6*

495 25 1
                                    

Happy Reading♡


"Quensha.." panggil Ava terus-menerus.

Sejak tadi Ava terus di abaikan oleh Quensha, bujukan dan rayuannya pun sepertinya tidak mempan lagi kali ini.

Flash back on

Bugh!

"Uhhhh." Sontak semua penghuni mansion meringis melihat gadis cantik jatuh dengan cara tidak epic.

"Avaaaaaaaaaaa!" Teriak gadis itu dari bawah kaki Ava.

Fano a.k.a Ano langsung menghampiri Quensha yang terjatuh dengan tidak aestetic. Bagaimana mau disebut aestetic, mukanya mencium lantai tepat di depan kaki Ava lagi. Terkesannya Quensha sedang bersujud di kaki Ava.

Quensha berdiri di bantu oleh Fano, semuanya diam, tidak ada yang berani menertawakan Quensha, kecuali Ava.

Ava mukanya memerah menahan tawa. Ketika dia melihan Shasa berdiri, bukannya minta maaf, Ava malah menertawakan Quensha dan berakhir tragis.

Flash back off

"Nanti gue ajak ke Mall deh." bujuk Ava yang hanya di balas lirikan tajam dari Quensha.

Ava tau cara ini akan berhasil, pasti berhasil. Lihat saja "Gimana kalau gue beliin belati aestetic keluaran terbaru warna Black. Lumayan loh buat nemenin Bluesy lo dikamar." Bisiknya tepat di sebelah telinga Quensha.

'Tahan Sha, godaan setan'--Batin Quensha.

Lagi. Hanya lirikan tajam dari mata Quensha sebagai jawaban penawaran yang begitu menggiurkan dari Ava.

"Gue tambahin deh sama 100 novel." Tawarnya lagi, kali ini dia tidak berbisik, jadi semua orang mendengarkan.

"Gue masih mampu beli segitu." Jawabnya ketus.

"Penawaran pertama di tambah novel 350 oke?"

"Masih mampu"

"Penawaran pertama ditambah 200 novel yang mavia and 150 ber-genre romans. Gima-

"Oke deall." Potong Quensha cepat sambil menjabat tangan kanan Ava.

Ava mendengus tetapi dia tidak keberatan. Lagipun keluarganya tergolong orang yang mampu, bahkan sangat mampu. Tetapi keluarga Quensha lebih diatasnya keluarga Belvino sih, hehe.

"Oh iya Sel, Va, No. Kemarin hari Aniv kita ber-5, kalian inget gak? Happy Aniversarry Quensyco yang ke 6 tahun." Quensha mengerti dia salah, seharusnya sebagai ketua dia tidak akan pernah melupakan hari bahagia mereka. Apalagi melupakan salah satu anggota mereka, walaupun sudah berbeda dunia.

"Gue inget Sha. Sehabis gue nganter Helin balik gue langsung kemakam dia buat ngasih do'a." Ucap Ansel seraya melirik Fano.

"Gue juga udah kesana Sha. Sebelum gue ketemu lo, gue abis dari makam."

"Gue juga udah Sha. Lo pergi dari mansion, gue keluar lagi buat ganti kendaraan and akhirnya gue kesana malem-malem. Pas lagi balik, gue malah denger kabar kecelakaan lo." Jelas Ava "And Lo?" Tanyanya.

Terdengar helaan nafas dari Quensha. Dia egois, hanya mementingkan kepentingannya sendiri sampai melupakan seseorang yang dulu sangat berarti baginya.

"Gue..belum." Jawabnya tanpa ada ketakutan.

"Egois!" Satu kata yang keluar dari mulut kecil Ava.

Matanya pun sudah berkaca-kaca. Di liriknya Quensha yang melamun, mata tajamnya tidak ada tanda-tanda akan mengeluarkan air mata, tetapi disana memancarkan banyak luka dan kesedihan yang mendalam.

QUENSHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang