juga, Hyung.”

Tanpa mereka sadari, keenam orang lainnya merasa terabaikan.

Ekheem..” celetuk Taehyung.

Ken melepas pelukannya dan kembali berdiri, menyapa keenam lainnya.

“Maaf.. maaf.. Hyung keenakan berpelukan. Hehehe..
Sepertinya sikap protektif kalian belum berubah, masih sama seperti dulu. Gimana kabar kalian?”

“Kabar kami baik, Ken. Seperti yang kau lihat.” Jawab Yoongi.

“Syukurlah..”

“Kapan kau tiba di Korea, Hyung?” tanya Hoseok.

“Gimana kalau kita duduk dulu? Kalian pasti capek kan setelah bersepeda?”

“Kau benar, Hyung.” Jawab Jimin.

Sesampainya di ruang keluarga, mereka semua mengambil posisi yang nyaman untuk duduk di sofa. Ken mengambil posisi duduk di sebelah Jin dan keenam kakak Jin hanya bisa bersikap biasa. Ken memang seperti itu, dia akan berusaha untuk bisa dekat dengan Jin. Meskipun hal itu sudah mereka ketahui dan mereka lihat sejak lama, namun tetap saja ada rasa cemburu di hati keenam orang itu.

“Jadi, kapan hyung tiba di Korea?” tanya Hoseok.

“Kemarin. Awalnya hyung ingin langsung mampir ke rumah kalian, tapi eomma kalian mengabariku kalau kalian sedang berada di rumah Halmeoni.”

“Appa dan eomma sudah tahu lebih dulu?” tanya Jin.

“Iya, hamsterku. Hyung memang sudah mengabari mereka tentang kepulanganku.”

“Kenapa hyung nggak mengabariku juga?”

Wajah Jin terlihat kesal. Ken dan keenam hyungnya terkekeh melihat ekspresinya. Inilah yang membuat Ken semakin rindu pada Jin. Sikap kekanak-kanakan yang tidak pernah hilang darinya dan ekspresinya yang membuat orang bukannya takut melihatnya marah, namun malah semakin gemas untuk mencubit pipinya yang menggembung.

PrécieuxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang