Bag.23

593 48 3
                                    

Taehyung Pov.

KAMI sontak menoleh bersamaan kala ada suara yang memanggil kami. Pandanganku dan mata kami bertemu beberapa saat, membuat Irene tak suka melihat pemandangan ini.

"Jennie?".

Wanita yang adalah mantan kekasihku itu tersenyum sombong merunduk sekilas, kemudian kembali menatap kami dengan aneh, apalagi melihat Irene dengan perutnya yang membuncit.

"Jadi Irene udah hamil?", tanyanya sombong.

"Memangnya kenapa?", tanyaku balik dengan tegas.

"Ya---kalau hubungan kita dulu ngga diganggu sama dia, mungkin sekarang aku yang seharusnya hamil".

Kami tersentak mendengar keberaniannya berkata seperti itu pada Irene. Rahang Irene mendadak mengeras tak suka hendak mencakar wajah Jennie. Aku bisa merasakan ketidaknyamanan Irene saat ini. Jennie selalu tak bisa menjaga tutur katanya. Kugenggam satu tangan Irene untuk menenangkannya, biar aku saja yang menangani wanita ini.

"Tidakkah kau malu bilang seperti itu? Apa sebenarnya---kamu ini iri pada kehidupan kami?".

Jennie sempat merotasikan gerak matanya ke atas beberapa detik dibarengi ketawa sombong, "Maaf ya, hidupku jauh lebih berkualitas".

"Oh begitu. Ya baguslah. Biar ngga banding-bandingin kehidupan orang sama kehidupanmu sendiri. Karena gini ya, dimana-mana orang itu tau, kalau bukan jodohnya ya mau didekatkan dengan cara apapun tidak akan pernah menyatu. Dan aku---", aku merangkul erat Irene seraya menatapnya hangat, "sangat bersyukur memilikinya. Bahkan dia diam saja--aku sudah terpikat olehnya".

Jennie hendak bersuara menjawab, namun segera kupotong karena ucapanku, "Ayo sayang, aku merasakan hawa panas disini. Mungkin ada setannya kali ya?", finalku langsung menarik pelan Irene agar cepat berjalan sebelum amarah mendidih Jennie semakin menaik.

"TAEHYUNG!!!!".


🚘🚘🚘


"Tae?".

"Iya Rene?".

"Kamu tuh jarang ngomong tapi sekalinya ngomong berton-ton cabe ya? Pedes banget".

Aku tergelak mendengar pengakuannya. Pasalnya memang sejak Irene hamil, aku juga tidak tau ada perubahan yang terjadi dalam diriku. Contohnya seperti lebih irit bicara meskipun aku tidak marah.

"Tapi---maafin Jennie ya, Rene. Kalo dia sempat bikin kamu ngga nyaman".

"Gimana sih perasaanmu pas udah ketemu mantan? Pasti bayang-bayang yang dulu sempet terlintas kan??".

"Loh kok kamu gitu sih ngiranya. Ngga dong".

"Ya---barangkali aja Jennie itu mantan terindahmu".

"Hidupku terlalu bahagia dan mahal untuk mengingat kejadian di masa lalu, Rene. Cuman aku ngga menyalahkan apapun di masa lalu. Bagaimanapun itu---masa lalulah yang membuatku jadi seperti ini sekarang. Percayalah, tidak ada keberuntungan yang paling menyenangkan selain mendapatkanmu menjadi pendamping hidupku selamanya".

Second Married | Bangtanvet (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang