__________
the twelfth part
©pearsnpearls, june 2021
__________
Layar ponsel berwarna hitam itu kini penuh dengan jejak sidik jari si pemilik yang sudah seharian ini bolak balik menyentuh tanpa melakukan sesuatu yang berarti. Hanya dua aplikasi yang ia buka, kontak dan chat. Kalau dipikir-pikir, ajaib juga ponsel itu belum terbanting sejak tadi mengingat setiap selesai disentuh, decakan kesal keluar dari mulut yang punya.
Jay kembali mengingat jawaban Lisa tempo hari saat ditanya tentang keberadaan Rosie yang akhir-akhir ini tidak bisa dihubungi.
"She's fine, Jay. Dia nggak bilang lagi ada di mana, tapi emang dia ngomong ke aku katanya lagi butuh waktu sendiri. Habis dia bilang itu juga aku nggak bisa lagi kontak dia. Udah tenang aja. Anak itu kan emang dramatis dari dulu, nanti juga nongol sendiri."
Tapi pria itu pikir, lima hari menghilang tanpa kabar adalah waktu yang terlalu lama. Puluhan pesan dan panggilan yang ia berikan sama sekali tidak berbalas. Biarpun hubungan mereka sedang banyak cobaan, tapi ia kan masih pacarnya. Jaden berpikir Rosie seharusnya masih melibatkan dirinya, meski hanya sekadar memberi tahu dia butuh waktu untuk sendiri.
Jangan-jangan Rosie pergi sama Mark? Batin Jaden lagi untuk yang kesekian kali.
Namun pria itu selalu menggelengkan kepalanya keras-keras setiap pertanyaan sialan itu muncul. Rosie tidak akan sejahat itu. Lisa benar, Rosie terkadang memang dramatis, tapi Jay tahu betul bahwa ia tidak akan meninggalkan Jay begitu saja demi pergi bersama laki-laki lain. Kalaupun Rosie lebih memilih Mark dibanding dirinya, Rosie pasti bilang.
Iya kan? Rosie pasti bilang kan ya? Tanya pria itu lagi dalam hati.
"Dok, luka pasien di bed tiga udah saya dressing," ucap seorang perawat, membuyarkan lamunan Jaden.
"Terus?" nada ketus tak sengaja keluar dari mulut pria itu.
"Udah selesai dok, butuh tanda tangan dokter untuk klaim asuransi pasien." Mendengar nada ketus barusan membuat Maya, perawat IGD yang sedang berjaga di jam yang sama dengan Jay, langsung bicara dengan hati-hati.
"Oh, okay. Sebentar."
"Dok,"
"Apa lagi?"
"Sama rekam medis pasien yang sebelumnya belum lengkap, dok. Minta tolong dilengkapin ya dok, kan shift dokter udah mau selesai."
"Right. Sorry. Saya lupa."
Seumur-umur ia jadi dokter, baru kali ini Jay setengah hati mengerjakan tugasnya. Bahkan penolakan lamaran Rosie tidak seberapa mengganggu. Mungkin karena waktu itu, meski sedang tegang, mereka masih memberi kabar satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL KINGDOM COME ✔️
Chick-LitJay kira kisah cintanya bersama Rosie tinggal selangkah lagi menuju selamanya, namun ternyata hati sang mawar tak sejalan. Akankah hubungan mereka yang sudah lebih dari satu dekade itu berlanjut, atau malah bertemu ujungnya? ________________________...