Bag.3

757 86 2
                                    

PINTU lift terbuka dan keluarlah Irene dari sana. Di dalam lift dia tidak sendiri, melainkan ada beberapa pegawai lain yang seperti biasa, pergi menuju lantai yang sama. Hari ini rasanya Irene tak bersemangat sama sekali. Pikirannya selalu mengarah pada ancaman Taehyung. Mau tidak mau dirinya harus bicara pada kepala bagian keuangan hari ini, agar uangnya bisa diproses cepat. Itupun jika disetujui oleh kepala bagian keuangan.

Brugghh..

Baru saja mendaratkan bokongnya di kursi, seseorang yang tidak disukai Irene muncul secara tiba-tiba di hadapannya.

"Heh, dipanggil sama Pak direktur!", ketusnya tak suka. Irene berdecih kesal meraup wajahnya sendiri.

"Apa lagi? Jangan-jangan ini rencana busuk anda ya kan, Bu?".

"Sembarangan aja kamu bilang! Mau saya laporin ke Pak direktur, hah?!".

Lagi-lagi Irene harus mengalah daripada membuat keributan saat suasana masih pagi begini. Irene menata tasnya dengan rapi, lalu mulai berjalan menuju ruang direktur. Tidak sering Irene datang kesana. Dia hanya akan datang untuk memberi laporan ketika Jisoo itu off day.

Tok.. Tok.. Tok..

"Ya masuk", ucap direktur itu mulai bersuara.

Ceklek.

Mengetahui bahwa yang datang adalah Irene, direktur itu terkesiap dan mempersilakan Irene duduk di hadapannya.

"Silahkan duduk, Nona Irene", ucapnya ramah. Irene dengan keluguannya masuk dan duduk di hadapan orang pertama di perusahaan ini.

"Selamat pagi, Pak. Saya dapat info dari Bu Jisoo---katanya anda memanggil saya. Kalau boleh saya tau---ada apa ya, Pak?".

"Saya menerima laporan dari Jisoo, bahwa lusa kemarin anda tidak melaksanakan perintahnya. Padahal itu laporan penting, Nona Irene", jawab pria paruh baya itu masih dalam batas sopan.

Biawak itu mulai lagi. Apa sekalian aja ya gue buka semua kartunya? Biar Pak direktur ngga ketipu sama akal-akalan dia lagi -batin Irene.

"Sebentar Pak, saya permisi dulu mau ke meja saya, mau ambil sesuatu berkas", pamit Irene.

"Ya silahkan".

Secepatnya Irene mengambil berkas-berkas yang diberikan pada Jisoo lusa kemarin sebagai tanda bukti bahwa Jisoo-lah yang selama ini mengganggunya dan membuatnya merasa sulit. Untungnya Irene mengcopy berkas yang diberikan pada Jisoo itu sebanyak dua kali. Contohnya seperti saat ini, jika dibutuhkan, dia tidak kebakaran jenggot.

Irene kembali membawa berkas-berkas itu kemudian memberikannya pada direkturnya, "Ini Pak, coba Bapak cek. Apakah ada kesalahan yang ada di dalam berkas ini?".

"Wah Nona, banyak sekali berkas yang anda bawa. Berkas apa saja ini?", tanya direktur itu terheran.

"Pak, sesungguhnya saya ingin membuka sesuatu hal yang tidak Bapak ketahui. Selama ini saya masih diam karena saya menghormati Nyonya Jisoo, Pak. Tapi saat ini saya sudah cukup lelah. Jika saya sudah merasakan lelah pada puncaknya, saya mengundurkan diri dari pekerjaan ini, Pak".

"Loh loh loh.. Jangan begitu, Nona. Coba katakan pada saya permasalahannya apa. Anda adalah pegawai administrasi terbaik yang saya punya. Anda adalah wanita yang disiplin, selalu bertanggung jawab atas segala keputusan yang anda ambil, dan tak pernah membuat keributan di perusahaan. Mungkin saya bisa mendengarkan keluhan anda di perusahaan ini, Nona", kata direktur itu sangat berat hati jika melepaskan pegawai sebaik Irene, sambil mengecek berkas yang Irene beri.

Second Married | Bangtanvet (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang