__________
the tenth part
©pearsnpearls, june 2021
__________
"Kamu tau di sini aku juga cuma editor, Rosie. Aku nagihin kamu karena aku juga udah ditanyain terus sama kantor, nih. Semua udah disiapin dari printing sampai promo, all you have to do is write!"
"I'm trying, Mbak Nat. I really do! Just give me more time, please ... Ya? Ya?" Rosie menangkupkan kedua tangan diikuti dengan kedua pupil yang kian membulat.
Nati Singgih, editor yang sudah bekerja bersama Rosie sejak awal karirnya bertahun-tahun yang lalu, berdecak kencang seraya memindahkan posisi duduknya agar lebih dekat dengan sang penulis. Ia menepuk pelan pundak wanita yang kini kepalanya terlihat tertunduk lesu.
"Aku kerja bareng kamu udah bertahun-tahun, tapi baru sekarang aku liat kamu kaya gini. Kenapa? Mind to share?" tanyanya dengan nada lembut.
"I think this is my first time kena writer's block separah ini. Anehnya, cuma di novel, Mbak. My freelance pieces are fine. Just submitted another one for the New York Times last week, already got a date, going to be published two weeks from now. I didn't even drop a sweat on that one."
"Ya for the New York Times you wrote an article. Totally different dong sama novel. Aku tuh udah baca cerita si Karrie sama Jennex berulang-ulang, eksekusi kamu udah enak banget, Ros. Tinggal lanjutannya aja, nih. We had brainstorming sessions berkali-kali, is that even helping you?"
"It should be ...."
"Tapi?"
"I don't know ...."
Rosie memang sudah mulai bisa melanjutkan novel terbarunya, tapi tetap saja ini masih belum sesuai target. Kalau mengikuti jadwal awal, seharusnya sekarang ia sudah memberikan draft bab 10 pada editornya, tapi sekarang ia baru bisa menyelesaikan hingga bab keenam.
Entah apa yang membuat pikirannya terasa sulit terbuka ketika berhadapan dengan novelnya. Bab selanjutnya seharusnya berisi kilas balik kisah cinta Karrie dan Jennex. Menulis tentang dua orang remaja yang sedang jatuh cinta, seharusnya tidak sulit, bukan? Terlebih, cinta berlebihan Jennex pada Karrie sedikit banyak mirip dengan yang Jay lakukan padanya dulu.
Atau jangan-jangan ini yang justru membuatnya sulit menuangkan ide? Karena Jennex yang ia buat, sedikit mengingatkannya pada pria penyebab keruwetan hatinya.
Tapi kalau itu alasannya, seharusnya sekarang Rosie sudah bisa mulai kembali lancar menulis. Hubungannya dengan Jay akhir-akhir ini sudah mulai kembali seperti semula. Baik dirinya maupun Jaden sama-sama memberikan yang terbaik untuk bisa bertahan dalam hubungan yang sudah lebih dari satu dasawarsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTIL KINGDOM COME ✔️
ChickLitJay kira kisah cintanya bersama Rosie tinggal selangkah lagi menuju selamanya, namun ternyata hati sang mawar tak sejalan. Akankah hubungan mereka yang sudah lebih dari satu dekade itu berlanjut, atau malah bertemu ujungnya? ________________________...