13 - The More The Merrier

1.3K 204 36
                                    


__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________

the thirteenth part

©pearsnpearls, july 2021

__________



"Is this seat taken?"

"Yes." Rosie tersenyum seadanya, lelah menjawab pertanyaan yang sama berulang kali.

Perempuan itu sedikit menyesali keputusannya untuk datang ke beach club eksklusif dengan interior yang mengingatkannya pada kota Miami ini. Tadi, begitu ia menjejakkan kakinya di dalam, memang tidak banyak kursi kosong yang tersisa. Rupanya malam ini bukan hanya dirinya yang ingin menikmati semilir angin pantai sambil ditemani jejeran pohon palem yang menjulang dan segelas cocktail di tangan.

Rosie memang ingin ganti suasana dari sunyi yang biasa dinikmati di penginapan menjadi gemuruh musik dan keramaian orang berbincang. Tapi sekarang ia sedang ingin menyerap semua ini sendiri, risih kalau harus berbagi jarak yang terlalu dekat dengan orang asing.

Semakin malam, suasana kian ramai. Musik yang tadinya masih dimainkan dalam tempo sedang, kini perlahan-lahan jadi semakin meninggi. Sejak beberapa menit yang lalu pun DJ yang sedang bermain sudah mulai memanaskan suasana yang langsung disambut teriakan antusias dari ratusan pengunjung yang ada.

Rosie yang tadinya hanya menikmati lagu seadanya, barusan langsung menegakkan duduknya, tersenyum simpul dan bernyanyi pelan terbawa suasana. Karena yang sedang diputar sekarang adalah salah satu lagu club klasik, Mr. Saxobeat milik Alexandra Stan.

Seketika, nostalgia menyeruak di kepalanya, mengingat kali pertama ia dan Jaden pergi berpesta dan mencicipi alkohol di Apta's Affair, pesta yang diadakan anak-anak Apta Sadara setiap ujian semester selesai dilakukan. Masih terekam jelas di ingatan wajah Jay yang merona merah saat akhirnya kadar alkohol yang ditenggak melebihi batas toleransi tubuh.


Jay.

Mungkin nama dan wajah itu memang benar-benar tak akan bisa hilang dari hidup dan ingatannya. Mereka sudah jadi satu, namun ego yang terlalu tinggi jadi penghalang yang menyesakkan.

Bohong kalau Rosie tidak mengakui pada dirinya sendiri kalau alasan kedatangannya ke Bali semata-mata hanya untuk urusan cari inspirasi. Tanpa diakui pun, perkara hubungannya yang akhir-akhir ini terasa terlalu terjal untuk dijalani sedikit banyak berpengaruh ke keinginannya untuk menyendiri. Siapa tahu dengan memupuk rindu, jenuh dan keluh perlahan-lahan bisa melebur hilang.

"Excuse me?!" Rosie memekik kaget setelah lamunannya dibuyarkan oleh seseorang yang barusan meremas bahunya.

"Whoa, easy, Rosie!" jawab Si Pelaku sambil terkikik.

"Matt?! You stupid asshole!"

"Chill, lady .... Nggak baik loh ngomong kasar," ujar lelaki itu masih cengengesan.

UNTIL KINGDOM COME ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang