QUENSHA [END]

16*

Haiiii!!
Gimanaaa? Kamu lebih manis tau kalo senyum, makanya aku buat tantangan ini hehe😄
Jangan pernah sedih, kamu jelek kalo sedih!
Kalo udah bahagia jangan lupa bahagiain aku dengan vote dari kamuuuu😍
Happy Reading♡

"Biaa gak kalo udah buat gue terbang, jangan di hempassss ke bumi lagi, bisa?" Protes Quensha sambil cemberut.

"Buset ibu negaraa, gue belum nembak lo aja udah terbang, apalagi kalau gue tembak lo didepan umum?" Ucapan Ansel membuat dirinya membayangkan kejadian yang dia halukan.

Quensha menampar pipi Ansel pelan hingga sang empu tersadar, "lo tembak gue di depan umum? Cih, lo langsung di laporin ke polisi lah,"

"Maksud gue itu. Nembak lo untuk jadi pacar gue--"

"Gak mau!" Tolak Quensha cepat.

"Hahaha, anjir, belom aja nembak beneran udah di tolak dulu aja." Ava tertawa puas melihat raut sedih wajah Ansel.

"Tenang. Lo pasti di terima kok," ucap Quensha menenangkan.

"Hah serius?" Tanya Ansel antusias penuh harap.

"Sama Ava," Quensha berucap sangat santai sekali.

"Ukhuk..ukhukk..ukhukk, lo gila?"

Plak!

"Aduh ihhh.. nyebelin banget!" Ucap Quensha sambil mengusap bibirnya yang terkena tamparan Ansel.

"Lagian kalo ngomong gak di filter dulu biar cantik!"

"Muka gue kan udah cantik, jadi gak usah di filter udah cantik," ucap Quensha pede.

"Najis!" Teriak Ava dan Ansel bersamaan, dan itu membuat Fano dan Quensha tergelak.

^^^

"Aakkkhhh!! Gagal. Kita gagal lagi! Kenapa sih selalu ada dia di samping cewek itu?!"

"Dia sahabatnya bos. Mereka gak terkalahkan, apalagi sekarang Zergio ikut bantu mereka, salah satu anggota kita pun ikut mereka, dan yang paling sulit, hacker muda terhebat didunia pun ikut masuk di kelompok yang hanya berisi 4 orang itu." Jelas anggota pada ketuanya.

"Bangsat! Kenapa jadi gini sih?! Kita nanti bisa kekurangan jumlah kalo seperti ini!"

"Sebelumnya sorry Lin. Kalo soal jumlah kita lebih banyak, tapi kalo soal kehebatan kita.."

"Kita apa?!"

"Kita kalah Lin." Lanjutnya sambil menunduk.

Brak!

"Biadab mereka! Kenapa mereka susah banget buat dikalahin?!" Tanya seseorang yang di panggil Lin itu.

"Menurut gue ya bos, mereka lebih pentingin kekeluargaan dari pada kehebatan masing-masing," pendapat salah satu anggotanya lagi.

"Kekeluargaan. Maksudnya?"

"Mereka saling percaya dan gak pernah ada penghianatan diantaranya. Jadi mereka selalu menjadi satu-kesatuan,"