__________
the epilog
©pearsnpearls, october 2021
__________
30 Juni 2024
Hingar bingar musik masih terdengar jelas, bersumber dari panggung megah yang dihiasi lampu, laser, fog machine, dan layar raksasa berdaya puluhan ribu watt. Di sebuah pulau privat di sebelah ujung barat Nusa Tenggara Timur, sebuah festival musik yang beberapa bulan belakangan jadi pembicaraan utama berbagai kalangan sedang berlangsung.
Blaszt Festival, tropical luxury music festival yang diselenggarakan oleh Janitra Live adalah salah satu mimpi seorang Tubagus Jabraan Azis sejak mulai dipercaya mengurusi salah satu anak usaha keluarganya itu. Butuh waktu beberapa tahun hingga ia akhirnya bisa memindahkan idenya dari kepala ke dunia nyata.
Jabraan beserta tim berhasil mendatangkan para musisi dan DJ kelas dunia di satu tempat yang sama, di atas hamparan pasir putih dan hembusan angin sepoi-sepoi yang sejuk. Ini sudah hari ketiga acara itu berlangsung yang artinya tengah malam nanti, mimpinya akan lunas terbayar.
Gurita usaha Janitra Group yang ia pegang saat ini berkembang pesat dan dengan lancarnya festival tiga hari ini, nilai perusahaan di mata investor pasti akan melambung tinggi.
Di sebelah barat panggung terlihat tenda-tenda putih bernuansa bohemian cukup penuh dengan manusia-manusia yang berhasil mendapatkan tiket VIP yang langsung habis kurang dari 24 jam setelah penjualan dimulai.
Satu tenda itu bisa menampung hingga 16 orang, dilengkapi dengan sofa empuk, beberapa meja, pendingin, dan akses ke food vendor serta toilet khusus.
"Kamu yakin nggak mau nyamperin Bang Jabraan dulu?" Rosie mengikat rambut panjangnya yang mulai mengganggu, berusaha mendinginkan tubuh yang mulai berkeringat karena suhu panas lembap yang masih menguasai pulau itu meski matahari sudah tenggelam sejak tadi.
"Hmmm enggak deh, he must be busy backstage. Dari sore aja udah dikerubungin orang terus. Kayanya akan makin banyak proyek deh dia. This festival and being one of Forbes' 30 under 30 surely gonna get him some business interest." Jaden membantu merapikan rambut Rosie yang kembali berkibar karena hembusan angin kencang barusan.
"Nah kamu ninggalin dokter Yuna sendiri emang nggak apa-apa?" tanyanya.
"Hey silly! Tadi kan kamu ya yang manggil aku! Kok jadi aku yang ninggalin kak Yuna sih." Rosie mencubit pelan pipi Jaden. "Dia sendirian nggak apa-apa katanya."
"Aku lumayan kaget loh, Kak Yuna keliatannya anteng dan serius begitu tapi ternyata selera musiknya mengejutkan, ya! Kayak she lives her life to the fullest juga, bisa banget party hard." Rosie masih semangat bercerita, berdua Jaden keluar menjauhi tenda untuk menikmati sisi pantai yang lebih sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL KINGDOM COME ✔️
Genç Kız EdebiyatıJay kira kisah cintanya bersama Rosie tinggal selangkah lagi menuju selamanya, namun ternyata hati sang mawar tak sejalan. Akankah hubungan mereka yang sudah lebih dari satu dekade itu berlanjut, atau malah bertemu ujungnya? ________________________...