Cerita London | Impliances

1.7K 308 58
                                    

"hm? Napa dek? Lesu banget..mau makan?" Tanya Kuroo yang melihat gw lesu seakan tak bertenaga.

"Gapapa.."

"Napa sih?" Bisik Kuroo pada Bokuto menanyakan keadaan gw.

"Dia tadi sempat nyeletuk kalo cewe cewe London lebih cantik daripada dia.." ucap Bokuto. Kuroo yang paham kemudian mendekati gw dan merangkul gw.

"Punten maniezz, segabut apa si lu sampe insecure sama cewek-cewek London?" Ucap Kuroo menyindir gw.

"Ya.. insecure--"

"Ssttt, adek nya abang ga mengenal kata insecure.." ucap Kuroo menyentuhkan jari telunjuknya ke bibir gw.

"Lagian, napa sih lu insecure anjg? Emang bakal ngaruh? Kalo lu insecure, emang bakal langsung jadi kayak cewe cewe London disini? Dunia ini bukan sihir yang ketika lu insecure langsung jadi kayak mereka.." sahut Tsukishima sambil mengacak-acak rambut gw.

"Terima aja apa yang ada di diri lu.. diri lu adalah yang terbaik buat lu, gausa liat ke orang lain liat aja ke diri lu.." tambahnya.

"Dan juga, jika kamu merasa dirimu tidak cantik atau sempurna.. itu hanya pikiran jahat mu.. kamu itu cantik, perfect..apa yang ada dalam diri kamu hanya kamu yang punya, orang lain tidak..oke?" Sambung Akaashi.

"Kecantikan adek ya milik adek, bukan orang lain!" Sahut Bokuto mencubit pipi gw.

"Stop insecure.. alright?" Gw mengangguk dan tersenyum kecil lalu melanjutkan jalan-jalan malam.

"Heh disini ada amer ga sih? Kalo ada kan bisa dibuat oleh-oleh, ntar bisa minum bareng di tongkrongan.." ucap Kuroo yang langsung mendapat tamparan Tsukishima.

Plakk

"Anjj--"

"Lu-- otak lu itu ngamer mulu, nge-lem, mabok, nongkrong, itu terus sampe mampus.. ini bukan Jepang bangsat!" Ucap Tsukishima kesal.

"Dih ngegas.." sahut Bokuto yang kemudian juga mendapat tamparan Tsukishima

Plakk

"Hiksrot.." rintih Bokuto sembari mengelus pipi nya yang merah.

"Lu juga ga ada bedanya!" Ucap Tsukishima.

"Gw tabok lu pake swallow--" Ucap Bokuto mengancam Tsukishima namun ditimpal Tsukishima dengan, "Apa? Apa? Mau gw coret dari KK? Ayo tabok gw!" Ancam Tsukishima yang membuat Bokuto hanya bisa memendam amarah dibantu Kuroo.

"Sabar bro.. gw tau kok..dia itu titisan iblis..wajarin aja.." ucap Kuroo menenangkan Bokuto yang sudah ingin melompat dan menendang pala Tsukishima.

"Akaashi!! Bisa ga sih yang megang KK lu aja?" Tanya Bokuto berusaha menawar namun hanya dijawab senyuman kecil.

"Ga bisa Bokuto.. kan sudah menjadi kesepakatan sejak awal.."

******

First day setelah perceraian Tsukotaro dan Keitsuki...

"Oke..jadi gimana pembagian nya?" Kuroo (16 th) meletakkan buku catatan keluarga untuk mendiskusikan pembagian tugas.

"Jangan pada bilang nurut ya bangsat, kita diskusi.." sahut Tsukishima (13 th) sebelum ada yang angkat bicara.

"Gw aja yang pegang KK!" Usul Bokuto (15 th) yang langsung membuat semua terdiam.

"Gini bro.. kalo lu yang pegang, rusak tatanan keluarga.. lu bisa hitung berapa kali buku sekolah lu hilang, berapa kali Akaashi nemu buku sekolah lu.." ucap Kuroo merosting ditimpa nasihat pada Bokuto.

"Untuk kali ini aku mendukungmu Kuroo.." ucap Akaashi (14 th) sambil tersenyum kecil.

"Yang jelas gw ga bisa ngasih bagian apa-apa ke Akaiito.. terlalu bocah..ya walaupun kek ginian dah paham.." ucap Kuroo melihat ke arah gw (11 th)

"Terus gimana mau lu?" Tanya Tsukishima membawa kembali topik.

"Yakali voting.."

"Dipikir aja dulu bang.. kalo dilihat-lihat, kalo Abang Kuroo yang pegang, bisa aja hilang ya kan tau sendiri.. Abang Kuroo kerjaan nya naruh barang sembarangan.." ungkap gw soal Kuroo.

"Gw ga munafik, gw akui iya.." ucap Kuroo menanggapi.

"Kalo Bang Akaashi yang pegang, boleh aja..cuma Abang Akaashi lebih cocok buat jadi koordinator rumah.." ungkap gw soal Akaashi yang diangguki Kuroo.

"Berarti lu aja.." Kuroo membuka catatan keluarga itu dan memberikan dokumen-dokumen keluarga termasuk KK pada Tsukishima.

"Awas aja sampe ilang.." ancam Bokuto.

"Gw bukan lu yang suka buang-buang barang.." celetuk Tsukishima.

"BWHAHAHAHAHA SAVAGE!"

"Oke.. selanjutnya apa?"

"Yang ngatur keuangan?" Kuroo melirik Akaashi sejenak. Akaashi menghela napa dan mengangguk, "Biar aku saja.." ucapnya.

"Oukey.. next..kita juga bakal butuh traveling..so.." Kuroo melirik ke arah Bokuto namun Bokuto hanya diam dan ngga peka, "Ha? Apaan?" Ucapnya yang terlihat dongo.

"Lu bagian ngurus traveling kalo mau jalan-jalan.." Bokuto hanya ngeh akhirnya mengangguk paham.

"Dan gw bagian...makan tidur hehe.."

Plakk

"Oke ampun bercanda.. gw bakal di bagian 24/7 masalah..kayak.. kalo ada apa-apa gw yang ngurus untuk pertama kali.." ucap nya sambil menutup buku catatan keluarga dan mengakhiri diskusi bego tersebut.

******

Flashback nya udahan..

"Sampe jugaa.. lu beli apa aja bego.. banyak bat.." ucap Kuroo melihat bawaan yang ada di tangan Bokuto.

"Ya baju dongg biar bagus gitu.." ucap Bokuto sambil mengeluarkan semua baju-baju yang dibelinya.

"Bang mau?" Tawar gw menyodorkan Puding Yorkshire, makanan khas London.

"Aaa~" Bokuto mendekat dan memakan, alhasil gw menyuapi Bokuto dan membaginya.

"Pemandangan nya terlalu bagus kalo ditinggal tidur, mending sambil nonton.." Bokuto membanting dirinya di kasur, mengambil remot dan menyalakan TV.

"Kenapa gw ngerasa dejavu ya?" Batin Tsukishima melihat sekeliling kamar.

"Lah bang?! Kok lu abisin??" Protes gw ketika Puding Yorkshire gw habis dilahap Bokuto.

"Ya maap sih.." ucap Bokuto seenak jidat.

"Ya maap mata lu! Ganti!!"

"Besok besok!"

"Abaaangg!!"

"Udah udah.. gw beliin lagi nih.. gw kebetulan mau keluar.." sela Kuroo sambil berjalan keluar kamar dan berjalan di lorong kamar hotel, berjalan keluar hotel.

"Baik.. dalam 24 jam akan saja ki-- rim.." ucap wanita rambut pirang tadi hendak masuk ke dalam hotel namun tak sengaja menjalin kontak mata dengan-

"Kuroo..?"

Degg

"Mama..?"

Kedua nya bertemu di depan pintu hotel, Kuroo bertemu dengan Keitsuki, sang ibu. Kelemahan terbesar abang gw dan gw sendiri.

Setengah Otak || 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang