28*

174 12 0
                                    

Happy reading, readers!

.
.
.
.

"Lo nyalain lampu, Sel?" tanya Quensha saat lampu di ruangan ini menyala.

"Lah, gue dari tadi di samping lo!" pekik Ansel sambil mengangkat kedua tangannya.

"Saya yang menyalakan," keduanya menoleh kebelakang, melihat seseorang yang berdiri di belakangnya.

"Bapak.. siapa?" tanya Ansel seraya menunjuk.

"Kalian mau bukti?" seseorang itu tidak menjawab, dia malah bertanya balik pada mereka.

"Iya, dimana ya pak?" tanya Ansel lagi.

"Kalian harus jawab pertanyaan saya. Baru bisa mengambil bukti itu," Quensha dengan cepat mengangguk sementara Ansel terdiam, dia bingung.

"Udah.. iyain aja," setelah Quensha mengucapkan itu, Ansel ikut mengangguk.

"Apa yang mempunyai empat kaki, tapi tidak bisa berjalan sama sekali. Apakah itu?" tanya bapak-bapak itu.

Mana tau gue.. batin Ansel kebingungan.

"Gue tau," ucap Quensha, seolah-olah tau apa yang Ansel pikirkan.

"Lo jangan ngasal ya," tuduh Ansel curiga.

"Sialan, gak ya. Gue tau," bela Quensha keukeuh.

"Coba jawab," Quensha maju satu langkah, lalu memberanikan menjawab soal yang bapak itu berikan.

"Meja," ucapnya lantang tanpa keraguan sedikitpun.

Kleng!

Laptop itu menyala, memutar vidio yang mereka butuhkan. Dan dengan cepat, Ansel berlari menuju laptop itu agar bisa melihatnya lebih jelas.

"Yuda," kedua rahang Ansel mengeras, dia tidak menyangka, temannya sendiri yang melakukannya.

"Aaaaaaaa anjir lo!" tangannya melayang, ingin memukul laptop di depannya.

Bugh

"Ansel!"

^^^

Pyarrr!

"Bunda!" semuanya berlarian mendekat ke arah Monalis yang masih terdiam, memandangi serpihan kaca yang berasal dari bingkai foto Quensha, berserakan di lantai.

Bendi memegang bahu Monalis, "Bunda kenapa?" tanyanya.

"Mendadak bunda inget Quensha," balas Monalis dengan mata yang kosong menatap kebawah.

"Mungkin cuma perasaan bunda aja. Duduk dulu bunda," ucap Bendi menenangkan sambil membawa Monalis ke sofa ruang tamu.

"Quensha kena pukul Ansel, dimatanya dan terkena belati."

____

Tut..

"Abang,"

QUENSHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang