"fufufu.. AKAASHIIII MINTA DUITT!!" Teriak Bokuto mencari kesana kemari Akaashi. Namun tak kunjung ketemu dan sebuah kejanggalan terlihat.
"Jejak apa ini?" Bokuto menemukan sebuah jejak..semacam kucing. Tapi kucing siapa? Dan jejak itu dimana-mana. Namun asal nya diduga dari dapur, menurutnya penyelidikan detektif abal Bokuto.
"Kucing tetangga?" Gumam Bokuto. Ia melirik ke belakang rumah dan tak menemukan pintu khusus penyembelihan kucing— maksud nya khusus jalan kucing terbuka.
"Woy bang! Kucing lo kabur ke rumah gw ga?" Teriak Bokuto pada tetangganya, Bang Astor.
Mirip jajanan bukan?
"Ga ada tuh! Nih kucing gw!" Seru Bang Astor sembari mengangkat kucing gemuk berbulu putih namun bermuka menyebalkan itu. Fyi dia kerjaan nya nyolong pindang di rumah gw.
Waktu dimintai pertanggungjawaban, Bang Astor cuma bilang, "Biasalah.. namanya juga kucing.."
"Terus kucing siapa tadi.." pikir Bokuto, dan terlintas di pikiran nya, "Apakah itu kucing hantu?"
Bokuto kemudian pergi ke kamar Akaashi berniat untuk menyelimuti diri dengan selimut Akaashi yang tebal namun apa yang dilihatnya kini?
"Itu Akaashi?"
"Tidak, tidak.. itu kucing.."
"Itu.."
"Akaashi.."
"Akaashi menjadi... Kucing?" Bokuto melongo, matanya tak teralihkan dan hanya tertuju pada satu kucing didepan nya, warna putih hitam.
Tubuh Akaashi menjadi sekecil bayi, diantara rambutnya, muncul dua telinga kucing yang menutup dengan imut, memiliki ekor yang lembut tangan nya berubah seperti tangan kucing namun ia masih bisa dibilang manusia.
"Tuhan.. ujian puasa apa lagi ini?" Ujar Bokuto menadahkan tangan nya.
"Meow?" Akaashi mendatangi Bokuto dengan matanya yang mengkilap bersih, baju terakhir yang Akaashi gunakan kini terlihat sangat oversize di badan barunya Akaashi.
"Meow~" Akaashi mampu berdiri namun tinggi nya hanya sepinggang Bokuto, dan Bokuto sekarang hanya membatu.
"Hngg?" Akaashi menarik-narik kaos yang dikenakan Bokuto dan itu membuat Bokuto seakan dimabuk keimutan.
"Allahuakbar.." Bokuto tersenyum, mirip pedo. Ia melirik Akaashi yang masih menarik-narik kaos Bokuto disana, entah kenapa Bokuto reflek menggendongnya.
Tess—
Darah mengucur dari hidungnya, sial. Bokuto mimisan melihat Akaashi yang menjilati tangannya. Ia langsung meraih handphone miliknya yang tergeletak di laci milik Akaashi karena semalam dirinya meminjam charger.
Maklum ga modal.
'WOY! BALIK CEPAT!'
'kenap—'
Bokuto mematikan secara sepihak namun suara Bokuto sudah cukup membuat gw dan dua abang gw panik dan segera pulang.
"Akaashi.. kenapa bisa jadi gini?" Tanya Bokuto iseng sambil menyentuhkan jari telunjuknya ke hidung manis Akaashi.
"Hngg?" Akaashi menggigit kecil jari Bokuto dan membuat darah di hidung Bokuto makin mengucur, wajah nya memerah seakan suhu nya naik.
"Adik Bokuto yang manis.. Akaashi.. kenapa bisa jadi gini? Tanya Bokuto sekali lagi dengan menahan hidungnya yang terus mengucurkan darah.
"Humm.." Akaashi menggeleng, telinga yang ikut bergerak membuat nya makin imut.
"KAMI PULANG!!" teriakan itu membuat Bokuto langsung berlari keluar kamar Akaashi dan menunjukkan jika ada yang salah dengan Akaashi.
"A-abang kenapa jadi gitu?" Akaashi melihat ke arah gw, lalu tersenyum memperlihatkan gigi nya yang rapi dan mungil.
"Kenapa bisa kek gitu?" Tanya Tsukishima. Bokuto hanya bisa menggeleng dan menjelaskan jika juga mengalami hal sama, dia menemukan Akaashi sudah dalam keadaan begini. Bahkan ketika bertanya pada tetangganya, Bang Astor kucing miliknya tidak sedang mampir ke rumah.
"Terus gimana mengembalikan nya?" Tanya Bokuto kebingungan, namun di isi hati nya ada dua bagian.
Jangan kembali seperti semula..gw lebih suka Akaashi seperti ini
Akaashi harus kembali! Gw ga bisa masak soalnya!
"Awal pertama lu menemui nya?" Bokuto menjelaskan jika dirinya mendapati jejak itu bermula dari dapur dengan tepung yang tumpah.
"Gw ga bisa berteori.." keluh Kuroo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Eh bentar?" Gw mengambil sebuah kotak bertuliskan tepung 'multifungsi tergantung isi hati'
"Ini mungkin penyebabnya?" Gw menunjukan benda absurd itu pada Tsukishima, "Mungkin namanya bukan sembarang untuk tepung ini.." Tsukishima mengangguk paham.
Oke, done.
Sekarang masalah penyebabnya sudah ketemu.
Masalah berikutnya..
Bagaimana agar Akaashi kembali.
"Haruskah ada tumbal? Jadi dia minta permohonan agar Akaashi kembali jadi manusia.." usulan gw ditolak oleh Tsukishima. "Ini cuma sekali sentuh, kalo gagal.. lu juga ntar kayak Akaashi.." ucapnya.
"Bro!" Panggil Kuroo pada Bokuto yang sudah mulai gila dengan keimutan Akaashi.
"Uhm?"
Jrott—
Hidung Kuroo ikutan. Sial. Darah itu mengucur dari hidung Kuroo setelah melihat keimutan Akaashi. Sudah berapa lembar tisu yang mereka habiskan? 1? 2? Lebih!
"Gw bakal nyari cara lebih dulu.. jangan gunakan itu untuk melakukan nya.." ucap Tsukishima akhirnya membuat keputusan bulat.
"So.."
"Kita akan merawat nya dalam keadaan seperti itu.." sambung gw melihat ke arah dua jamet yang seakan sudah siap menerkam Akaashi yang berada di gendongan Bokuto.
Yo! Dandelions udah ada beberapa chapter yang siap si publish.. gimana? Tertarik? Dulu sempat gw tarik karena u know.. cringe dan sampah sekaliSekarang udah gw perbaiki dan lebih.. estetoq
Btw itu tentang AtsuOsa, udh lama pengen bikin baru kesampean sekarang.. o iya, yg sebelumnya kan soal bxb ya, yg ini ngga.. soalnya ya.. gw bego soal bxb lah, pheromone lah, ato bahkan mate dan apapun yang ada didalam dunia omegaverseDah itu aja, klo tertarik bakal ku up sekalian💅
-salam author manis
KAMU SEDANG MEMBACA
Setengah Otak || 1
HumorSerumah dengan 4 abang cowo?? Yakin? . Berbagai kerandoman terus ada, mulai dari usil sampai perang dunia ke 99+ jadi tetangga denger berisik dari rumah sebelah kek nya ga kaget lagi. . AWAS DIKIRA INCEST "yuk bisa yuk ga incest"