Kiel Smith menatap keluar kapal lewat kaca transparan, cahaya matahari yang tidak dapat menembus membuat laut disekitarnya gelap.
"Aku merasa ada yang mengikuti kita sedari tadi," suara Kiel terdengar sampai ke ruangan monitor.
"Itu hanya perasaanmu saja," Gwen balas menjawab setelah menekan tombol kecil yang berada dialat komunikasi.
"Semoga,"
Setelah tiga jam kapal selam PTJ berhasil mendarat ke dasar palung mariana. Tempat terdalam di muka bumi ini. Mereka berhasil mencetak rekor sebagai manusia ke empat yang berhasil turun ke sana.
"Dasar laut. Ulangi. Dasar laut," suara Kiel terdengar.
"Dia di dasar laut?" Jasson bangkit dari kursinya, lekungan terbit dibibirnya.
"Ya." Gwen menjawab. Suara riuh tepuk tangan terdengar menggema mengisi ruangan monitor, tim cadangan berhasil mendarat di dasar palung. Orion dan lainnya ikut tersenyum, memberikan ekspresi terbaik untuk Kiel dan kedua temannya. "diterima Kiel, Anda berada di dasar laut. Selamat untuk kalian bertiga." suara Gwen terdengar di dalam kapal selam. Edgar dan Johnson kembali bertos.
"Kerja bagus. Memulai eksplorasi bawah laut," Kiel menekan tombol hijau.
"Alpha berhasil diluncurkan," suara wanita kerobot-robotan terdengar. Robot kecil berwarna kelabu diluncurkan dari kapal selam. Robot Alpha yang dirancang untuk bisa mengeksplorasi tempat terdalam di muka bumi ini dan menahan tekanan di dasar palung.
Kamera Alpha terhubung dengan kapal selam PTJ dan ruang monitor. Robot itu bergerak lamban, merekam apa yang dilihatnya. Kiel mengarahkan Alpha untuk mengeksplorasi lebih jauh lagi, robot itu berjalan sekitar sepuluh meter dari kapal selam.
"Alpha mendeteksi makhluk hidup," Kiel mengangguk, ia menekan layar monitor.
"Menyebarkan lampu," suara Chloe--wanita robot itu kembali terdengar. Lampu dilepaskan melalui sisi-sisi kapal selam, menyinari sekitarnya. Kiel dan kedua temannya dapat melihat jelas dasar palung.
"Makhluk hidup terdeteksi disekitar Alpha," suara Alpha kembali terdengar, robot itu berjalan lebih jauh mencoba mendekat untuk merekam makhluk hidup yang terdeteksi olehnya.
"Apa yang ia deteksi?" Orion mendekat ke arah layar monitor, di sampingnya Gwen sedang asik mengotak-atik papan ketik hitam di meja. Layar menampilkan gelombang yang tak biasa, deretan-deretan angka dan abjad muncul seiring gelombang itu naik turun.
"Alpha berhasil merekam makhluk hidup," suara Alpha kembali terdengar, ruangan monitor menjadi sunyi, semua mata memperhatikan ke arah layar monitor yang di pajang di dinding kapal, sedangkan layar pertama menampilkan Kien dan teman-temannya. Mereka tidak dapat melihat apapun, hanya ada kegelapan di layar kedua.
"Luncurkan lampu Alpha," kata Jasson.
"Tidak bisa, Alpha belum mendapatkan izin," ujar Alpha.
"Gwen," panggil Jasson. Gwen menoleh dan mengangguk.
"Peluncuran hak kalian sepenuhnya," Gwen menekan salah satu tombol yang muncul di layar monitor miliknya.
"Izin diterima. Peluncuran lampu akan di mulai dalam lima detik,"
"Lima, empat, tiga, dua, satu," Gwen memeriksa gelombang yang terdeteksi.
"Lampu diluncurkan," lampu-lampu kecil terguling ke berbagai sisi, menyinari lingkungan sekitar robot kelabu itu.
"Arahkan kamera ke makhluk itu Alpha,"
"Baik," robot serong ke arah kiri, kamera Alpha menangkap wajah putih seperti mayat, wajahnya membengkak bibirnya membuat senyum yang melengkung sampai ke telinganya yang panjang. Makhluk itu seperti sedang mengenali Alpha lewat selaput hitam pekatnya yang menutupi seluruh matanya.
"Sialan! Apa itu?!" Athar memekik dari pijakannya. Tangan kurus yang terbalut kulit itu terangkat ke atas dan menghantam tubuh Alpha. Membuat robot itu terpental cukup jauh. Mereka tidak mendesain Alpha untuk menerima bogeman.
"Alpha mendeteksi adanya bahaya! Alpha mendeteksi adanya--" tangan kurus itu kembali terangkat dan menghantam tubuh robot kelabu itu hingga mati.
"Siapa yang mengirim manusia ke dalam palung itu tanpa alat apapun?!" Athar syokh berat. Gelombang semakin tak terkendali.
"Ada seseorang di dalam palung," Kiel mengangguk.
"Sistem mendeteksi makhluk hidup mendekat ke arah kapal," lapor Chloe. "Radar mendeteksi adanya gerakan,"
Kiel menatap radar di depannya, ada sesuatu yang mendekat, ia diam mengamati radar tersebut.
"Dia mendekat," kata Johnson. "Semakin mendekat,"
Sesuatu menghantam kapal bagian kanan, membuat ketiganya sempat terhuyung ke samping. Dentuman kembali terdengar kedua kalinya, makhluk itu menghantam badannya ke kapal. Radar mendeteksi makhluk itu menjauh dan hilang dari radar.
"Kita aman," Johnson menghela nafas panjang dan mengeluarkannya dari mulut. Tim Jasson di dalam kapal ikut bernapas lega setelah tadi menahan nafas cukup lama. Orion menatap gelombang yang kian melemah, ia mengalihkan pandangannya ke layar, Kiel tampak mengangkat jempol ke kamera detik berikutnya netra hitam legamnya menatap kembali layar monitor yang membuat bunyi nyaring.
"Oh tidak," Gwen menatap Orion.
"Darurat, radar kembali mendeteksi adanya pergerakan!" Gwen menatap kembali gelombang yang muncul di layar.
"Kita dalam bahaya," kata Johnson, radar mendeteksi pergerakan yang sangat cepat menuju ke arah kapal selam PTJ.
Dentuman lebih keras terjadi membuat Kiel terpental dari kursi yang ia duduki. Darah mengucur dari keningnya, sinyal terganggu membuat komunikasi antara ketiganya dan tim di darat terputus. Sistem kapal selam mati seketika, membuat Johnson dan Edgar saling tatap, Kiel meringis merasa tulangnya remuk.
"Semua sistemnya mati," kata Kiel.
[ M A R I A N A T R E N C H ]
Terimakasih telah membaca cerita ini, saya tahu cara kalian menghargai seorang penulis. Luangkan waktu sejenak untuk meninggalkan jejak berupa bintang-🌟 itu akan sangat membantu saya dalam berkarya. Jangan mengcopas cerita ini, saya tidak mengizinkan siapapun untuk mengcopas cerita saya. Terimakasih.
Jumat, 2 April 2021. [Draf]
Minggu, 4 April 2021. [Publish]
KAMU SEDANG MEMBACA
Mariana Trench [Completed]
Science FictionTim cadangan yang direkrut Jasson Vescovo terjebak di palung mariana sehingga harus dilakukan misi penyelamatan. Misi penyelamatan itu lah yang menjadi kisah yang penuh dengan tantangan manusia. Ditulis pada tanggal, 27 Maret 2021. Dipublish pada t...