"Ck, adek mana sih?" Kesal Kuroo yang khawatir akan gw.
"Telpon coba.." usul Akaashi.
"Gw diblokir!" Ucap Kuroo yang kemudian membanting dirinya di sofa sambil menyibak rambut nya ke belakang karena khawatir.
"Kenapa jadi gini sih.." batin Kuroo yang bingung dengan sikap gw akhir-akhir ini.
"Gw takut dia kenapa-kenapa.." ucap Bokuto yang masih berusaha menghubungi gw.
******
"Gw kenapa sih bangsat.." gw berjalan entah kemana sambil bertengkar dengan pikiran dan perasaan gw sendiri.
"Gw ga paham perasaan gw sendiri.." gumam gw sembari melihat ke cahaya bulan yang hampir tertutup oleh awan.
"Why..why am I very jealous? Let them with his relationship ..." Gumam gw yang terus-terusan bergelut dengan perasaan dan pikiran.
"Tenang..tenang..lu paham kan semua ga bisa abadi.. termasuk.. hubungan keluarga.." gumam gw berusaha meyakinkan gw dan meredakan pikiran gw.
Termasuk hubungan keluarga..
"Apasih.." lirih gw sambil mengusap air mata yang terus-terusan jatuh.
"Udah tengah malam.." gw melihat ke arah jam tangan gw, gw menghela napas lalu memutuskan untuk pulang walaupun harus berakhir dengan pertengkaran.
Perjalanan pulang sedikit memakan waktu karena gw sendiri juga sudah pergi cukup jauh. Berkali-kali gw berusaha menenangkan diri.
"Eh?" Gw merasakan setetes air jatuh dari langit, lalu disusul lebih banyak.
Ah, hujan, rupanya alam pun mendukung perasaan gw, hujan di malam hari makin membuat perasaan gw larut tenggelam, membuat nya makin gelap.
"..." Hujan kemudian turun semakin deras, namun gw ngga peduli, baju basah, ataupun kedinginan.
"BANGSAAATT!!" teriak gw ditengah hujan deras melampiaskan kekesalan gw terhadap perasaan gw sendiri.
******
Singkat cerita gw akhirnya sampai di rumah dengan keadaan rambut basah, mata sedikit bengkak karena tangisan gw, baju yang basah dan tubuh yang sedikit bergetar karena kedinginan.
"Dek!" Akaashi langsung pergi ke kamarnya, mengambil handuk dan menutup tubuh gw dengan handuk. Bokuto langsung ke dapur, membuat teh hijau yang panas sementara Tsukishima menyalakan penghangat ruangan.
Dan Kuroo mengeringkan rambut gw, namun gw menepis tangan nya sebelum dirinya menyentuh helai rambut gw.
"Dek..kenapa?" Tanya Kuroo ragu karena takut merusak mood gw walaupun sebenarnya sudah hancur lebih dulu.
"Dek..ada apa? Ada masalah? Cerita sama abang.." Akaashi jongkok di depan gw dan menatap gw walaupun tatapan gw padanya hanya tatapan kosong.
"..." Gw hanya diam, menggeleng pelan namun sorot mata gw tertuju pada Kuroo.
"Sini dek..minum dulu.." ajak Bokuto merangkul gw menuju sofa.
"Nanti aja.." lirih Bokuto pada Kuroo dan diangguki Kuroo.
"Sini.." Bokuto mendudukan gw di sofa dan meminumkan teh hijau nya perlahan.
"Kenapa.."
"Kenapa adek cemburu.."
"Kenapa adek cemburu padahal itu bukan urusan adek.." keempat abang gw saling memandang satu sama lain, Akaashi menatap ke arah Kuroo lalu mengangguk dengan maksud untuk membiarkan gw disini empat mata dengannya, Kuroo menghela napas lalu pergi ke kamar dan menguncinya.
"Tolong ya.." ucap Akaashi pada Bokuto dan Tsukishima. Keduanya mengangguk lalu pergi meninggalkan gw dan Akaashi berdua.
"Dek..liat ke arah abang.." ucap Akaashi menatap gw.
"Dengarkan abang ya..Kuroo--"
"Lebih mencintai Kak Alisa daripada adek, begitu kan? Fine, Kak Alisa lebih cantik--"
"Dek.. dengarkan abang--"
"Kak Alisa lebih cerdas~ gadis berdarah Rusia, tipe nya bang Kuroo banget.."
"Dek! Dengarkan abang!" Tegas Akaashi yang membuat gw tersadar dari lamunan gila gw.
"Dek.. abang tau apa yang adek pikirkan.. ini soal Kuroo yang beberapa hari ini ke rumah Alisa kan?" Tanya Akaashi yang gw angguki.
"Iya pasti karena Abang Kuroo lebih memilih cewe penurut kan? Lihat adek.. bandel.. suka ngelawan.." Akaashi mendekat, menidurkan gw di paha nya.
"Gini lho dek.. dalam alam semesta, semua itu hanya sementara, tak ada yang abadi.. termasuk hubungan paling lekat pun.. adek berhak kok cemburu, berhak banget.. adek yang lebih lama bareng abang, paling lekat, paling banyak mengukir kenangan indah, susah senang, terus bersama.. namun ada kalanya semua itu berjalan namun tanpa adek.. dengan kata lain, menambah kenangan bersama yang lain.." jelas Akaashi sambil mengelus rambut gw.
"Tau ga dek, sebenarnya Kuroo benar-benar ngga bisa pisah dengan adek, lebih tepatnya seakan jatuh cinta dengan adek.. inget ngga berapa kali adek bareng Kuroo?" Sambung Akaashi.
"Entahlah..sudah banyak.."
"Dan asal adek tau.. walaupun Kuroo sudah menjalin hubungan dengan Alisa, tau ngga apa yang sering banget dikatakan Kuroo pada Alisa hingga Alisa bosan mendengar nya namun masih sering minta Kuroo untuk menceritakan nya? Adek.. Kuroo sangat suka membanggakan adek.. sampai-sampai..Kuroo menceritakan hal sepele seperti cara adek tersenyum, cara adek membuat Kuroo tertawa.." sambung Akaashi, gw melirik ke arah Akaashi lalu duduk di paha nya, menghadap nya dan memeluk nya.
"Lembaran yang sudah memiliki banyak tulisan tak akan mudah menghilang walaupun sudah berganti lembaran karena akan membekas.. walaupun itu hanya seperti cap.." ucap Akaashi mengelus rambut gw, dan mencium pipi gw.
"Wajar kok cemburu..gapapa.. adek hanya takut kehilangan.. yang nyatanya tak akan pernah kehilangan.." Gw mengangguk, menelan kata-kata positif Akaashi dan membuang pikiran negatif gw soal melupakan keluarga
"Dek.." Kuroo keluar kamar dan menghampiri gw, disusul Tsukishima dan Bokuto. Gw melepaskan pelukan Akaashi lalu melihat ke arah Kuroo.
"Sini.." Kuroo berlutut, merentangkan tangannya, dengan cepat gw berlari ke arah Kuroo dan meloncat ke pelukannya.
"Abang.." Kuroo mencium dahi gw dan tersenyum hangat lalu menggendong gw, dan melemparnya lalu menangkap nya.
"Pfft-- awas jatoh!" Sahut Bokuto melihat gw yang panik di udara sambil tertawa.
"Gitu dong.. adek nya abang harus tersenyum..ya?" Akaashi menghampiri gw, dan mengelus rambut gw.
.
.
.
.
.
⅔ cinta abang hanya untuk adek.. jadi jangan khawatir ya? Adek adalah cinta abang yang ngga akan terganti.. sampai kapanpun, ngga ada yang bisa menyamai adek..
-Akaashi-
KAMU SEDANG MEMBACA
Setengah Otak || 1
HumorSerumah dengan 4 abang cowo?? Yakin? . Berbagai kerandoman terus ada, mulai dari usil sampai perang dunia ke 99+ jadi tetangga denger berisik dari rumah sebelah kek nya ga kaget lagi. . AWAS DIKIRA INCEST "yuk bisa yuk ga incest"