15 - Last Stage of Grief

1.3K 198 25
                                    


__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________

the fifteenth part

©pearsnpearls, september 2021

__________


It's been six days since their escape, and they're currently in the middle of the United States, in a small town in western Nebraska, about 1700 miles from Salem, where they lived.

"How much cash do we have now?"

Karrie sighed in frustration and threw a few bills on the dashboard after a quick count, "Not much."

"Why don't we just use my credit card?"

Karrie is getting more and more frustrated to see Jennex being the spoiled boy that he is, "for fuck sake, Jennex! Use your brain! If that option existed from the start, we wouldn't be like this! People will find us very easily if we leave traces everywhere. Then what's the point of us emptying our ATM card and discarding our sim card? Using your car alone makes me always freaking anxious!"

Jennex looks irritated by Karrie's reaction but chooses to remain silent, "So what should we do?"

"Tonight onwards, we'll just sleep in the car."

Jennex sighed softly, "I think it's about time we should find a job."

"We're too slow. We should've reached the pacific coast if we didn't stop too much." Karrie scowled, "Once we get there, we'll find a job. At least we're already in a different part of the country."





"YAH TABLETNYA MATI!" Hera yang sedang asik membaca kelanjutan cerita Jennex dan Karrie langsung misuh-misuh. Perhatiannya sudah terlanjur tersedot seratus persen ke dalam kisah pembunuhan itu. Untuk ukuran seorang Hera yang seringnya malas membaca novel fiksi, tulisan Rosie adalah satu dari sedikit buku yang menurutnya benar-benar menarik.

"Itu tandanya Teteh mesti nunggu sampai bukunya selesai cetak, terus baca bukunya aja. Lagian kan lebih rapi nanti karena udah lewat editor," Rosie terkekeh geli melihat Hera masih mengetuk-ngetuk layar tablet, berharap alat itu akan menyala dengan sendirinya.

"Ya kalo bisa cepet karena ada orang dalem, kenapa nggak pilih yang itu?"

"Minggu depan udah jadwalnya masuk toko buku sih, Teh. Kan abis itu aku start book tour. Jadi nggak lama-lama banget lah kalaupun nunggu."

"Yeuh, tetep aja! Kalo bisa baca sekarang mending baca sekarang daripada nunggu seminggu kan. Mana ini charger tablet kamu?"

"Di kamar, males ah ambilnya. Jauh!"

"Ih sama lah, aku juga males."

Hera menyandarkan tubuhnya ke tumpukan bantal di gazebo kayu yang terletak di halaman belakang rumah Mimih, panggilan akrab neneknya. Udara Bandung malam itu tidak sedingin biasanya, tapi tetap membuat keduanya merasa perlu membawa pashmina.

UNTIL KINGDOM COME ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang