10

1.1K 98 56
                                    

Jin bukannya tidak mau pulang dengan Jungkook. Mau banget malah. Tapi ia sungkan dengan Hyorin. Ia paham kalau Hyorin pasti ingin punya waktu bersama dengan Jungkook. Namamya juga orang pacaran. Namun karena keadaannya yang sekarang, waktu berdua mereka jadi berkurang. Ia mulai kembali menyalahkan dirinya dan menganggap dirinya hanyalah sebagai beban.

Semuanya gara-gara aku! Coba saja aku nggak lumpuh! Payah kau, Jin! Payah!

Di sisi lain, Hyorin pun kecewa dengan keputusan Jungkook. Menurutnya, perhatian Jungkook mulai terbagi dan lama kelamaan, hanya ada Jin yang di pikiran Jungkook. Sebut saja, Hyorin egois. Ia tidak ingin perhatian Jungkook terbagi.

Aku harus bisa merebut perhatian Jungkook kembali!


❤❤❤

Selama perjalanan pulang, Jin hanya diam. Jungkook bingung dengan sikap adiknya itu.

“Jin, kenapa? Kok dari tadi diam saja?”

“Gak apa-apa kok, Hyung.”

“Jangan bohong, Jin. Mata dan telinga kamu itu nggak bisa bohong.”

“Beneran nggak apa-apa, Hyung.”

“Haaahh.. Ya sudah kalau kamu belum mau cerita.”

Jungkook menghela napas dan kesal. Kenapa adiknya ini masih belum mau terbuka dengannya? Kenapa dia nggak mau cerita? Memang semenjak Jin lumpuh, ia menjadi sedikit tertutup. Padahal sebelumnya, Jin termasuk yang cerewet diantara ketujuh bersaudara itu.

Terlintas di pikirannya untuk mampir membeli es krim, dessert favorit Jin. Mungkin saja bisa mengembalikan mood adiknya sekaligus sedikit memancing Jin untuk berkata jujur tentang perasaannya saat ini. Sesampainya di kedai itu, Jin terkejut. Matanya berbinar begitu melihat tulisan di kedai itu.

“Lhoo, Hyung! Ini kan .......”

“Kedai es krim favoritmu. Gimana? Kamu senang?”

“Seneng bangeeett, Hyung! Udah lama kita nggak ke sini.”

“Jja! Kita turun!”

Jungkook membantu Jin dan mendorong kursi rodanya. Jin memilih kursi pojok belakang dekat jendela. Sambil menunggu Jungkook yang sedang mengantre di kasir, Jin kembali memikirkan kejadian di kantin.

Apa aku sebaiknya minta tolong hyungdeul yang lain untuk menjemputku? Kasian Kookie hyung kalau terus ngurusin aku. Kasian Hyorin Noona juga. Waktu mereka jadi berkurang. Tapi aku alasan apa ke Kookie hyung? Ayo berpikir Jin!

Tanpa Jin sadari, Jungkook sudah berada di depannya sambil melambaikan tangannya untuk mendapatkan perhatian Jin.

“Jin? Haloo?”

Tak kunjung tersadar, Jungkook menepuk pelan telapak tangan Jin dan membuat Jin sedikit kaget.

“Eh, Hyung! Es krimnya udah datang?”

“Sudah di depanmu dari tadi Jin.”

Jin menundukkan kepalanya dan benar saja, es krim pesanannya sudah datang.

“Iya.. hehe..”

“Mikirin apa sih? Kok sampe ngelamun gitu?”

“Nggak ada.”

“Kalau nggak ada, nggak mungkin sampe melamun gitu, Jin.”

PrécieuxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang