__________
the eleventh part
©pearsnpearls, june 2021
__________
Paparan sinar matahari biasanya jadi hal yang dihindari Jaden. Tapi hari ini, dia dengan senang hati menerima terpaan sinar hangat itu karena ada sesosok wanita yang kini menahan tubuhnya terbaring di atas hammock.
"Lancar?" tanya Jay pada Rosie yang saat ini berada di atas tubuhnya, tengkurap dan menjadikan dada pria itu sebagai alas untuk menulis.
"Ssstt ... jangan diajak ngomong dulu!" Gadis itu masih sibuk menuliskan beberapa baris kalimat dengan selipan nama Jennex dan Karrie di antara alinea. Sepertinya ia sedang menuangkan idenya setelah sempat buntu.
Rosie mengerutkan dahinya sesekali dan mulutnya sedikit maju karena konsentrasi yang memenuhi pikiran. Jaden gemas setengah mati. Bisa berdua saja dengan Rosie ditemani oleh debur ombak adalah hal terbaik yang dirasakannya beberapa waktu belakangan.
"Yaudah aku minggir dulu gimana? Aku ambilin buah ya?"
"Nggak boleh gerak! Nanti aku lupa," ujar gadis itu sambil masih menulis.
"Baby, aku mau pipis tapi .... Nanti kamu boleh pake dadaku lagi, nulis di sini juga nggak apa-apa, tatoin sekalian."
Rosie akhirnya mengalihkan pandangannya dari buku catatan dan menatap mata Jaden yang kini berbinar penuh harap, membuat gadis itu mau tak mau tertawa.
"Kok ketawa sih?"
"Muka kamu lucu. Kebelet banget ya?" Rosie menggoda dengan menahan tubuh Jaden agar tidak bangkit dari hammock yang sedang mereka berdua tempati.
Pria itu menjawab dengan anggukan semangat. Wajahnya semakin meringis menahan laju cairan yang sudah diujung.
"Rosie, ini namanya kamu ketawa di atas penderitaan orang lain." Jaden mencubit pelan pipi gadis itu. "Kalo aku sampe ngompol di sini, ntar kita nggak bisa romantis-romantis lagi ...."
"Bilang apa dulu?" goda Rosie.
"Please?"
Rosie menggelengkan kepalanya, "no no, kurang gemes."
"Pweaaassseee," rengek Jaden. Ia sudah tidak peduli harus melakukan apa agar gadis ini mau minggir karena yang ada di pikirannya sekarang hanya kamar mandi.
"Okay, udah cukup gemes. Pass!" Rosie tertawa seraya mengendurkan dekapannya dari tubuh Jay yang langsung lari terbirit.
Sejak tiba di Pulau Bawah, segala inspirasi yang akhir-akhir ini tersumbat jadi mengalir lancar. Rosie tidak membawa laptopnya karena ini adalah perjalanan dadakan, tapi memang dari awal ia lebih senang mencatat inspirasi di notebook kecil yang selalu ia bawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL KINGDOM COME ✔️
ChickLitJay kira kisah cintanya bersama Rosie tinggal selangkah lagi menuju selamanya, namun ternyata hati sang mawar tak sejalan. Akankah hubungan mereka yang sudah lebih dari satu dekade itu berlanjut, atau malah bertemu ujungnya? ________________________...