3 - 17

67 28 1
                                    

Jasson terdiam, ia menatap Nobal dan Luce secara bergantian. Menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Ketegangan menguar dari ruangan, OCIO I dan ketiga temannya dalam bahaya mereka ditarik kembali ke dasar palung.

"Bagaimana keadaan sistem kapal PTJ 02?" tanya Jasson.

"Sejauh ini, sistem tidak bermasalah. Hanya saja kapal terus ditarik kembali ke dalam palung," kata Luce. Ia fokus ke layar monitor yang masih aktif.

"Athar, bawa keluar teman-temanmu dari dalam kapal, hati-hati karena itu berbahaya. Aku akan mengirimkan beberapa orang untuk menjemput kalian," kata Jasson.

"Baik Jasson, kami sudah siap. Tinggal keluar saja dari dalam kapal ini."

Athar bangkit dari duduknya dan memberi aba-aba untuk teman-temannya. Gendang telinga mereka fokus mendengarkan apa yang dikatakan Athar.

"Kita akan keluar melewati palkan," Athar berdehem. "air akan masuk melewati lubang palkan, jadi kita harus bergerak lebih cepat. Orion yang akan keluar lebih dulu, setelah itu Mola, Taksa, Bentala, Kiel, Edgar, Johnson dan Aku," Athar menekan tombol kecil yang terdapat pada alat komunikasi itu. "Sambungan kita mungkin akan terputus Jasson, kami akan segera keluar dari sini."

Athar berjalan mendekat ke arah Orion yang siap membuka palkan. Orion membuka palkan, air seketika masuk. Ia keluar lebih dulu dan di susul oleh Mola, Orion menarik tangan Mola agar lebih cepat keluar, setelah itu yang lainnya menyusul.

Athar keluar sebelum kapal selam itu ditarik lebih jauh ke dalam. Mereka segera berenang ke atas. Orion menoleh sekali lagi. Pupilnya melebar, bencana benar-benar akan terjadi. Ia mendorong Kiel yang bersusah payah untuk tetap berenang ke atas. Tingkahnya yang panik membuat yang lainnya ikut melihat ke belakang. Makhluk itu renang lebih cepat dari yang disangka, kurus putih dan wajah yang membengkak membuat Taksa bergidik ngeri.

Jasson ikut serta dalam mengantarkan tim penyelamat. Ia menyebarkan lima speedboat di dekat kapal dan lima speedboat lainnya untuk menyisir sekitar. Ia menatap tenang ombak yang saling beradu, cahaya mentari kian meredup dibalik awan. Ia menekan tombol kecil yang terdapat pada alat komunikasi itu.

"Bagaimana keadaan mereka?" tanyanya.

"Mereka sudah keluar sepuluh menit yang lalu. Komunikasi diantara mereka juga sudah terputus,"

"Cari koordinat mereka. Aku memasang alat itu dibaju penyelam," tukasnya.

"Baik. Luce akan memeriksa letak koordinat mereka,"

Jasson berbalik, Nobal berdiri di ujung sana sambil menatap dirinya. Lelaki itu mendekat, menatap wajah Jasson dengan datar.

"Mereka akan mati seperti kru-krumu sebelumnya Jasson," Jasson mendengkus, ia melewati lelaki yang lebih tua setahun darinya. "jangan mengambil resiko lagi, Dik,"

"Aku bisa."

Orion tersedak air liurnya ketika makhluk itu kian dekat dengan mereka. Athar memberi aba-aba agar lebih cepat. Orion tertegun ketika Edgar ditarik makhluk itu ke dalam. Orion berenang mendekat, mengambil sebilah pisau yang ia sembunyikan untuk kepentingan keamanan.

Lelaki itu mengumpat pada makhluk pucat itu. Ia menancapkan pisau itu ke pundak kirinya. Dari masker ia bisa melihat makhluk itu mengerang suaranya serak dan mengerikan. Orion menarik tubuh Edgar agar menjauh. Darah hitam pekat keluar dari pundak makhluk itu. Matanya menajam menatap Orion dengan garang tangannya terulur ingin menarik kaki Orion namun sebelum itu ia menendang tangan pucat itu dengan sekuat tenaga. Nafasnya terengah-engah walaupun sudah memakai alat bantu pernapasan.

Orion terpaku sejenak ketika urat-urat menyembul dari tangan kurus itu. Ia terdiam begitu lama hingga Athar menariknya menjauh dari sana. Mereka menyelam ke atas, mencoba mencapai permukaan dengan selamat.

Athar dan yang lainnya menyembulkan kepala ke atas, menarik nafas dalam-dalam, mengisi pasokan oksigen sebanyak-banyaknya. Orion membuka masker--alat untuk melindungi mata dari air.

"Badanku mati rasa," itu suara Edgar. Orion menoleh ke arahnya, pikiran buruk berkecamuk diotaknya, ia menyelam mendekat ke arah lelaki itu. "pandanganku juga mengabur,"

"Dekompresi," kata Orion. "Tetap sadar, dan naik ke punggungku," Orion menatap kapal PMJ yang menjulang ke atas. Suara bising mesin terdengar, mereka sama-sama menoleh, ada speedboat yang mendekat ke arah mereka. Namun tanpa diduga sesuatu menarik Johnson ke dalam laut, ia berteriak meminta tolong sebelum masuk ke dalam air. Tim penyelamat datang, mereka langsung melompat ke dalam air mengikuti Johnson.

"Kalian naik! Kami harus membawa sebagian, yang lainnya akan mengurus Johnson," Orion termenung. Pikirannya buyar ketika Edgar mengerang kesakitan pada sendinya.

"Oh tidak, bawa teman kami. Athar kau ikut denganku. Johnson dalam bahaya," kata Orion. Ia menaikan tubuh Edgar ke speedboat.

"Kami menemukan mereka. Yang lain datang kemari!" Lelaki itu berbicara dari HT.

"Kami akan ke sana," suara dari seberang sana membalas.

"Pak, ada benda yang bisa kami gunakan untuk membunuh?"

Lelaki itu menggeleng. "Kami ditugaskan untuk menjemput kalian, bukan untuk bertarung. Rekan kami sudah turun ke bawah sana, semoga dia bisa menyelamatkan temanmu,"

"Ya sudah, terimakasih Pak,"

Setelah memastikan semuanya naik dan diantarkan ke kapal. Orion dan Athar bergegas masuk kembali ke dalam. Sedangkan satu speedboat diparkir tidak jauh dari tempat mereka berenang, hanya untuk berjaga-jaga jika ada kedaan genting. Mata Athar membulat ketika mendapati, darah yang kian menyatu di dalam air.

Potongan-potongan tubuh terlihat tak jauh dari depan. Sosok pucat berenang diantara potongan tubuh, dia menggigit lengan yang sudah terputus dari tubuhnya. Dalam sepersekian detik ia mendekat dengan cepat, kaki-kaki kurusnya mendorong air. Membuat Athar dan Orion gelagapan. Walau takut, Orion mencoba memberanikan diri, tangannya mengangkat pisau yang sedari tadi ia pegang.

Makhluk itu mendekat ingin menggigit Orion tapi dia lebih dulu memegang tangan kurusnya, ia menancapkan pisau dijari miliknya dan menekan kuat-kuat sampai terputus. Orion meraih jari telunjuk yang sudah terpisah, makhluk itu mengerang dan berenang menjauh dari keduanya.





[ M A R I A N A  T R E N C H ]





Terimakasih telah membaca cerita ini, saya tahu cara kalian menghargai seorang penulis. Luangkan waktu sejenak untuk meninggalkan jejak berupa bintang-🌟 itu akan sangat membantu saya dalam berkarya. Jangan mengcopas cerita ini, saya tidak mengizinkan siapapun untuk mengcopas cerita saya. Terimakasih.

Minggu, 4 April 2021. [Draf]

Minggu, 4 April 2021. [Publish]

Mariana Trench [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang