__________
the sixth part
©pearsnpearls, may 2021
__________
"Mbak Chris sama Mbak Jes udah dateng," ucap Rosie begitu mereka sampai di halaman rumah yang luas dan teduh karena dipayungi pohon akasia besar dari teriknya sinar matahari.
"Iya, kita yang paling telat ya."
Rosie terlihat tidak enak hati karena mereka adalah yang paling muda di antara tamu yang hadir siang ini, tapi justru datang paling terlambat.
"Udah, nggak apa-apa. Kamu kayak baru pertama ketemu mereka aja. Yuk, masuk." Jay berusaha menenangkan.
Suara denting piring dan alat makan mulai terdengar samar begitu mereka menjejakkan kaki ke dalam rumah. Dulu, sebelum kedua orang tuanya berpisah, keluarga Jaden punya tradisi untuk setidaknya brunch bersama setidaknya setiap satu minggu sekali di akhir pekan. Tradisi yang dibuat Amar, ayah Jaden, agar ketiga anaknya yang sudah mulai beranjak dewasa dan punya kesibukan masing-masing, menyisihkan waktu untuk bertemu keluarga.
Kini, tradisi itu masih berjalan meski seringnya dilangsungkan di kediaman ayahnya di Menteng berhubung sang mama kerap melanglang buana keliling dunia. Hari ini, mumpung Gendhis sedang berada di Indonesia, maka ia mengundang ketiga anaknya untuk melanjutkan tradisi tersebut. Bedanya, kali ini mereka sepakat untuk makan siang bersama.
Begitu sampai di ruang makan yang menghadap ke taman bagian belakang yang penuh dengan koleksi mawar, Jaden dan Rosie langsung menghampiri Gendhis dan memberikan salam.
Jessica terlihat sibuk memindahkan makanan yang ia bawa dari rumah ke piring-piring besar, sementara Chrissia mengisi waktunya dengan mengambil roti yang sedang ditabur di atas salad untuk ia cemil sendiri.
Salah satu alasan Rosie sedari tadi merasa tidak enak karena datang terlambat adalah karena ia jadi tidak bisa banyak membantu persiapan makan siang hari itu. Ia tidak mau jika hanya menjadi tamu yang datang, makan, lalu pulang. Keluarga Jaden sudah ia anggap sebagai keluarga sendiri.
"Hai Tante, maaf banget ya aku sama Jaden telat," ucap Rosie sopan.
"It's okay lah, Ros. Belum mulai juga lunch-nya," balas Gendhis ramah.
"Ada yang bisa aku bantuin nggak, Tan?"
"Nggak ada, udah di-handle semuanya sama asisten Tante. Udah sana dimakan itu cemilannya ada kue putu kesukaan kamu."
"Asik!" Rosie berjingkat semangat ke arah meja bar di seberang, menghampiri kue putu favoritnya dan Chrissia yang sudah lama tak ia temui.
"Kamu tau nggak Si Bu Gendhis Pramudjo ini hampir sebulan loh di Fiji." Chris bercerita dengan mulutnya yang sedikit penuh dengan roti. Sejak bercerai dengan Amar, Gendhis lebih memilih untuk menanggalkan Sadewo di belakang namanya dan kembali ke namanya semasa gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL KINGDOM COME ✔️
Genç Kız EdebiyatıJay kira kisah cintanya bersama Rosie tinggal selangkah lagi menuju selamanya, namun ternyata hati sang mawar tak sejalan. Akankah hubungan mereka yang sudah lebih dari satu dekade itu berlanjut, atau malah bertemu ujungnya? ________________________...