Dua hari berlibur membuat Athar hampir mati kebosanan. Hari ini, setelah libur panjang ia dan timnya akan mengikuti meeting untuk menentukan hari di mana mereka melakukan misi. Semangat bagai terbakar setelah ia mendapat telfon langsung dari Jasson Vescovo. Matahari belum bangun dari tidurnya namun Athar sudah rapi dengan setelan jas ditubuhnya. Ia menyisir rambut legamnya dengan jari-jarinya. Membuat lengkungan dibibirnya.
Ia sudah hampir setengah jam berkaca, meneliti penampilannya apakah sudah rapi atau tidak. Setelah semua ia anggap rapi, badan tegapnya melangkah keluar. Kaki jenjangnya membawa dirinya ke kamar Orion Wilson--selaku wakil dari tim OCIO I. Menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dari dalam mulut. Ia mengangkat kedua tangannya diudara dan mengetuk pintu.
Sekitar sepuluh menit ia menunggu lelaki itu keluar, pintu terbuka Orion berdiri dengan wajah bantalnya. Lelaki itu tampak menahan tawa. "Pakai jasmu, hari ini kita akan meeting dengan Jasson." Matanya melotot, lelaki itu mengangguk raut wajah bantalnya sudah tergantikan dengan kepanikan, ia masuk ke dalam tanpa memperdulikan Athar yang akan mengucapkan sesuatu. "Jangan lupa untuk berkaca dulu!" Athar memutar balik tubuhnya menatap kamar yang ditempati Mola. Ia mengetuk pintu. Derap langkah Mola seakan sedang berlari dari dalam sana.
"Ya, ada apa?" Mola menatap Athar dari ujung rambut sampai ujung kaki. Detik berikutnya ia memekik. "Oh ya Tuhan! Aku lupa hari ini ada meeting!"
"E-eh?! Kau tahu dari mana?!"
"Jasson mengirimkan pesan kepada seluruh anggota tim, jadi kau tak perlu repot-repot mengetuk pintu dan memberitahukannya!" Mola membanting pintu dengan keras, sebelum membanting pintu tadi ia dapat melihat air muka Mola, wanita itu panik setengah mati. Athar manggut-manggut, pantas saja Orion melotot ke arahnya tadi.
Helikopter membelah langit biru. Baling-baling heli itu berputar sangat cepat, membawa mereka ke pangkalan penelitian Jasson Vescovo. Athar berdehem, ia berusaha mengusir kegugupannya.
"Tenanglah ketua, Jasson tak akan memakanmu." Mola tertawa diakhir katanya.
"Ya, Aku tahu itu, dia bukan kanibal." Athar membuang muka, wajahnya memerah karena malu.
Mola, wanita itu diapit oleh dua pria di samping kirinya dan dua pria di samping kanannya. Pakaian yang mereka pakai hampir seperti kembar, karena dasi yang mereka pakai sama. Mola meneliti wajah mereka masing-masing, menurutnya mereka kelihatan maskulin.
"Jadi, bagaimana menurut kalian tentang pangkalan penelitian Jasson?" tanya Mola.
"Mewah, satu kata itu yang mungkin cocok untuk pangkalan penelitian miliknya." Kata Orion.
"Ya. Oceanographic Scientific Oraganization (OCIO), adalah pangkalan termewah di dunia. Orang-orang penting di belahan bumi ini menyumbangkan separuh kekayaannya untuk pangkalan tersebut." Bentala mengakhiri ucapannya dengan menyisir rambutnya ke samping.
"Dana yang tersalur cukup membantu membiayai penelitian-penelitian yang dilakukan oleh pangkalan itu, kita juga akan melakukan penelitian di sana, dan merasakan fasilitas dari hasil sumbangan mereka," Taksa menampilkan lengkungan.
"Selain mendanai penelitian, mereka juga mendapat keuntungan bukan?"
"Tentu. Kau kira mereka dengan secara cuma-cuma mau memberikan separuh kekayaannya begitu saja?"
"Kedua belah pihak melakukan timbal balik. Mereka akan mendanai penelitian yang menurut mereka akan menguntungkan, jika tidak, ya ... mereka tidak perlu bersusah payah untuk mendanai penelitian tersebut,"
"Terlihat kejam ya," Mola bergumam.
"Memangnya kapan dunia tak terlihat kejam?" Orion menatap Mola yang duduk di sebelah Athar.
Ruangan bernuansa putih modern dengan beberapa foto yang menggantung. Ruangan ini berada di bawah laut. Meja panjang diletakkan di tengah ruangan, kursi-kursi berjejer rapi di sisi kiri dan kanan dan satu kursi yang diletakkan dikepala meja.
Duduk rapi dikursi yang disediakan. Jasson Vescovo duduk memimpin meeting. Pembukaan salam, basa-basi dan inti. Mambahas apa saja yang akan mereka lakukan nanti. Lelaki itu sudah memutuskan hari apa di mana misi dilaksanakan.
"Besok, hari sabtu tanggal sepuluh maret kita melaksanakan misi ini. Ekspedisi kelam, yang akan mengajakmu ke dasar laut. Saya harap kalian siap." Seisi ruangan dibuat merinding karena Jasson.
"Kami siap melakukan misi ini. Sabtu besok, sebelum matahari terbit kami sudah ada di sini." Jasson mengangguk mantap.
"Kita akan meneliti dan menemukan spesies baru yang belum pernah ditemukan di belahan bumi ini, kalian akan turun ke dasar laut pada pukul delapan pagi. Tim akan berangkat dengan tiga orang yang akan membawa kalian ke dasar laut, satu orang memegang kendali, dua orang lainnya adalah teknisi kapal selam." Jasson berdehem sejenak.
"Saya kira Athar, Mola dan Orion yang akan memegang kendali nantinya," Jasson menggeleng sebagai jawaban. Lelaki itu membuka laptop miliknya. Dan memutar balik benda itu.
"Ini Victor Grayson, Theo Taylor, dan Samuel Zhao, ketiganya yang akan memegang kendali,"
Netra kelima tim OCIO I tertuju pada gambar yang ada dilayar laptop. Tiga orang lelaki sedang bergandeng tangan dengan lekungan kurva di sudut bibir mereka, memakai pakaian santai, tangan mereka memegang minuman, yang diyakini sebagai jus jeruk.
"Ketiganya mengabdi di pangkalan penelitian ini selama hampir lima belas tahun, usia mereka hanya berbeda dua tahun, Samuel Zhao yang paling tua, Victor Grayson dan Theo Taylor hanya berbeda lima bulan."
"Baik Jasson Vescovo, kami mengerti. Terimakasih atas perkenalan singkat tentang ketiganya. Jadi, kapan kami akan bertemu mereka?" tanya Athar.
"Sekarang, mari, mereka berada di ruangan sebelah."
Jasson berjalan lebih dulu, lelaki itu membawa kelimanya ke ruangan sebelah. Warna putih mendominasi ruangan tersebut, sofa-sofa berjejer rapi di dalamnya meja persegi panjang diletakkan di tengah-tengah. Satu vas bunga berada di tengah-tengah meja. Tiga orang lelaki sedang bercengkrama, netra ketiganya teralihkan ketika Jasson dan lainnya memasuki ruangan tersebut. Mereka berdiri siap menyambut tim OCIO I, Athar maju lebih dulu, memperkenalkan nama sekaligus nama yang lainnya.
Berjabat tangan, bertukar nama, pengalaman serta, berbincang-bincang mengenai kapal selam yang akan mereka tumpangi. Hingga jam berdenting kelimanya pamit undur diri untuk pulang, tak lupa Jasson mengantar kelimanya ke landasan helipad.
Koridor yang sama kembali mereka lewati, Jasson berjalan lebih dulu untuk memimpin jalan. Tak ada pembicaraan diantara mereka, hanya suara derap langkah dari sepatu yang mengisi kesunyian. Koridor di level I (Inti) tampak lenggang. Hanya segelintir orang yang berlalu-lalang, mungkin karena sudah masuk jam kerja kembali.
Orion meneliti koridor, mencoba mengingat setiap seluk beluk koridor yang ia lewati dan menyimpannya rapat di dalam memori. Menoleh kembali ke belakang ketika akan memasuki lift IGH. Jasson mengeluarkan kartu yang sama seperti tadi pagi, ia memindai kartu tersebut ke layar yang dipasang di sisi lift IGH.
[ M A R I A N A T R E N C H ]
Terimakasih telah membaca cerita ini, saya tahu cara kalian menghargai seorang penulis. Luangkan waktu sejenak untuk meninggalkan jejak berupa bintang-🌟 itu akan sangat membantu saya dalam berkarya. Jangan mengcopas cerita ini, saya tidak mengizinkan siapapun untuk mengcopas cerita saya. Terimakasih.
Selasa, 30 Maret 2021. [Draf]
Minggu, 4 April 2021. [Publish]
KAMU SEDANG MEMBACA
Mariana Trench [Completed]
Ficção CientíficaTim cadangan yang direkrut Jasson Vescovo terjebak di palung mariana sehingga harus dilakukan misi penyelamatan. Misi penyelamatan itu lah yang menjadi kisah yang penuh dengan tantangan manusia. Ditulis pada tanggal, 27 Maret 2021. Dipublish pada t...