Matahari menaungi Orion dan teman-temannya, cahayanya menerpa kulit putih miliknya. Kakinya terus bergerak mendorong di dalam air. Lautan seakan menjadi tenang setelah makhluk itu mengambil Thomas pergi. Pilot itu dililit oleh makhluk yang telah bermutasi. Kulitnya hitam pekat, tentakel-tentakelnya besar seakan siap untuk mengisap siapa pun. Ia gagal menjaga Thomas. Perlahan awan hitam muncul, membuat sinar matahari tidak lagi bisa menerobos hingga ke bumi. Orion mendongak ke atas, awan kelabu itu yang kini menaungi mereka di atas lautan. Bahkan alam turut berduka atas kepergian lelaki itu.
"Berenang lebih cepat, bung! Awan kelabu di atas sana adalah pertanda buruk!" Brown memberi aba-aba. Bahkan lelaki itu sudah jauh di depan dengan teman-temannya.
Orion mempercepat renangnya, ia tidak boleh larut dalam kesedihan. Lelaki itu dapat menyusul mereka dengan cepat.
"Biarku bantu." Orion mengambil lengan kiri milik kopilot itu dan berenang bersamanya. Lelaki itu tampak lelah.
Gumpalan awan hitam kian banyak, membuat guntur menggema di atas sana. Mola sempat memekik ketika mendengar guntur, bunyinya seperti ada yang menjatuhkan sesuatu ke lapisan ozon. Orion mempercepat gerakannya, jika hujan turun disertai angin kencang itu akan sangat buruk bagi mereka. Perlahan bulir-bulir bening jatuh dari angkasa menimpa tubuh lelah mereka. Bibir mereka memucat karena terlalu lama berada di dalam air.
"Apa Jasson tidak mencari kita?" Mola bertanya, wanita itu terus mendorong kakinya, memaksa kaki jenjang mulusnya agar terus bergerak.
"Aku tidak tahu." Athar membalas. Mola menengadah ke atas membiarkan hujan turun membasahi setiap inci wajahnya.
"Pesisir sudah terlihat! Tetap berenang dan kita akan selamat!" Bentala memekik dari jauh. Membuat semua tatapan beralih ke depan. Mereka masih punya harapan untuk hidup.
"Terus bergerak!" Brown kembali memberi aba-aba kepada mereka semua.
Lekungan terbit dibibir Orion. Ia mempercepat dorongannya di bawah sana walaupun ia harus menanggung beban dipundaknya. Orion terpaksa menggendong lelaki itu dipundaknya karena tubuhnya kian melemah, wajar saja karena usianya sudah tergolong tua. Mereka sempat berharap ada kapal ikan yang lewat dan melihat mereka, namun semuanya sirna ketika Brown bilang bahwa tidak ada nelayan yang akan memancing dengan cuaca buruk seperti ini, ya memang benar. Manusia siapa yang ingin bertaruh nyawa di tengah-tengah ombak-ombak ganas itu.
Suara deru helikopter terdengar sampai ke gendang telinga Orion. Ia mendongak ke atas mendapati satu heli terbang mengudara dari pangkalan penelitian ke pesisir pantai. "Lihat ke atas!" suara bariton Orion memecah suara ombak yang saling beradu. Semua mata mengikuti arah terbang heli tersebut.
"Jasson pasti mengirim seseorang untuk menjemput kita karena kalian tidak menepati janji dengan tiba lebih awal." Kata Brown. "Tetap berenang!" komando Brown membuat aktifitas menatap heli terhenti, mereka kembali melanjutkan aktifitas mereka yang tertunda. Walaupun sudah hampir mati kedinginan mereka tetap maju, tak ingin mati konyol di sini.
Orion membanting dirinya ke pasir. Dadanya kembang-kempis, mencoba untuk mengumpulkan tenagannya kembali. Orion menatap kopilot di sampingnya dia terlihat lebih baik dari sebelumnya. Matanya terpejam sejenak, kilasan peristiwa saat Ayahnya tersenyum kembali muncul dalam benaknya. Berkali-kali Bentala memanjatkan puji syukur karena ia bisa selamat walaupun harus berenang di tengah-tengah guyuran hujan yang cukup deras.
Derap langkah saling bersahut-sahutan, Athar mencari dari mana asal suara itu datang. Matanya membelalak ketika melihat seorang lelaki yang memakai jas hitam dengan dasi abu-abu dilehernya.
"Kalian di sini rupanya," suara itu milik Nobal, Orion menoleh ke sumber suara. "apa yang terjadi?" Brown maju dengan tertatih-tatih.
"Heli dibajak dan jatuh di laut Nobal," Brown berujar lemah tenaganya belum sepenuhnya pulih. "kami menyelamatkan diri dengan cara berenang sampai ke sini," Brown menoleh ke arah Orion. Lelaki itu menggeleng. "Thomas tewas karena kehabisan nafas di dalam ruang kendali, kami hanya bisa menyelamatkan Davis." Nobal mengangguk.
"Ikut denganku. Aku akan membawa kalian ke pangkalan penelitian dengan aman. Kalian, bantu mereka untuk naik ke heli."
Beberapa lelaki berbadan berotot mengangguk dan maju untuk membantu mereka. Bentala sampai dibuat takut karena mereka. Wajah sangar mw
dan mereka membuat siapa saja yang melihatnya akan memilih berlari untuk menghindar.Mola duduk dengan sabuk pengaman menempel dibadannya, ia memejam sejenak mencoba membuang jauh-jauh pikirannya negatifnya bahwa heli ini juga akan sama seperti heli sebelumnya. Dia tersenyum kecut, mengingat perjuangan mereka untuk tetap selamat beberapa jam yang lalu.
"Ambil ini, kalian pasti haus." Athar membagi-bagikan beberapa botol air mineral untuk mereka. Orion membuka segel dari botol tersebut dan meneguknya hingga sisa setengah. Matanya sibuk melihat keluar jendela berharap Thomas masih hidup.
"Baju ganti kalian sudah berada di pangkalan, jadi tidak usah khawatir," Orion manggut-manggut mendengar penuturan Brown. Ia mengeluarkan ponsel miliknya, melihat-lihat benda pipih tersebut, dan menyalakannya. Orion tersenyum kecut. Ponselnya benar-benar mati, wajar saja mereka hampir satu jam berada di laut.
"Kita akan memperbaikinya nanti!" Taksa menepuk pundak Orion, ia mengangkat ponsel itu ke udara. "Ponselku juga mati. Padahal Ibuku ingin menelfonku sebelum menyelam ke dalam palung."
"Kita akan memperbaiki ponselnya. Jadi, setelah diperbaiki kau akan langsung menelfon balik Ibumu dan mengabarinya." kata Orion.
"Ya, Aku akan mengabarinya tapi, Aku takkan mengatakan kejadian tadi, bisa-bisa Ibuku mengomeliku dan menyuruhku pulang." Taksa terkekeh pelan, wajah Ibunya terlihat jelas dibenaknya.
"Ponselku juga mati." Bentala membolak-balikkan ponsel miliknya, ia menatap sendu benda tersebut.
"Semua ponsel yang terendam di dalam air terlalu lama akan mati Bentala." Mola berujar kesal.
"Kau ini, marah-marah terus dari tadi." ucap Athar, sedangkan wanita itu membuang muka acuh.
[ M A R I A N A T R E N C H ]
Terimakasih telah membaca cerita ini, saya tahu cara kalian menghargai seorang penulis. Luangkan waktu sejenak untuk meninggalkan jejak berupa bintang-🌟 itu akan sangat membantu saya dalam berkarya. Jangan mengcopas cerita ini, saya tidak mengizinkan siapapun untuk mengcopas cerita saya. Terimakasih.
Rabu, 31 Maret 2021. [Draf]
Minggu, 4 April 2021. [Publish]
KAMU SEDANG MEMBACA
Mariana Trench [Completed]
Science FictionTim cadangan yang direkrut Jasson Vescovo terjebak di palung mariana sehingga harus dilakukan misi penyelamatan. Misi penyelamatan itu lah yang menjadi kisah yang penuh dengan tantangan manusia. Ditulis pada tanggal, 27 Maret 2021. Dipublish pada t...