__________
the fifth part
©pearsnpearls, may 2021
__________
"Tenan! Kecurigaan gua terbukti! Kan dari awal kata gua kita main santai wae!"
Bams mengibaskan kaosnya yang sudah setengah basah oleh keringat. Tangan kanannya terlihat lunglai, padahal raket tenis kesayangannya masih ada dalam genggaman. Bermain dengan tiga orang super kompetitif membuatnya kehabisan napas.
Bowo, Jeka, dan Jaden juga sama-sama bermandikan peluh, tapi mereka masih belum mau menyudahi permainan yang sudah membelot dari tujuan awal yaitu membuat rileks dan melepas penat.
"Ya kalau mau cepet selesai, ayo lanjut lagi, jangan berisik doang. Skornya tanggung." Bowo berucap tenang sambil melepaskan servis kencangnya ke arah Jay. Mau tidak mau, Bams kembali menyeret langkahnya yang berat untuk bersiap di belakang teman satu timnya itu.
Di seberang net, Jay dan Jeka masih terlihat semangat membalas pukulan, sementara di pinggir lapangan, dua orang perempuan terlihat baru saja meletakkan tasnya di bangku panjang beratapkan kanopi berwarna hijau.
Rosie dan Lisa yang baru selesai berenang sudah kembali terlihat rapi dan segar, bersiap untuk berangkat ke tujuan selanjutnya. Fasilitas Janitra Sports Center yang lengkap dan status mereka sebagai pelanggan bawaan tuan rumah alias Jay membuat keduanya bebas menggunakan apapun di sana, termasuk private changing room yang isinya tak jauh beda dengan kamar hotel berbintang lima.
Kalau saja sehabis ini tidak ada acara, Rosie dan Lisa pasti tidak akan menolak ketika tadi ditawari untuk sauna sekaligus pijat oleh pegawai yang ditugaskan untuk melayani mereka.
"Bambang ki ncen ngisin-ngisini og, paling lemes kalok disuruh olahraga," celetuk Lisa setelah melihat kembarannya kesulitan meraup oksigen saking lelahnya.
"Justru di sini kayaknya case-nya si Bams yang normal. Emang yang tiga aja tuh kompetitifnya keterlaluan. Kita udah rapi, cantik, wangi, mereka masih di lapangan. Padahal tadi mulainya duluan mereka kan." Rosie terkikik geli. Bambang saat ini terlihat seperti anak jerapah baru lahir yang tidak bisa menyeimbangkan langkahnya.
"Lha bener juga ya. Untung si Aming lagi balap di Monaco. Kalok sampek dia yang main, bukan si Bambang, besok sore kita baru pulang!" Lisa menggelengkan kepalanya heran.
"Jay, kita mesti ke Bogor lho!" Teriak Rosie dari pinggir lapangan, "udah mau jam makan siang."
"Honeeeey ... aku so luweeee ...." Kini giliran Lisa yang berteriak manja ke arah Jeka.
Pria-pria yang dipanggil barusan hanya membalas dengan anggukan seadanya. Rosie yakin kalau mereka bahkan tidak terlalu mendengarkan apa permintaan yang barusan dilontarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL KINGDOM COME ✔️
Literatura FemininaJay kira kisah cintanya bersama Rosie tinggal selangkah lagi menuju selamanya, namun ternyata hati sang mawar tak sejalan. Akankah hubungan mereka yang sudah lebih dari satu dekade itu berlanjut, atau malah bertemu ujungnya? ________________________...