I used to hear a simple song..
"M-ma..mama.." Kuroo perlahan mendekati Keitsuki, lalu memeluk nya erat, melampiaskan semua kerinduan nya tak peduli orang lalu lalang.
"Kuroo-- Kuroo kangen.." pelukan itu terasa hangat bagi Kuroo, seolah dirinya kembali di masa dimana dia masih bisa merasakan pelukan sang ibu, Keitsuki disisinya.
That was until u came along..
"Sstt.. Kuroo.." panggilan lembut itu terdengar di telinga nya, tetesan air mata perlahan jatuh, panggilan yang dia rindukan selama ini terdengar lagi.
"Mama ngerti kok.. maafkan mama juga sudah meninggalkan kalian..ya?" Kuroo mengangguk dalam pelukannya, membasahi sweater sang ibu dengan rindu nya.
"Mana yang lainnya? Kamu sendiri disini? Keitsuki melepaskan pelukannya, mengusap air mata Kuroo dan tersenyum hangat.
"Ngga.. ada adek-adek yang lain.." ucap Kuroo sambil tersenyum riang, melihat seseorang yang dirindukan nya selama beberapa tahun.
"Lalu? Ada apa kesini? Urusan bisnis..atau liburan?" Tanya Keitsuki dengan ramah.
"Itu..Kuroo ngga sengaja beli tiket pesawat.." Keitsuki yang mendengar kecerobohan Kuroo tertawa kecil melihat tingkah anaknya yang masih sama dari kecil.
Now in its is something new..
"Ceroboh nya dikurangi dong..masa ngga berubah dari kecil?" Tegur Keitsuki sambil tertawa.
"I-iya.."
"Mau jalan sebentar ke Green Park?" Ajak Keitsuki yang diangguki Kuroo. Keduanya kemudian jalan-jalan melihat sekeliling kota yang masih terang benderang dan pergi ke taman.
"Jadi, bagaimana kehidupan mu? Ada masalah?" Tanya Keitsuki memastikan keadaan anaknya.
"Baik..tidak ada yang salah, semua berjalan sesuai dengan apa yang papa dan mama ajarkan.." ucap Kuroo sedikit canggung.
"Ngga nyangka.. kalian sudah se dewasa ini menghadapi dunia keluarga.. dan masih utuh.." ucap Keitsuki membanggakan anak nya.
"Dan Kuroo..apa yang sudah kamu ajarkan pada Akaiito?" Tanya Keitsuki yang sesaat itu juga membuat nya terbungkam, pasalnya Kuroo selama ini hanya nongkrong, ngamer dan membuat Akaashi harus bangun di tengah malam.
"A-- itu.. k-kebaikan..haha.. dunia ini masih perlu orang baik, jika tidak dimulai dari diri kita bagaimana kebaikan itu akan muncul?" Ucap Kuroo berusaha ngeles.
"Bagaimana hubungan kalian selama ini?"
"Sangat menyenangkan, tidak ada konflik yang membesar, satu konflik datang, maka yang lainnya akan membantu untuk menyelesaikan.." ucap Kuroo menjelaskan kehidupan nya.
"Dan mama tau, adek adalah yang membuat seisi rumah terang, seperti penerang dalam kegelapan, menyambung keharmonisan seperti benang merah.." sambung Kuroo.
"Bisa ceritakan kehidupan mu..Kuroo sayang?" Tanya Keitsuki sambil tersenyum, memandang Kuroo yang bisa sangat lega.
I hear it when i look at u..
"Seperti yang papa ajarkan.. keluarga bukan hanya sekedar hubungan, tapi keluarga..itu saling melengkapi saling mengerti saling mengenal saling mendukung saling mengingatkan, dan saling memberi kebahagiaan.." jelas Kuroo sambil memandang bulan purnama diatas sana.
"Kami selalu melengkapi satu sama lain.. ketika satu dari kami sedih, Bokuto adalah penghibur yang dapat diandalkan, ada Akaashi yang selalu bersama kami 24/7, ada Tsukishima yang menegaskan tiap masalah agar terus fokus dan tidak dilarutkan dalam titik masalah.. dan ada Kuroo yang mengatur agar kami tidak terkepung dalam masalah.." sambung nya yang membuat Keitsuki semakin senang.
"Dan ada adek yang menjadi sumber kebahagiaan kami.." lanjut nya sambil mengingat kenangan didalam nya.
Angin malam berhembus, menerbangkan daun-daun dan membuat malam semakin indah. Ditambah dengan cerita-cerita yang keluar dari mulut Kuroo untuk diceritakan.
"Bagaimana dengan sekolah kalian?" Tanya Keitsuki lagi.
"Sudah diatur, Bokuto dan Akaashi berada dalam satu sekolah, Akademi Fukurodani, Tsukishima ke Karasuno dan adek di Seijoh.." balas Kuroo yang diangguki Keitsuki.
"O iya, dan mama tau? Dirumah banyak sekali mendali dan piala hasil kejuaraan, terutama adek yang selalu menjadi perwakilan Miyagi.." sambung Kuroo menceritakan tentang gw.
"Adek itu jenius.. namun dirinya juga ngga pernah sama sekali menunjukkan jika dirinya jenius.." lanjut Kuroo yang membuat Keitsuki tertawa.
"Tapi adek juga.. susah disuruh belajar.." keluh Kuroo yang makin membuat Keitsuki tertawa dengan kelakuan random anak nya.
"O iya Kuroo, dalam usia mu yang seperti ini..tidak mungkin jika kamu tidak dekat dengan seorang gadis.." Tebak Keitsuki yang tepat sasaran.
"I- itu.. ada.." pipi Kuroo memerah, antara malu dan senang ketika Keitsuki menanyakan nya, menanyakan calon menantu nya (candaa)
"Siapa namanya?"
"H-haiba Alisa..cewe berdarah Rusia, berambut panjang, putih.. t-tapi ma, Bokuto juga sedang mendekati cewe, manajer klub voli nya.."ucap Kuroo yang malah cepuin Bokuto.
"Siapa?"
"Yukie Shirofuku.." ucap Kuroo.
"Sudah mulai dimabuk cinta nih?" Sindir Keitsuki pada kedua anaknya.
"Hehe.."
"Setelah ini tolong pertemukan mama dengan adik-adik mu juga.. mereka juga sama rindu nya dengan mu.. bercerita saja tidak akan cukup.." Kuroo mengangguk paham.
"Dan Kuroo.." Kuroo menoleh, melihat ke arah Keitsuki.
"Mama bangga padamu.. mama sangat bangga.. kamu berhasil membawa dirimu, dan keempat adik mu sampai di titik ini, tanpa ada keretakan, dan tetap utuh.."
-Keitsuki-
KAMU SEDANG MEMBACA
Setengah Otak || 1
HumorSerumah dengan 4 abang cowo?? Yakin? . Berbagai kerandoman terus ada, mulai dari usil sampai perang dunia ke 99+ jadi tetangga denger berisik dari rumah sebelah kek nya ga kaget lagi. . AWAS DIKIRA INCEST "yuk bisa yuk ga incest"