01 - Playnimal

4.5K 440 59
                                    


__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________

the first part

©pearsnpearls, april 2021

__________



Hujan yang sejak pagi tidak bosan turun di Jakarta akhirnya sekarang mulai reda, meninggalkan kubangan-kubangan kecil di lapangan rumput yang terletak di samping sebuah bangunan yang dindingnya didominasi kaca dengan aksen tanaman rambat yang menghias sekelilingnya.

Nama tempat itu Playnimal. Bagi para pemilik hewan peliharaan di ibukota, ini adalah salah satu𑁋kalau tidak satu-satunya𑁋lokasi yang menyediakan semua keperluan di satu tempat. Klinik, pet cafe, tempat grooming, area bermain, sampai pet hotel alias tempat penitipan hewan berjejer di dalam satu komplek yang tidak terlalu luas, namun sangat asri.

Sang pemilik, Elizabeth Sunyoto, terlihat memandang ke arah lapangan sambil memberikan instruksi kepada seorang pegawainya agar lapangan yang becek bisa segera digunakan.

Pasalnya, cafe-nya sekarang sudah cukup penuh. Dia tidak tega melihat para anak-anak berbulu yang sedari tadi berteduh, mengais-ngais pintu kaca yang mengarah ke luar, seolah memohon karena tak sabar untuk berlarian.

Perhatiannya teralih karena denting lonceng pintu depan yang barusan dibuka oleh seorang perempuan berwajah sedikit mendung, cocok dengan cuaca hari itu. Sweater rajut berwarna hijau lumut yang dikenakannya sedikit basah di bagian pundak karena rintik yang jatuh dari atas pohon yang menutupi parkiran.

"Where's my baby?" tanya Rosie.

"Masih lemes dia, tapi nggak rewel sih. Definitely a good boy!" pekik Lisa semangat. Ia merasa itu perlu dilakukan mengingat nada bicara kawannya barusan hampir sama lemasnya dengan gonggongan Hank, anjingnya yang sedang dirawat karena diare.

"Geez, of course! Siapa dulu dong mommie-nya! Tapi udah baikan, kan?"

"Udah kok, ini tinggal ditambahin cairan aja. Kata dokternya tadi, infusnya habis kira-kira dua jam lagi, habis itu boleh pulang."

"Thank God ...."

"Kok kemarin yang nge-drop Hank si Teh Alice? Kamu kemana emangnya?"

"Aku lagi perlu sendiri, butuh waktu buat mikir. I need solitude, to be free from obligations, to not put on a show, to hear my own thoughts."

"Nggaya. Kakehan lambe, you Darling!"

Lisa tertawa, memencet hidung sahabatnya itu sekilas. Tapi ia tahu, kalau ucapan yang barusan Rosie keluarkan adalah pengakuan sejujur-jujurnya.

Roselynn Cempaka Lundberg biasanya tidak identik dengan mendung. Dia selalu identik dengan terik cerah yang menghangatkan. Mata coklatnya sering berbinar, begitupun dengan batang hidungnya yang tinggi kerap berkerut saat tertawa.

UNTIL KINGDOM COME ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang